Part 15|Rooftop

208 21 0
                                    

"Cinta itu ibarat kentut, ditahan bikin sakit, kalo gak ditahan suka malu."
-

unknwon-

_______

REVISI!

Silma terus memberontak, hingga Darega kini membawanya ke atas rooptof. Entah apa yang akan cowok itu lakukan, bahkan tadi saat Dinda meneriakinya cowo itu tetap acuh, malah Silma yang tidak enak dengan Dinda.

"Kamu gak bisa narik saya seenaknya ke sini!" Silma menatap Darega tajam yang dengan santainya duduk di bangku panjang yang ada di sini.

"Sama cowok lain aja pake aku-kamu, giliran sama gue kaku banget." Darega melirik Silma yang mengernyit tak mengerti, ia berdecak dan menarik Silma duduk di sampingnya. "Lupain!"

Setelahnya tak ada yang membuka suara, keduanya sama-sama diam dengan pikiran masing-masing dengan mata yang menayap lurus pada langit cerah, menenangkan sekali memandangnya.

Silma meringis saat suara perutnya yang tidak bisa diajak kompromi, membuat Darega terkekeh, lelaki itu melempar kotak bekal dari Dinda ke pangkuan Silma.

"Tuh makan!"

Silma menoleh pada lelaki itu yang tersenyum mengejeknya, masa bodo dengan Darega. Silma tidak munafik jika sekarang dirinya memang benar-benar lapar.

Ia baru ingat jika tadi pagi belum sempat sarapan. Gadis itu membuka tutup kotak bekal yang di dalamnya berisi spaggheti dengan nugget, makanan kesukaannya.

Tanpa sadar mata Silma berbinar, dan melupakan fakta jika Darega melihatnya dengan tatapan gemas.

Cara makan gadis itu tanpa sadar membuatnya menelan ludah, Darega mengubah posisinya menghadap ke arah Silma. Parah kalo emang dia gak niat nawarin gua! batinnya kesal.

"Ekhem, enak ya?"

Silma menoleh, dengan mulut yang masih mengunyah. Dia menelannya sebelum menjawab pertanyaan Darega. "Enak kenapa, kamu mau?"

Silma masih tahu diri kok jika ini adalah jatah lelaki itu dari Dinda, maka dari itu ia menyisakan sedikit.

Darega berdehem, "Nggak nanya aja!"

Sialnya perut cowo itu juga berbunyi, membuat Silma tersenyum geli melihat Darega yang memejam malu.

Silma geleng kepala, dia memutar garpu untuk membelit mie lalu menusukan nugget, dan menyodorkannya di depan mulut cowo itu. "Buka mulutnya!"

Darega berdehem, menaikan satu alisnya, "Lo mau ngapain?"

"Yaudah ni-"

Silma mendengkus waktu Darega menarik tangannya dan melahap suapan dari Silma.

"Gitu aja baperan," sahut Ega datar, sedang Silma tidak peduli.

Dia kembali melahap mie yang Silma suapkan, "Cowok tadi siapa?" tanyanya ogah-ogahan.

Silma mengernyit, "Maksud kamu?"

Darega mengibaskan tangannya, "Udah akh lupain!"

"Ingat kali ini sehabis pulang sekolah kita belajar! Gue gak mau tahu!"

Silma mengangguk sambil menutup kotak bekal yang isinya telah mereka habiskan, "Yaudah tinggal tempe aja." Ia terkekeh kecil saat melihat wajah melotot Darega. "Iya aku usahain."

Darega mengulum senyum, "Gitu dong jangan kaku,"

"Lo mau minum gak?" tanya Darega.

Silma mengangguk sebagai balasan.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang