Typo bilang....
_Selamat membaca_
*
****
Niat awal adalah untuk mencari Julian, Darega malah diperlihatkan dengan sepasang manusia yang salah satunya sangat ia kenali.
Darega terdiam dengan sorot dinginya, melihat sepasang manusia yang saling berpelukan di bawah pohon mangga, yang ada di belakang sekolah.
Walaupun hanya melihat dari balik punggungnya saja, tapi Darega bisa menebak. Postur tubuh mungil yang terlihat rapuh itu adalah milik seorang gadis yang sedari tadi ia cari-cari.
Padahal tadi sebelum bel masuk gadis itu berada dipelukannya, eh sekarang sudah beralih kepelukan orang lain. "Murahan cih!" decihnya.
"EGA SAYANG KAMU NGAPAIN DI SINI?" Dari arah koridor utara Dinda berlari menghampirinya sambil berteriak keras, yang mana teriakannya dapat membuat beberapa pasang melihat pada mereka berdua, tak terkecuali dua orang yang ada di bawah pohon mangga itu, baguslah ini memang yang Dinda inginkan.
Darega memejam malas mendengar teriakan cempreng gadis ini, umpatan dan decakan bahkan sudah lolos dari bibir manisnya, namun sayang gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya dan malah bergelayut manja di lengan Darega.
"Ehh Silma, kalian lagi pacaran ya?" tutur Dinda dibuat polos, saat Silma menatap mereka dengan tatapan terkejut.
Silma sendiri hanya terdiam kaku, entah mengapa dirinya seakan tak rela melihat Darega dengan gadis lain, tak mungkinkan jika Silma cemburu? Sungguh tidak tahu diri jika benar begitu.
Tak sengaja manik matanya bertemu tatap dengan manik hitam tajam lelaki itu. Hanya beberapa saat, karena Darega dengan cepat mengalihkannya, jujur itu membuat hati Silma seakan terganggu.
Apalagi tatapan Darega sangat dingin tidak seperti biasanya, hal yang membuat hatinya semakin mencelos.
Darega menunduk menatap Dinda, yang hanya setinggi bahunya, "Lepas!" bisiknya penuh penekanan.
"Hah? Iya, kamu bener mereka cocok banget ya sayang." Darega menggeram, bukannya mendengarnya, Dinda malah semakin menyenderkan kepalanya di bahu Darega.
Daniel merotasi matanya dengan malas, tangan cowok itu bergerak merangkul bahu Silma. Dia tahu arti tatapan lelaki itu pada Silma, ia tersenyum smirk.
Sedangkan Silma terkaget melihat Daniel tiba-tiba merangkulnya mendekat sambil tersenyum manis padanya, lelaki itu beralih menatap sepasang sejoli yang berdiri tak jauh dari mereka, "Oh makasih, tentu kita memang cocok!"
Satu kalimat yang sukses membuat jari-jemari Darega mengepal, cowok itu menyentak tangan Dinda kasar, dan tanpa sepatah kata pun Darega melenggang pergi begitu saja, ia muak melihat semuanya.
Silma menatap punggung Darega yang perlahan menjauh, Bolehkah Silma berharap Darega akan cemburu melihat kedekatannya dengan Daniel? Biarkan Silma tidak tahu diri untuk kali ini.
Dinda tersenyum puas menatap kepergian Darega. "Sorry kita ganggu, pacar gue emang paling gak suka lihat orang yang berbuat mesum," kekeh gadis itu, lalu pergi meninggalkan Silma dan Daniel.
Daniel melepas rangkulannya, cowok itu menatap Silma yang masih menatap kepergian Dinda, ia menghela nafas Daniel tidak bodoh sampai tidak tahu apa arti tatapan dari mereka berdua.
"Cemburu lo?"
Silma melotot kaget, gadis itu memukul pelan pundak Daniel, "Daniel apaan sih!"
Lelaki itu terkekeh geli melihat Silma yang salah tingkah, "Dia suka sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Takdir [Tamat]
Подростковая литература[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jadi dekat. Baru saja ia bisa merasakan bahagianya Cinta. Namun, takdir mengubah semuanya. Ya, karena t...