Happy reading!
♥-♥-♥-♥ - ♥-♥-♥-♥
"Udah Ra . Ke UKS aja yuk" tawar Oliv saat melihat wajah Ara pucat.
Ara tetap menggeleng. Oliv memutar bola matanya melihat sahabatnya yang keras kepala itu. Pasalnya tadi Ara mengeluh pusing. Apalagi ditengah cuaca yang sangat panas ini. Wajah Ara saja sudah memerah.
"Udah hampir pulang kok Liv"
"Seterah Lo aja Ara cantik." ucap Oliv kesal.
Ara terkekeh. Guru yang mengajar sudah keluar kelas sepuluh menit lalu. Dan bel pulang masih lima belas menit lagi.
Handphone dilaci meja bergetar. Oliv merogoh laci untuk mengambil handphone nya. Seketika matanya membulat.
"OMG!"
"Apaan sih teriak teriak?"
"Kak Rangga vc masa" mata Ara membulat. Lalu menggeleng kepada Oliv tanda tak usah diangkat. Oliv berdecak menenangkan Ara.
"Halo kak3" ucap Oliv saat memulai vc dengan Rangga.
Ara mana?
"Oh itu. Lagi ketoilet dia. Jadi aku angkat aja " jawab Oliv membuat alasan.
Namun Rangga tak sepercaya itu.
Hadepin kamera kesamping
Ara bersikeras berkata jangan. Namun apa daya Oliv yang sudah ditatap tajam oleh Rangga . Terdengar hembusan nafas keras diseberang sana.
Kamu sakit?
Ara menggeleng. Dirinya memang tak menampakkan seluruh wajahnya. Namun hanya separuh dengan berpangku tangan dan sedikit helaian rambut menutupi wajahnya.
Seketika Rangga mematikan panggilan itu. Oliv melirik Ara yang tertunduk diam. Oliv berdecak.
"Udah nggapapa. Mungkin kak Rangga marah karena tau kamu sakit"
Ara sedikit mengiyakan. Namun sedikit resah dengan sikap Rangga yang langsung mematikan panggilan secara sepihak.
Bel pulang berdering. Ara masih di kelas. Oliv tadi hendak menunggu Ara namun karena telepon dari ibunya yang mewanti untuk segera pulang membuat ia harus pulang. Oliv masih memaksa Ara namun Ara kekeuh dan berkata tak apa jika dia sendirian.
Setelah benar benar sepi Ara mulai memakai sweater merah mudanya dan menjinjing tas. Ara terkejut saat mengetahui didepan pintu kelasnya berdiri sosok hantu tampan. Ups ! bukan. Mungkin karena aura dingin yang mendominasi membuat Ara merinding.
Rangga menggenggam lembut tangan Ara yang lebih hangat dari biasanya.
Rizky? Dia sudah ngacir duluan membawa motornya yang sudah kembali.
Ara masuk kedalam mobil Rangga . Perjalanan pun hanya ada keheningan. Tanpa musik ataupun gombalan Rangga.
"Kak kita mau kemana?" Tanya Ara bingung karena merasa ini bukan menuju jalan rumahnya. Rangga masih diam. Namun bedanya, dia menatap Ara lembut. Tidak ada lagi tatapan tajam.
"Kak. Mau ngapain kita kesini" Ara melontarkan pertanyaan yang lagi lagi tak dijawab Rangga . Mereka saat ini tengah berada di ruang tunggu. Yap! Rangga membawa Ara ke rumah sakit. Untuk memastikan bahwa gadis cantik ini baik baik saja.
"Aradina Zakeisya"
Rangga menggenggam tangan Ara untuk berdiri. Ara membalas genggaman Rangga erat. Ara tak suka rumah sakit dan Ara takut dokter. Rangga meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/168734948-288-k708090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Ficção Adolescente"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...