Part 6|Aku Dan Sunyi

276 27 1
                                    

Selamat membacaa~

Typo mohon dimaklum🙏

REVISI!

******

Baik Silma maupun lelaki itu sama-sama tidak ada yang mengeluarkan suara, lelaki yang diketahui bernama Daniel masih diam mendengarkan Silma yang berusaha menahan tangis, ia tahu jika gadis ini sedang ingin menangis.

"Kalo masih mau nangis gak papa lanjut aja, aku gak bakal liat kok."

Silma menggeleng ia mengusap kasar wajahnya, dia merasa canggung berbicara dengan seorang lelaki seperti ini, Silma tak pandai membuka topik pembicaraan. Ia manusia naif jika menyangkut soal berinteraksi.

Jika jujur, jujur Silma merasa ternganggu dengan adanya Daniel. "Kamu kenapa bisa di sini?" tanya Silma sambil menunduk, gadis itu memainkan jari-jemarinya di atas paha.

"Kamu suka sunyi Sil?" Lelaki itu mengalihkan pembicaraan, dengan berseru senang seolah telah saling mengenal.

Silma jawab mengangguk, yes true. Silma suka sunyi, sunyi itu tentram, menenangkan, dan Silma tidak akan mendengar suara sorakan atau teriakan mengejek di saat sunyi. Karena Silma lebih suka menyendiri dari pada berdiri di tengah banyak orang.

"Aku juga suka sunyi, maka dari itu aku sering ke sini," tutur Daniel.

Lagi-lagi Silma hanya bisa mengangguk kaku, ia tidak tahu harus menanggapi apa.

"Aku suka sunyi, tapi aku benci kesepian."

Silma berkerut bingung, apa maksud lelaki ini. Bukannya sunyi itu sepi, mereka masih satu paket bukan.

"Aku gak ngerti," kata Silma polos.

Daniel tertawa kecil, "Itu karena kamu mungkin gak pernah ngerasa kesepian."

Tidak, Silma pernah atau bahkan sering. Ia selalu merasa kesepian setiap harinya, Silma selalu merasa dirinya sendirian di dunia ini. Tidak ada ibu dan ayahnya yang selalu menuntunnya, tidak ada sahabat dan teman yang akan merangkulnya.

Ibaratnya Silma berjalan sendiri di dunia ini, melewati kerikil tajam dengan kesendirian dalam sepi.

Daniel terenyuh melihat tatapan kosong milik gadis ini, ia mengeluarkan sesuatu dari balik hoodienya, barang kesayangan yang selalu ia bawa ketika sendiri. "Buat kamu, aku kira kamu kayaknya butuh itu untuk mengusir sepi." Daniel meletakan sebuah kotak musik di tengah-tengah Silma.

Karena Daniel tahu, Silma cewek aneh yang takut akan sentuhan. "Dulu aku juga pakai itu untuk mengusir sepi, tapi sekarang itu milik kamu, karena kamu lebih butuh dari pada aku,"

"Aku pergi duluan ya Silma, bel masuk udah bunyi."

Silma terdiam dengan pandangan yang menatap kotak musik itu, ia mengambilnya dan menekan tombol, lalu mengalirlah alunan indah yang keluar dari benda itu. Silma menatap punggung Daniel yang sudah menjauh, senyum tipis terbit dari bibir Silma. "Ku harap kamu tidak seperti mereka."

~~

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Darega dan teman-temannya selalu meluangkan waktu untuk menongkrong di wapik bersama dengan anak CYBER lainnya.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang