Don't stay awake for too long don't go to bed
I'll make a cup of coffe for your head
It'll get you up and going of out bed
....
Lagu berjudul deadth bed mengalun menemani gadis cantik yang berkutat dengan alat masak.
Ara membalik ayam gorengnya. Bi Yati pulang kampung. Mendadak memang, karena kerabat dekatnya meninggal. Gara saat ini tengah dimonopoli mama Ira dan Tere- ibu Oika. Jadilah Ara, sendirian ditemani lagu berjudul ranjang kematian itu.
Ara bersenandung kecil. Jarinya bergerak lincah memotong sayur dan teman temannya untuk dibuat sayur asem.
Ara tersentak. Mengacungkan pisaunya ke leher jenjangnya. Belitan di tubuhnya pun terlepas.
"Kok gitu sih yank?"
Suara bass menginterupsi. Ara membalikkan badannya. Mendongak menatap pemuda tegap bertubuh tinggi itu. Pemuda itu menarik handphone didekatnya lalu mematikan sambungan lagu yang terhubung dengan speaker bluetooth.
Ara mengangkat pisaunya ke hadapan Rangga. Pemuda itu terkesiap. Lalu wajahnya berubah seringaian. Hap! Rangga menangkap tangan Ara yang memegang pisau.
Diambilnya pisau itu dan diletakkan di meja dapur. Rangga menarik Ara mendekat. Memeluk pinggang Ara agar merapat ke tubuhnya. Mereka bertatapan.
"Pacar dateng bukannya disambut malah dicuekin," Rangga mencebikkan bibirnya.
Ara berkedip. "Lagian kakak ngagetin sih. Ganggu acara masak Aku aja", sewot Ara.
Rangga melepas rangkulannya. Merangkum pipi tembam Ara gemas, "Yaudah nggak ganggu lagi. Masakin Aku yang spesial ya. Jangan lupa pake cinta," ucap Rangga menarik kursi meja makan. Lalu asyik memandangi Ara yang membelakanginya saat memasak.
"Bucin aja teroos. Sampe mamposs", ucap Rizky yang diikuti suara tawa dari dua laki laki berwajah seiras.
Rangga berdecak kesal. Gagal lagikan momen berduaannya. Mata elangnya menelisik ke tiga orang yang ikut duduk tanpa dipersilahkan.
"Kalian ngapain?" Tanya Rangga sinis.
"Lo nanya kita? Ya numpang makan lah", balas Rizky tak kalah sengit.
"Udah deh. Yuk makan. Mumpung lagi masak banyak", ajak Ara seraya membawa hasil masakannya.
Para laki laki berebut antrean untuk cuci tangan di wastafel.
"Gue dulu Aldo", ucap Aldi menyeru.
"Gue dulu, gue adek kalian", Rizky mendorong tubuh Aldi keras.
Rangga melihat keributan segera menarik lengan Ara untuk masuk ke kamar mandi dekat dapur. Rangga bisa melihat ketiga kakak beradik itu yang menatapnya melongo.
Rangga dengan iseng menutup pintu kamar mandi. Menyalakan kran lalu tertawa terbahak. Ara menatap geli kejailan Rangga. Gadis itu mengambil sabun antiseptik lalu membasuhnya.
Rangga melakukan hal yang sama. Namun tak begitu lama pintu toilet digedor kencang. Samar samar terdengar suara diluar sana yang berteriak.
"Woi keluar Lo Ngga. Jangan apa apain Ara!"
Rangga berdecak. Tak ayal pemuda itu membukanya. Rangga tersenyum jenaka. Ketiga laki laki itu memutar matanya kompak.
"Berdoa dulu bang" ucap Ara saat Aldi langsung mencomot ayam gorengnya.
Aldo tertawa, "Dasar bocah!" Ucapnya yang membuat kembarannya berdecak.
Setelahnya mereka memakan makanan dengan hikmat. Pukul sepuluh pagi, Rizky dan kedua Abang kembarnya kembali kerumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168734948-288-k708090.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Fiksi Remaja"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...