"Mama Iraaa" teriak Ara saat memasuki rumah Rizki.
"Eeh Ara sayang. Sini nak, Mama Ira baru aja buat kue. Cobain deh" ucap mama Ira ceria. Mama Ira sudah menganggap Ara seperti puterinya karena mama Ira tidak mempunyai anak perempuan. Mama Ira mempunyai tiga anak, dan itu laki laki semua. Kakak rizki kembar, tentunya lelaki semua. Keduanya saat ini tengah menyelesaikan kuliah di luar negeri.
"Enak banget Ma, kapan kapan ajari Ara ya Ma?" pinta Ara terus mencomot kue buatan Ira membuat Ira tersenyum geli.
"Kiki mana Ma?" tanya Ara. Tumben si Kiki nggak keliatan, pikirnya.
"Ada. Di atas tuh, lagi main kayaknya" ucap Ira sambil membawa wadah untuk memasukkan hasil kuenya ke toples.
Ara pun menuju ke kamar Kiki yang berada di lantai dua. Gadis itu tanpa basa basi masuk ke dalam kamar Kiki dengan teriakannya.
"Kiki?"
"Hello? Where are you?" teriak Ara.
"Kiki, do you love me? Are you-"
Saat Ara satu langkah masuk ke dalam kamar Rizki, gadis itu tak melanjutkan lagu yang berjudul in my feelings itu. Wajahnya terlihat kaget dengan mulut sedikit terbuka.
Pipinya bersemu merah. Tanpa basa basi, Ara keluar dari kamar Rizki tak lupa menutup pintu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga.Blamm!!
Sedangkan yang di dalam kamar, mereka semua tertawa terpingkal pingkal melihat tingkah Ara. Mereka? Ya. Tak hanya Rizki, tapi juga ada Aji, Fano, dan tentunya si tampan Rangga.
Ira, yang mendengar debuman pintu pun lari tergopoh gopoh mengahampiri Ara yang tengah menyembunyikan rasa malunya.
"Ada apa kok ribut ribut?" tanya Ira lembut kepada Ara.
Ara menatap Mama Ira dengan bibir mengerucut, "Mama kok nggak bilang kalo diatas ada teman teman Kiki?" tanya Ara kesal membuat Ira terkekeh kecil.
"Kamu juga nggak nanya sih" ucap Ira jahil.
"Yaudah deh Ma, Ara pulang dulu aja. Makasih ya Ma kuenya, dadah" ucap Ara terburu buru yang perlahan mulai menghilang dari pandangan Ira.
"Ara ara" geli Ira melihat kelakuan Ara yang pemalu.
***
Terlepas dari kejadian memalukan kemarin, kini Ara sedang duduk disamping Rizki yang tengah mengemudi menuju sekolah. Ara yang masih malu, sepanjang jalanpun hanya diam. Biasanya, Ara selalu menceritakan apa saja kepada Rizki yang menurut Rizki celotehan Ara itu sangat unfaedah.
Rizki yang melihat Ara diam saja itu sedikit gemas."Yaelah Ra, gitu doang malu" ucap Rizki mencoba memecah keheningan diantaranya. Ara? Gadis itu hanya melirik sekilas. "Malulah Ki, ada temen temen Kiki juga," balas Ara tanpa menoleh.
Rizki yang mendengar jawaban Ara tergelak, "Alah gaya lo. Biasanya juga nggak tau malu" ucap Rizki tertawa membuat Ara semakin kesal dibuatnya.
"Dah sana buruan turun" tambah Rizki dengan nada mengusir saat keduanya sampai di parkiran sekolah.
"Iya iya. Dasar," balas Ara sebal sambil menutup pintu mobil dengan keras membuat Rizki terpingkal pingkal .
Cowok itu sangat senang membuat Ara kesal. Apalagi jika ditambah ada kedua abang kembarnya, Bang Aldi dan Bang Aldo yang senang menjahili Ara hingga pernah membuat Ara sampai menangis. Namun sebelum itu terjadi, pasti telinga mereka sudah ditarik duluan oleh mama Ira. Ah, Rizki jadi rindu abangnya.
Rizki berjalan sambil bersiul melewati koridor anak kelas sepuluh. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya membuat para siswi junior memekik kagum.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Teen Fiction"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...