Happy reading!♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪♠♪
Monday atau monster day. Adalah hari yang rata rata dibenci oleh pelajar sekolah.
Pagi ini, Ara sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya. Rambut panjang nya ia gerai. Dengan bandana hello Kitty menambah kesan imutnya.
Ara menuruni anak tangga rumahnya. Terlihat sosok pemuda yang telah duduk manis di meja makan.
"Pagi banget Ki" ucap Ara melihat Rizky sudah standby di rumah nya.
"Rumah nggak ada siapa siapa. Gue numpang sarapan yee" tanpa dipersilahkan pun Rizky sudah mencomot roti selai dari tadi. Ara geleng geleng melihatnya, lalu menarik kursi ikut bergabung dengan Rizky.
Baru saja Ara mengoleskan selainya, suara bel berbunyi. Rizky melirik Ara yang beranjak untuk membukakan pintu.
Dirasa lama tak kembali, Rizky memastikan melihat siapa yang datang.
Terlihat Rangga berdiri dengan Ara disebelahnya, "Eh Lo Ngga. Sini deh kita sarapan bareng. Masuk aja nggak usah sungkan" Rizky merangkul pundak Rangga untuk memasuki ruang makan.
Ara membuang nafas kesal. Di sini siapa yang punya rumah . Sok sokan jadi tuan rumah banget si Rizky itu. Namun Ara juga sempat kaget dengan kedatangan Rangga pagi ini. Tumben aja, tapi tak heran jika hatinya senang .
"Tumben banget Lo Ngga ngapelin si pendek pagi buta gini"
Rangga tersenyum tipis. Tatapannya jatuh pada gadis manis yang tengah mengoleskan selai miliknya.
Rangga mendesis. Menatap tajam pelaku yang melemparinya kacang mete hingga mengenai dahinya.
"Makanya orang nanya tu jawab"
"Urusan Lo?"
"Elah. Nyolot banget sih jadi orang"
"Udah udah. Masih pagi loh ini." ucap Ara melerai keduanya. "Ini kak" tambah Ara memberikan roti yang sudah diolesi selai coklat.
Rangga pura pura mainan sibuk handphone. Rangga yang duduk tepat disebelah Ara sedikit berbisik, "Suapin" kata Rangga dengan volume suara kecil.
Sementara itu, Rizky yang sebenarnya memang mendengar penuturan Rangga pura pura sibuk dengan makanannya. Ia tak mau lagi menjadi sasaran empuk Rangga karena mengganggu moment mereka.
Ara sebenarnya sedikit terkejut dengan ucapan Rangga. Namun dia kembali menetralkan rasa kagetnya. Dengan malu malu, Ara menyuapkan potongan kecil roti itu kepada Rangga. Rangga sangat ingin melihat wajah Ara yang pasti tengah bersemu. Tapi dirinya tak mau membuat gadis itu semakin gugup, makanya Rangga tetap fokus pada handphone nya.
Ehmm!
Rizky berdehem lalu mengambil segelas susu untuk diminumnya.
"Gue udah selesai nih. Lo berangkat bareng Rangga kan Ra"
Ara melirik ke arah Rangga yang dibalas anggukan lelaki itu. "Iya Ki" ucap Ara memperjelas.
Rizky mengangguk dan segera meninggalkan mereka setelah sebelumnya berterima kasih kepada Ara atas sarapan pagi nya.
"Aaa"
"Eh! Kak, ngapain" ucap Ara kaget. Pasalnya Rangga tiba tiba ikut menyuapkan potongan roti kepadanya.
"Buka mulut. Kamu belum sarapan juga kan" ucap Rangga memasukkan potongan roti itu ke mulut kecil Ara.
Ara menerima suapan Rangga ragu ragu. Padahal mereka bisa saja kan makan sendiri sendiri. Ngapain harus suap suapan kalau memang sama sama makan. Bedanya cuma tukaran tangan doang. Plus biar ada romantisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Novela Juvenil"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...