46

6.7K 474 56
                                    

"Sayang, kamu jangan insecure. Hargai diri sendiri dan percaya sama diri sendiri.  Apa adanya, jangan terpengaruh sama omongan orang lain. Jangan lewatin makan siang ya, Aku ga mau kamu sakit".

Rizky terbahak keras. Ia melempar ponsel mengenai perut Rangga yang tengah berbaring di atas sofa. "Liat tuh kelakuan cewek lo".

Rangga berdecak lalu bangun. Dengan cepat membuka ponsel milik Ara yang sudah ia hapal pola sandinya. Alisnya menukik tajam. Apa-apaan ini, aplikasi chat milik kekasihnya ini sudah seperti asrama laki-laki.

Andai sahabatnya tak memberi tau ini, Rangga tak akan pernah tau.

Ini tidak bisa dibiarkan. Rangga marah! Dan Rizky senang melihat itu. Bukan jahat, tapi Rizky sudah lama ingin melihat drama dari pasangan itu. Yang seperti kita tau bahwa pasangan itu jauh dari terpaan badai.

"Kaget kan lu? Gue ga nyangka si, Ara ternyata punya bibit pakgel". Rizky menepuk bahu Rangga. Dalam otaknya Rizky sudah memperkirakan reaksi Rangga nanti.

Beberapa menit kemudian, Ara muncul dengan senyum yang menghiasi bibir nya. Gadis itu mendekat sambil menenteng sebuah kantung plastik berlogo minimarket.

"Kok pada diem si. Ini kita jadi ga mau nonton netflix? Aku udah beli chiki nih". Ucapnya tersenyum lebar.

Ara menangkap sesuatu melalui tatapan Rangga. Wait! Mengapa Rangga menatapnya seperti itu.

"Kalian kenapa si kok pada diem?". Tanya Ara kikuk. Dia tambah bingung ketika Rizky memberi tatapan kasihan.

"Chat kamu isinya cowo semua ya".

Deg.

Matilah aku!

Gadis itu menelan saliva nya susah payah. Ara ceroboh! Kenapa pakai lupa segala si naruh hp.

Dalam hati, Ara menjerit keras. Merutuki perbuatannya yang sangat ceroboh. Kalau sudah seperti ini, Ara harus menjelaskannya dari mana. Pasti dilihat dari sisi manapun Rangga tidak akan percaya.

Belasan pesan bahkan lebih memenuhi aplikasi chatnya. Dilihat dari namanya pun laki-laki. Bahkan ada dua pesan yang namanya dari Sayang dan Pacar.

Rangga menatap kekasihnya sedih. Bahkan Rangga saja yang nota bene nya sebagai pacar pun hanya di beri nama Kak Rangga, walaupun disertakan emoticon love.

"Aku bisa jelasin".

Rangga mengangkat tangannya. Seperti tak menerima apapun yang akan Ara utarakan.

Lain dengan Rizky. Cowok laknat itu malah bersorak dalam hati, menunggu scene selanjutnya.

"Kak. Aku mohon, ini semua nggak se-- mmphh".

'Anjir. Malah ciuman segala'. Rizky mengumpat dalam hati. Sebenarnya Rangga itu marah atau tidak sih. Rizky jadi sebal sendiri. Kini dia memalingkan wajahnya dan berlalu keluar. Mual rasanya melihat keuwuan mereka.

"S stop!". Ara mendorong dada bidang kekasihnya. Wajahnya bersemu merah. Antara menahan marah dan malu.

Rangga yang tak menerima bantahan kembali memagut bibir yang sudah menjadi candunya.

Setelah beberapa saat, kini keduanya duduk menjaga jarak. Rangga dengan wajah datarnya dan Ara dengan unek-unek yang siap ingin meledak.

"Oke, Aku ngaku salah. Iya. Aku emang chatan sama semua yang Kak Rangga maksud".

"Stop dulu Kak. Biar aku selesain". Tahan Ara begitu melihat Rangga yang hendak menyela.

"Aku-- sebenarnya, aku juga iseng kak. Ih, aku jadi malu tau". Ara menunduk dan memilin jari jemarinya.

My DimplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang