"Saat Rindu tak bisa bertemu, hanya doa yang ku panjatkan agar hari cepat berlalu."
________________________________
Seminggu ternyata berlalu sangat lama bagi Silma, dan hari ini kekangan nya sudah berakhir. Ya, Silma senang sekali akhirnya ia bisa menikmati kebebasan nya kembali, meski rumah nya tetap di jaga.
Sejak seminggu itulah Silma dan Darega tidak bertemu, jika di tanya apakah dirinya rindu? Tentu saja, Silma sangat ingin tahu perkembangan keadaan Darega. Tapi, meski ia tak bertemu dengan pemuda itu, Silma bisa tahu keadaan Darega lewat informasi dari Alvin. Alvin bilang ternyata Darega sudah pulang dari rumah sakit empat hari yang lalu.
Jika saja ada ponsel nya, mungkin Silma juga tak akan repot harus menanyakan keadaan Darega pada Alvin, masalah nya ponselnya juga ikut di sita seminggu kemarin. Terkekang sekali bukan rasanya?
Kebebasan nya, itu sama saja menjemput kembali tatapan benci dan cemoohan teman-teman nya pada Silma. Seperti sekarang ini, mereka merasa senang karena tak ada lagi yang mengawal Silma, jadi mereka bisa bebas membully atau menyuruh-nyuruh Silma kembali.
Silma mencoba tak acuh dengan semuanya, gadis itu terus berjalan dengan senyum merekahnya. Tanpa memperdulikan mereka semua yang menatap sinis padanya.
Dia senang, selain bisa bebas. Hari ini Silma akan kembali bertemu dengan Darega. Ya, Alvin bilang Darega akan kembali bersekolah hari ini.
"Ciee, yang udah bebass." Zeva merangkul pundak teman nya, membuat Silma menolehkan kepalanya menatap sahabatnya. Silma memang sudah menganggap Zeva sahabat nya.
"Aku senang banget Je, kaya yang bebas dari tahanan aja."
Zeva tersenyum sendu, "Lo emang berhak bahagia!" Gadis itu memakaikan Silma kacamata hitam.
"Je? Kenapa kamu pakein aku kacamata?"
Tangan Zeva menahan Silma yang hendak membuka kacamata, "Biar lo gak harus lihat mereka yang natap benci ke lo!"
"Gue bantu jalan!"
Kacamata hitam itu memang sedikit buram, terlihat akan sangat tidak jelas jika memakainya. Silma hanya diam, saat Zeva merangkul nya untuk kembali berjalan. Bibir kecil nya membentuk sebuah senyuman, Silma berjanji hari ini adalah hari bahagia nya, jadi ia janji tak akan mengeluarkan air mata. Setidaknya untuk hari ini.
-o0o-
Kali ini beruntung sekali bagi kelas Silma mendapat jam kos saat pelajaran Pak Dirham, biasanya guru satu itu tak pernah absen dalam mengajar.
Bersyukurlah mereka, karena sekarang pak Dirham hanya menitipkan tugas saja pada ketua kelas.
"WOY! WOY!" teriak Reza, ketua kelas Silma. Lelaki itu berteriak menginterupsi teman-teman nya yang asik bergaduh.
"Apaan sih Za, riweuh pisan!" gerutu Andi, kegiatan bermain game nya terganggu karena teriakan melengking dari Reza.
"Yeh, nanti dulu main nya. Ini kerjain dulu tugas dari Pak Dirham." Reza membagikan selembaran kertas itu pada teman-teman nya, termasuk pada Silma dan Zeva, "Nanti dia koar-koar lagi kalo gak di kerjain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Takdir [Tamat]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jadi dekat. Baru saja ia bisa merasakan bahagianya Cinta. Namun, takdir mengubah semuanya. Ya, karena t...