Part 37| Menjauh Lebih Baik

152 17 2
                                    


"Tidak semua masalah bisa di ceritakan, cukup di pendam. Karena kadang tak semua orang bisa mengerti apa yang kita rasakan"

_______________

Silma Pov

-o0o-

Hari hampir petang saat aku tiba di komplek rumah ku, jarak rumah sakit tadi dengan rumahku memang cukup jauh, apalagi jalanan yang macet sehingga memakan waktu cukup banyak agar aku bisa sampai rumah.

Aku sengaja menyuruh Julian agar menurunkanku tak jauh dari rumah,  lebih tepatnya di taman yang ada di komplek ini, tak jauh hanya terhalang beberapa rumah saja.

Julian sempat menolak agar tetep keukeuh mengantarkan hingga depan rumah dengan alasan Darega. Tapi aku meyakinkannya, dan membujuk Julian agar aku turun di sini saja.

"Gue anterin sampe pagar rumah lo deh, sampai depan pintu kamar lo juga gue jabanin yuk! Entar si Ega ngamuk lagi ke gue, gara-gara gue turunin lo di tengah jalan!" omel Julian, lelaki itu menatap cemas diriku yang sedang melepas helm.

"Di pinggir jalan Jun, bukan di tengah! Udah gak papa kali, ini juga kan udah sampai di komplek perumahan aku." Aku tersenyum geli.

Awalnya aku kira perjalanan pulang dengan Julian akan sangat canggung, tapi ternyata tidak Julian adalah orang yang baik juga mudah akrab, Julian juga tidak seburuk seperti yang ku kira.

"Iya di pinggir jalan tapi kan-"

"Udah, sampai sini aja makasih ya!" Aku memotong ucapan cowok itu, lalu menyodorkan helm yang tadi di pakai pada Julian.

Julian mendengkus, pemuda itu melirik kesal diriku sebelum menstater motornya, "Emang ngeyel ya lo!" Di pakainya helm yang tadi sempat dibuka Julian, "Dah lah, Samlekom!" sambung pemuda itu, setelahnya motor itu pun melaju pergi.

Aku menggelengkan kepala seraya tersenyum, "Waalaikumsalam."

Kaki ku kembali melangkah, di taman ini bisa di bilang cukup ramai saat sore-sore begini. Aku tersenyum samar tak sengaja mataku melihat tetanggaku yang tengah bermain bersama keluarganya, ah tampak seperti keluarga harmonis, impianku sejak kecil.

Bagaimana ya, rasanya bermain bersama orang tua? Aku bukannya tidak pernah, hanya saja aku tidak bisa mengingat masa-masa itu, yap karena amnesiaku, aku melupakan sebagian memori dalam hidupku.

Memori indah bersama Mama dan Papa yang kuingat hanya sejak waktu itu, tepatnya saat di umur 7 tahun. Aku ingat dulu pernah berlibur bersama kedua orang tua ku ke pantai, bukan hanya kita bertiga saja tapi-- juga ada seseorang yang sampai saat ini tak dapat ku ingat rupanya.

Itu mungkin satu-satunya kenangan yang aku punya bersama Mama dan Papa, memori indah yang sialnya aku tidak dapat lagi merasakannya.

Karena setelah itu, aku mengalami kecelakaan ini yang sekarang merenggut semua ingatanku tentang orang-orang yang kusanyangi, entahlah kadang aku bingung, agaknya ada sesuatu yang aku lupakan, yang membuat semuanya kini berubah nampak asing, hidupku ini terlalu asing bagiku.

Saat beranjak masuk SMP, aku sering kali bermimpi tentang dua orang gadis kecil. Di mimpi itu sama persis dengan ingatan hitam yang dulu sempat datang.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang