PART 51 : Hancur

149 8 0
                                    


"Dalam lara ku tertawa."

_______________

Darega hanya diam saat Silma pergi di bawa Adefta. Silmanya telah pergi karena kebodohannya sendiri. Darega mengacak rambutnya frustasi, dia bahkan tak tahu kemana Adefta akan membawa Silma.

"Dadah Silma, Jangan lupain kita ya." Reynald dan Aditya melambaikan tangannya sampai mobil Adefta menjauh hingga tak terlihat dari pandangannya.

Aditya tadi datang saat Darega sudah berbicara dengan Silma, entah mungkin Reynald yang menghubungi Aditya mereka disini.

Beby tersenyum menatap Darega yang terlihat frustasi. Gadis itu menghampiri Darega, "Gadis itu berarti banget ya, bagi kamu?"

Darega hanya diam, mengusap wajahnya kasar lalu melangkah pergi.

"Kalo dia berarti bagi kamu, kenapa tadi kamu gak milih dia?!"

Teriakan Beby membuat Darega berhenti dia berbalik menatap tajam gadis itu.

"Dan biarin lo mati gitu? Gue masih punya hati, untuk gak biarin sahabat gue mati gitu aja!" tandasnya dingin.

"Kalo kamu masih nganggep aku sahabat, kenapa kamu gak dateng sore tadi Darega?!"

Darega diam, menatap sendu pada Beby hingga pandangannya bertubrukan dengan tatapan sinis Keola di belakang Beby.

"Gue punya alasan untuk itu!" tukas Darega lalu melangkah pergi masuk ke mobil, kemudian melajukan mobilnya.

Reynald dan Aditya saling pandang, mereka menatap tak enak pada Beby dan Keola. "Eh, kita pulang dulu ya, see youu!" teriak Reynald menarik Aditya pergi.

"Si Darega pake ninggalin gue segala lagi," gerutu Reynald, "Gue nebeng, sama lo ya Dit?"

"Siap, ongkosnya aja nanti yang merah sabi kali." Aditya menaik turunkan alisnya sambil tersenyum tengil.

Reynald terkekeh, "Tenang aja, gue orangnya suka memberi sama orang yang tidak mampu."

----

Darega menyugar rambutnya kebelakang, berulang kali membaca rentetan pesan dari Beby membuat hatinya kembali di lingkupi rasa bersalah.

Sepulang tadi Papi Tio langsung memberikan ponselnya pada Darega, dan meminta maaf atas kesalahannya selama ini.

Tak ada alasan juga bagi Darega untuk tidak memaafkannya, karena selama ini Tio lah yang menggantikan peran menjadi ayahnya di saat Papah kandungnya sendiri tidak peduli padanya.

Aku kecewa sama kamu Darega...

Kalimat yang sama di ucapkan oleh dua gadis yang berbeda padanya hari ini. Benar, kata Keola dan Adefta dirinya memang brengsek, mengecewakan dua orang gadis yang berarti secara bersamaan.

Wajar Silma kecewa padanya, selama ini Darega tidak pernah mau jujur tentang masa lalunya pada Silma. Bahkan tentang penyakitnya Silma juga tak tahu, Darega belum siap jika harus melihat wajah sedih Silma saat mengetahui segalanya.

Setiap kali gadis itu membahas masa lalu, dan menanyakan kenapa dirinya sering check up ke rumah sakit. Darega selalu mengalihkan pembicaraan saat gadis itu bertanya. Alasannya simple Darega tidak ingin Silma terluka, Darega tidak ingin Silma salah paham, dan menyimpulkan jika dirinya mencintai Silma hanya karena namanya hampir sama dengan Silwa.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang