Suasana kelas saat ini sangat ramai. Ada yang sedang make up lah, yang selfie ria, yang gosip, ada yang mainan hp dipojok kelas dan lainnya. Lain halnya dengan Aradina. Gadis itu saat ini hanya membolak balikkan buku fisika yang dipenuhi rumus rumus dengan bosan. Sesekali melirik ke arah Oliv yang senyum senyum sendiri.
Saat ini memang kelasnya tengah jamkos, dikarenakan sang guru yang sedang menghadiri rapat. Jangan heran lagi, saat mendengar ketua kelas mengumumkan ketidakhadiran sang guru, murid di kelas ini senangnya kebangetan, apalagi guru tersebut tidak meninggalkan tugas. Ini yang dinamakan nikmat hakiki. Karena free, sudah tidak heran lagi jika ramainya pasar mendadak pindah ke kelas ini.
"Liv, " ujar Ara sambil menggoyang goyangkan tangan Oliv agar gadis itu melirik, tapi usahanya tidak membuahkan hasil. Gadis itu tak mengalihkan pandangannya sedikitpun , ia tetap fokus pada handphone nya yang entah ada apa nya hingga melupakan dunia nyatanya.
"ihh Oliv"serunya kesal dengan mengerucutkan bibirnya sambil terus menggoyangkan tangannya.
"Apaan sih Ra. Sana baca buku lagi aja. Lagi seru nih" balasnya malas tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya .
"Ihhh udah badmood nih. Ajak ajak dong kalo lagi seru" pintanya merengek sesekali melirik ke arah ponsel Oliv.
"Ra, tau nggak? Aku itu lagi stalker sosmednya kak Rizki" ucap Oliv menggebu nggebu pada Ara yang mulai kepo.
"Buat apa? Kan kamu bisa minta line nya ke Aku" tawar Ara dengan ceria.
Oliv memutar bola matanya malas,"Prinsip perempuan itu dikejar, bukan mengejar " balas Oliv singkat kembali dengan kegiatannya.
Ara berpikir sejenak,"Oh kamu pengen dikejar Kiki? Oke, nanti Aku bilangin ke Kiki biar main kejar kejaran sama Kamu" tutur Ara dengan muka yang polos. Oliv yang mendengar hanya sabar sambil mengelus dada.
"Bukan kejar yang itu Ra. Ini itu perumpamaan. Maksudnya, kalau bisa, cowok yang ngejar cewek" jelas Oliv yang sedikit mulai di mengerti Ara.
Seketika, terdengar suara krasak krusuk yang berasal dari para siswa . Decitan meja dan kursi yang nyaring, memekakkan telinga. Dalam sekejap, semua para murid sudah kembali ke posisi bangku semula. Suara ramai pasar seketika hilang, berganti suasana senyap dan sunyi. Terdengar suara ketukan pantofel yang mengetuk ngetuk lantai menuju arah kelas mereka. Ara pun mendongakkan kepalanya dan menegakkan tubuhnya menjadi duduk tegap.
Terlihat dari pintu kelas datangnya guru kesiswaan yang sepertinya akan masuk ke dalam kelas . Namun setelah dua langkah masuk ke kelas, guru itu berbalik kemudian keluar lagi seperti tengah memasuki kelas yang salah.
Para murid di kelas itu bersorak dan berteriak kesal karena ada iklan lewat yang mengganggu aktivitas mereka sehingga membuat mereka semua keluar dari zona nyamannya.
***
"Wah gila lo Ji, udah punya pacar lagi. Perasaan kemarin lo baru putus sama si adik kelas itu kan" ucap Fano takjub dengan Aji yang gampang sekali berpindah kelain hati dan mudah mencari pengganti.
Aji yang mendengar pujian dari temannya tersenyum seraya menepuk dadanya sombong, "Ah bisa aja lo Fan. Tersanjung nih gue. Lo juga bisa kok kayak gue, biar nggak jomblo mulu, kayak Rizki aja." balas Aji enteng seraya melirik ke arah Rizki sambil membalas chat dari para gebetannya.
Rizki, yang namanya ikut tersebut pun melirik tak terima, "Walaupun gue sama Fano jomblo, tapi yang naksir gue juga banyak . Ya nggak Fan?" ucap Rizki menatap Fano seolah meminta persetujuan yang diangguki Fano dengan semangat.
"Dasar jomblo, nggak laku" ucap Aji masih mengejek Fano dan Rizki.
" Sorry bro, kita bukan jomblo~ tapi single" bela Fano mengoreksi kalimat Aji dengan nada sok bijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Novela Juvenil"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...