Ada yang nungguin?
Oke maafkeun aku yang lagi sibuk-sibuk nya di RL, hampir saja jalan cerita ini terbengkalai. Tapi it's okay walaupun lelah masih aku sempatkan untuk melanjutkan cerita gaje ini.
Vote dan komen yeu,,
______________________________________
Pukul lima pagi pintu rumah diketuk keras. Rangga dengan malas berjalan membuka pintu. Tangannya menggosok rambutnya dengan handuk.
"Lama amat sih bukain pintu doang". Rizky lalu menyerobot masuk meninggalkan Rangga yang berdecak kesal.
"Loh Ki, udah sampe?".
"Menurut Lo?". Balas Rizky sinis. Laki-laki itu menuangkan air putih dalam gelas lalu meminumnya. Matanya memicing melihat sahabat kecilnya tengah memasak.
Tidak ada yang salah sebenarnya. Tapi yang membuat Rizky curiga adalah leher jenjang Ara yang terhiasi sesuatu. Keunguan, warna janda. Bukan! Seperti bekas kerokan, tapi Rizky yakin itu bukan ulah koin. Rizky melirik ke kanan mendapati Rangga yang tersenyum menyeringai.
Gawat! Melihat handuk yang terlilit rapi di kepala Ara dan sesuatu di sana membuat Rizky menelan ludah. Mereka berdua baru keramas.
Ini tidak bisa dibiarkan.
"Ra, sini deh".
Ara mendekat ke tempat Rizky berada. Sedangkan Rizky menatap gerak-gerik gadis itu. "Coba Lo balik lagi, terus jalan ke sini lagi".
Gadis itu hendak melayangkan protesnya namun tatapan tajam sahabatnya membuat nyalinya ciut. Ara kembali ke tempat meja dapur lalu berputar lagi ke arah Rizky. Kini orang yang memerintah nya malah melamun.
Kenapa jalannya biasa aja?. Rizky berkutat dengan pikirannya sendiri.
Tuk!
"Nggak usah mikir ngawur". Rangga memukul kepala Rizky dengan sendok yang dipegangnya.
"Bisa gila gua lama-lama". Rizky meremas rambutnya. "Gue udah jemput pagi buta, emang harus pagi pagi gini".
Mendengar ucapan Rizky barusan, Ara refleks menatap kekasihnya dengan penuh tanya. Rangga tidak memberi tahu apapun dengannya.
"Kita mau jalan-jalan sayang".
Ara melepas celemek nya lalu ikut bergabung dengan kedua laki-laki tersebut. "Jalan-jalan kemana?".
"Nanti juga kamu tau sendiri". Mata bulatnya memicing menatap Rangga yang sok rahasia.
"Mana makanan gue".
Kedua sepasang kekasih itu langsung menghentikan perdebatan nya. Ara yang teringat dengan masakannya lantas kembali ke meja dapur.
"Lo yakin Ngga?". Rizky berbisik tepat di dekat wajah Rangga yang membuat sang empu bergidik ngeri.
"Yakin lah. Jauh-jauh sana". Rangga memelototi sahabatnya.
"Betewe, lu nggak ngapa-ngapain si pendek,'kan?!".
Rangga tersenyum smirk."Menurut lo?!".
Rizky terkejut.
"Menurut lo apa yang bakal terjadi kalo dua orang beda jenis kelamin ada di satu atap yang sama, satu ruangan yang sama, dan satu tempat tidur yang sama. Apalagi status mereka punya hubungan".
Rizky menelan ludahnya susah payah. Ini benar-benar gawat jika memang terjadi. "K kalian--".
Rangga tak bisa menahan ekspresi wajah nya. Laki-laki itu tertawa keras sambil menepuk wajah sahabatnya yang menganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dimples
Roman pour Adolescents"Kak~" rengek seorang gadis bermata bulat. "Hm?" gumam seorang pemuda. "Jangan liatin, malu" cicit gadis itu, sedangkan pemuda didepannya malah tersenyum. Manis sekali. "Kak Rangga~" rengek gadis itu lagi. "Apa Ara sayang?" Rangga mencubit pipi gadi...