50

3.8K 406 79
                                    

Happy Reading!




Ara terbangun begitu sebuah tangan mengusap kepalanya. Setelah menyesuaikan kesadaran gadis itu membuka matanya dan mendapati Ira yang tengah tersenyum.

"Kok tidur di sini Ra. Pindah gih, dingin nanti sakit". Tegurnya.

Gadis itu menekuk kedua kakinya ke atas sofa. Matanya melirik jam dinding. Pantas ia merasa kedinginan, saat ini sudah malam ditambah hujan deras. Ara memijat kepala nya yang sedikit pening, ia sudah merasakan pusing sedari siang tadi.

Mama Ira baru pulang dari liburan bersama teman arisannya. Dia hanya sendiri di rumah ini dari pagi. Bi Yati yang mengambil cuti, sedangkan Rizky yang pergi mengerjakan tugas kuliah di rumah temannya. Entahlah, bahkan Rangga sekalipun tak dapat dihubungi nya sedari kemarin.

"Mama baru banget pulang?". Ucap Ara menahan serak. Tenggorokan nya terasa sedikit sakit.

"Iya. Mama juga bawain oleh-oleh buat kamu, ada di meja makan".

Ara mengangguk lemas. "Makasih Ma".

"Sama-sama. Yaudah, abis ini masuk kamar gih kalau mau lanjutin tidurnya. Kamu kelihatan capek banget".

Sudah berapa jam dia tertidur, yang pasti kini badannya terasa pegal semua. Langkah Ara memelan menapaki lantai dingin.

Begitu sampai di kamar langsung saja ia merebahkan diri dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal.

Ceklek!

Ara terkesiap. Setelah saklar lampu dinyalakan seseorang baru ia bisa melihat bahwa Rizky pelakunya. Gadis itu duduk dan menatap sahabatnya.

Alisnya menyatu bingung melihat Rizky yang kini dengan penampilan berantakan. Sudut bibir yang berdarah dan pelipis kiri nampak membiru.

"Ki! Kamu kenapa?!". Langsung saja Ara buru-buru mendekati Rizky dan menyentuh wajahnya.

Dengan panik gadis itu segera menarik laci bawah meja untuk mengambil p3k.

Tanpa suara Ara mengobati Rizky yang masih terdiam dengan nafas memburu. Sebenarnya Ara ingin sekali bertanya tapi dia ingat situasi sedang tidak baik.

Mungkin setelah selesai mengobati ia akan bertanya.

"Berantem sama siapa?".

Rizky memalingkan wajah ke samping. Sedetik kemudian dia menatap Ara remeh. "Lo jadi cewek jangan terlalu polos. Jatuhnya malah tolol!".

"Ki!". Panggil Ara memperingati.

Rizky mencengkram dagu sahabatnya. "Apa?! Lo marah gue katain gitu? Emang goblok sih lo, eh gue nya juga haha".

"Ki! Ki kamu mabuk ya?".

"KIKI!!". Teriak Ara ketika Rizky keluar dari kamarnya.

Gadis itu bergerak gelisah saat ini. Dia dapat mencium bau alkohol yang keluar dari mulut Rizky.

Tapi— apa maksud perkataan Rizky tadi. Menyebut dirinya tolol, menyebut dirinya bodoh. Sebenarnya ada apa ini.

Ara tak berniat mengejar Rizky. Toh mungkin itu pengaruh dari alkohol, pikirnya. Besok pasti kembali lagi seperti semula. Ara memegang satunya dan meringis. Tenaga orang mabuk memang tidak boleh diremehkan. Ternyata sakit juga.

Karena kepalanya masih pening, Ara memutuskan melupakan apa yang baru saja terjadi. Dia memilih untuk kembali istirahat dan akan menanyai hal ini besok.

--

Keesokan harinya ternyata berbeda dari bayangan Ara. Rizky tidak keluar dari kamar dan tidak ikut sarapan. Mama Ira pun terlihat biasa saja dan tidak curiga. Mungkin saja wanita itu juga tak tau jika anak laki-lakinya tadi malam meminum alkohol.

My DimplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang