Part 24|Hero, This Is My Ibliss

184 22 0
                                    


.
.
.


Happy Reading

°°°°°°°

Malam ini Julian, Aditya dan Alvin memutuskan untuk bermain di apartemen Darega, sekaligus mengecek lelaki itu karena dari tadi sore Darega susah dihubungi.

Julian dan Aditya terus menekan bel apartemen Darega. Sedangkan Alvin, cowok itu hanya menatap malas kedua teman gobloknya yang begitu rusuh.

Membuat orang-orang yang berlalu lalang menatap kesal mereka bertiga, akibat teriakan dari kedua cowok itu.

"EGAAA YUHU, DAREGAAA!" teriak Julian.

"EGAA, HAYU MAIN YU!!" tambah teriakan Aditya. Membuat Alvin menahan malu.

Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri mereka bertiga.

"Mas tolong dong, suruh teman nya jangan berisik!" ujar pria itu dengan wajah kesalnya pada Alvin.

"Like-like gue dong! Lo siapa ngatur- ngatur!?" sewot Julian, membuat pria paruh baya itu semakin kesal.

Alvin meringis malu, "Maaf Pak, saya juga gak kenal mereka siapa."

Aditya mendelik tak terima, "An--col, hehe,"
ringis nya saat melihat Alvin menatap tajam seakan ingin memakannya.

Bapak itu menatap sinis mereka, "Berisik tau gak tong?! Hih, ganteng-ganteng kok goblok!" ejek Bapak itu, lalu pergi begitu saja.

Setelah Bapak itu pergi, Alvin menatap kedua teman nya datar, "Minggir!"

Julian dan Aditya spontan memberi jalan, melihat raut Alvin membuat mereka patuh seketika.

Alvin maju, membuka sandi apartemen Darega, kemudian ia melenggang masuk ke dalam setelah pintu itu terbuka lebar.

Julian dan Adit menganga lebar, "Kenapa gak ngomong dari tadi sih!?"

"Alvin Sialan! Sia-sia dong gue teriak teriak," gerutu Julian.

Mereka pun ikut masuk ke dalam.
Hal yang pertama kali ketiganya lihat, saat masuk adalah si pemilik Apartemen yang tengah tertidur di sofa.

Julian dengan santainya duduk di sofa sebelah Darega, "Punya temen gini amat ya, gue capek teriak-teriak, eh si kampret malah enak tidur di sini,"

"Lah, punya temen kek lo musibah banget!" timpal Adit seraya terkekeh.

Julian hanya mendelik sinis, "Gaaa, bangunn lo!" pekiknya sambil mengoyang-goyang kan tubuh Darega.

"Ini anak gak meninggoy kan?" celetuk Adit polos.

Alvin mendelik, tangannya menggeplak pundak Adit, "Ngomong lo!"

"Ya sorry," ujar Aditya sembari mengelus pundaknya.

Julian menempelkan tangannya di dahi Darega, "Masih panas kok, belum meninggoy," ucap cowok itu dengan wajah di buat polos, membuat Alvin menatap tajam ke arahnya.

"Gak usah doa in gue juga gue bakal meninggal, tenang aja!" ungkap Darega dingin.

Cowok itu membuka matanya perlahan, terlihat sahabatnya yang kini menatap bersalah ke arah Darega.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang