"Jangan terlalu larut dalam sedih, hidup mu juga butuh bahagia"
____________________________________
REVISI!
°°°°
Entah apa yang terjadi dengan perasaannya kali ini, yang jelas Darega khawatir, sangat-sangat khawatir dengan keadaan gadis aneh itu. Ia tak tahu mengapa, tapi melihat Silma di seperti melihat dirinya sendiri yang sama rapuhnya seperti gadis itu.
Darega menyenderkan tubuhnya di dinding, berulang kali menghela nafas berat. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu? Kenapa Silma selama ini di dalam? Atau jangan-jangan Silma-- ah tidak-tidak Darega spontan menggeleng tidak mau berpikiran negatif.
Teman-temannya pun tetlihat sungkan ingin bertanya, mereka terlihat aneh dengan Darega yang jauh dari sifat lelaki itu biasanya. "Lo kenapa Ga?"
Darega dengan cepat menggeleng menjawab pertanyaan Alvin.
Aditya memicing menatap gadis yang berdiri di samping Alvin, gadis itu tengah menggigit kukunya, khawatir. "Lo siapa?"
Zeva berdecak, dia meneggakan tubuhnya menatap malas cowok itu yang memandangnya dengan penuh penasaran. "Human!" cetusnya.
Aditya mengernyitkan dahinya, "Human itu yang bawa penyakit bukan sih?"
"Itu mah kuman bego!" Julian greget sekali dengan kepala Aditya, dia menoyor kepala temannya itu.
Darega berdecak, dia menatap tajam temannya itu. Teriakan Julian membuat siswa lain sampai menghentikan langkahnya, "Yan diem! Bisa?"
Julian menggaruk tengkuknya yang kebetulan gatal, ia menyengir kaku pada Darega. "Lo sih!" geramnya mencubit pinggang Aditya.
Aditya meringis, dia mendorong temannya itu menjauh. "Emang human apaan?"
"Huntu mantan!" ucap Julian asal.
Ucapan asal Julian berhasil membuat Aditya tertawa terbahak-bahak, bahkan yang lain pun mengulum senyumnya. Bukan karena lucu dengan ucapan Julian, tapi karena tawa Aditya yang terlihat lucu.
Tak lama kemudian, pintu UKS terbuka membuat mereka semua memusatkan pandangan pada seseorang yang keluar dari pintu UKS.
"Gimana bu? Silma gak kenapa napa kan?" tanya Zeva cepat saat dokter cantik itu membalikan tubuhnya.
"Nafas dulu bego, main nyerobot aja lo!" bisik Adit pada Zeva saat melihat dokter itu menghela nafasnya. Ia terkikik geli melihat tatapan tajam dari gadis itu.
"Gimana keadaan dia, Bu Nisa?" tanya Darega pada wanita itu.
Bu Nisa adalah perawat yang menjaga UKS SMA ini, dia yang sering menangani anak-anak SMAPER jika ada yang sakit.
Wanita itu menatap bingung anak-anak di depannya, Bu Nisa menghela nafasnya. "Silma gak papa kok, dia cuma shok doang tadi, sekarang juga udah sadar kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Karena Takdir [Tamat]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ------ "Gak semua cowok brengsek seperti yang Lo takutin!" Akibat permintaan dari gurunya yang mengakibatkan mereka jadi dekat. Baru saja ia bisa merasakan bahagianya Cinta. Namun, takdir mengubah semuanya. Ya, karena t...