PART 40 : Lelah

141 12 0
                                    


"Di saat pikiran dan tubuh mengikuti kata hati"

______________________________


Darega menatap jengah pada ketiga pemuda yang tengah mengadakan acara reuni di kamar inaf nya.

"Tumben balik bang? Duit lo habis?" tanya Julian.

"WIH, SEKATE-KATE LO. GAK LAH!" seru Reynald tak terima. "gue kan mau menjadi Abang yang baik, makanya gue pulang, kan adek kesayangan gue lagi sakit," lanjut nya seraya menaik turun kan kedua alisnya pada Darega.

Ceklek...

"ABANG PAKBOY PANUTAN KU!!!"

Darega mendesah panjang melihat seorang anak lelaki yang berjalan dari arah pintu, tolong selamat kan dia dari komplotan mereka.

"FAKBOYY CILIKK KU!!"

Mereka bertos ria dengan Arsha seraya tertawa ala fakboy.

"Pasword nya dulu dong Ca, buat kita." Julian menaik turunkan alisnya.  "Bang Julian kaya apa?"

"SYAHRUKKHAN!!" seru Arsha semangat.

"Bang Reynald kaya apa?" Reynald ikut-ikutan.

"AMAR KHAN!"

"Bang Adit? Bang Adit?" Aditya juga tak ingin ketinggalan.

"BURIK KAN!!"

"WOY BOCIL, MULUT LO DI AJARIN SIAPA?!" protes Aditya tak terima sedangkan mereka sudah tertawa melihat kekesalan nya.

"Sama Bang pakboy," ujar Arsha polos seraya menunjuk Julian.

Darega menarik sudut bibir nya, setidak nya kehadiran mereka ada guna nya untuk Ega, sejenak dia bisa melupakan tentang masalah nya.


Dia tersenyum saat Arsha berjalan menghampiri nya, "Arsha sama siapa ke sini?"

"Sendiri." Anak itu berusaha naik ke atas brankar Darega, "Bantuin Bang, susah ih!"

"MAKANYA TUMBUH ITU KE ATAS!" cibir Aditya, menirukan iklan. Sepertinya pemuda itu masih kesal karena tadi.

"Syirik aja burik!" cetus Arsha kurang ajar.

Darega menahan tawanya, dia membantu Arsha naik ke atas tempat tidur nya. Sedangkan Julian dan Reynald tengah asik bermain game, "Arsha gak boleh gitu! Bang Adit entar nangis lagi,"

"Sialan lo Ga, sama aja!" sewot Aditya.

Arsha menatap Darega sedih, anak itu meniup-niup luka di tangan Darega yang mulai mengering, "Abang, jangan sakit terus dong." Arsha bergerak mengelus, rambut Darega. "Acha kan mau main sama bang Ega dan bang Rey," sambung nya.

Darega tersenyum miris, "Doa in abang ya, biar sehat terus."

Reynald yang tengah bermain game seketika berhenti, saat mendengar ucapan Darega. Dia menatap Darega dan Arsha yang tengah berpelukan, dia juga ikut sedih apalagi melihat mata Darega yang memerah. Lo kuat Ga, gue yakin itu!  batin Reynald sedih.

Tak lama pintu itu kembali terbuka menampilkan Alvin dengan wajah datar nya.

"SI KOPIN, GAK GANTI-GANTI MUKANYA DATARR MULU!" teriak Reynald berusaha mengalihkan perhatian Darega.

Karena Takdir [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang