17. Ada Apa Dengan Oika?🐼

10.8K 793 36
                                    

Masih dengan permintaan paten saya, jangan lupa buat tekan 🌟 biar saya nggak bosen buat ngehalu😚 Awas juga, typo ada di mana mana😄

Happy reading!

__♠♥♠♥♠♥♠♥♠♥♠♥♠__

Ara menyesap coklat panas ditemani hadirnya malam. Duduk santai di kursi balkon kamarnya. Menikmati aroma petrichor yang menguar kala hujan basahi bumi.

Gadis itu menatap langit malam yang gelap. Pikirnya menerawang jauh memutar memori. Senyum manisnya terukir. Mengingat pertemuannya dengan Rangga, berkenalan, berbicara hingga kini ke jenjang yang masih sulit dideskripsikan.

Tangannya menggenggam mug keramik berisi cokelat panas yang hanya tinggal setengah. Bibirnya menyesap lagi cokelat panas itu hingga tandas.

Handphone yang ia letakkan di sebelah kursinya bergetar. Perutnya menghangat seperti ada jutaan kupu-kupu berterbangan.

Kak Rangga

Jgn mndng ke ats lngt. Di sna glp nggk ada bntng. Cb km pndng ke bwh. Distu ada bntng yg siap menyinari bddri.

Pesan singkat dari Rangga mampu membuat jantungnya berdebar . Senyumnya tertarik. Entah percaya atau tidak Ara dengan iseng berdiri di pembatas balkon. Matanya menangkap sosok pemuda jangkung berdiri didepan gerbang rumahnya. Tangannya melambai yang disambut senyum manisnya.

Ara buru buru turun ke bawah. Gerimis masih melanda, namun Rangga nekat berdiri didepan gerbang entah dari kapan. Yang Ara tau hujan mulai reda namun digantikan rintikan gerimis.

Gadis itu membuka pintu dengan tergesa gesa. Berlari menuju gerbang rumahnya lalu dibukanya kunci .

Rangga tersenyum hangat. Rangga merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan Ara. Keduanya tertawa atas kekonyolan yang terjadi.

Rangga menangkup pipi tembam Ara gemas.

"Kak Rangga nakal deh main ujan ujanan. Yuk masuk" Ara menarik lengan kekar Rangga lalu dibawanya ke dalam rumah.

Rangga melepas Hoodie basah yang membalut tubuh tegapnya. Ara datang dengan dua cangkir berisi teh hijau panas. Kemudian mendudukkan dirinya di sebelah Rangga.

"Kak Rangga nekat banget sih sampe ujan ujanan"

"Tuh kan marah marah" Rangga menarik hidung Ara gemas.

"Bentar lagi kita olimpiade loh kak. Jadi kak Rangga harus jaga kesehatan" tutur Ara menasihati Rangga.

Rangga mengangguk angguk mengerti. Seperti masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Jika ditanya mengerti atau tidak hanya mengangguk.

Ara membuang nafas sebal. Tak taukah Rangga jika dirinya kini tengah diserang sindrom panic. Dirinya hendak berdiri berniat meninggalkan Rangga.

Rangga mencekal lengan Ara . Rangga menggeleng lucu membuat Ara tertawa. Raut wajah Rangga terlihat seperti anak kecil yang tak mau ditinggal ibunya.

Ara duduk kembali "Kak, Aku serius."

"Iya maaf" tatapan Rangga tertunduk.

"Kakak kok bisa kesini sih" tanya Ara mengalihkan perhatian Rangga.

Rangga menyesap teh hijaunya, "Kebetulan abis dari si Rizky. Terus feeling aku bilang buat kesini. Eh emang bener dari gerbang liat kamu di balkon lagi ngelamun. Pasti ngelamunin aku kan" jelas Rangga menatap Ara dengan pandangan teduhnya.

My DimplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang