12

508 36 0
                                    

"Basah bat Van sweater lu." Ujar Malik menatap lebay.

"Tinggal buka aja kali." Celetuk Gara dingin.

"Apa? buka?" sorak Malik yang membuat satu kelas menatap dirinya.

"Lo bisa ga sih bersikap biasa aja?" sinis Revan sembari membuka sweaternya.

"Jangaannnnnn!!!!" sorak Malik menutup mata.

Plakkkkk....

"Aduh!" ringis Malik saat sampul buku big bos tepat mendarat di wajahnya.

"Hahahahaha..." Ujar anak kelas tertawa geli.

Malik seketika menjadi murung people. Sementara, Revan meletakkan sweater itu di atas kursinya.

Dari samping Revan, nampak Ayara tengah meletakkan tas nya dan segera duduk.

"Lo udah beneran sehat Ay?" tanya Gara memastikan.

Ayara hanya mengangguk pasti. Sementara, Revan nampak sedikit sinis menatap Ayara. Sekilas ia ingat apa yang terjadi di parkiran tadi. Revan segera duduk rapi dan menunggu guru.

Ayara yang memang bodo amat itu tidak mau buka suara kepada partner duduknya.  Ia hanya diam dan tetap fokus pada papan kosong.

----
Tengggg....Tenggggg...

"Yuk, gasssss." Ujar Malik seperti biasa sembari merangkul Ayara.

"Sabar ege!" bentak Ayara yang masih memasukkan buku.

Mereka berempat berjalan menuju kantin sembari bercengkrama.

"Ih, apaan sih lu!" ketus Revan menyangga sandaran Malik.

Baru saja hendak berjalan menuju kursi favorit mereka, Ayara di senggal oleh seorang pria.

"Mau makan bareng?" tanya pria itu kepada Ayara.

Ayara yang terkejut itu mencoba menolak pria bernama lengkap Alexio Kareen itu.

"Maaf." ujar Ayara dingin.

Mereka berempat berlalu dan segera memesan makanan. Sembari menunggu pesanan mereka bercengkrama ria.

"Lo ngedeketin ketua osis, Ay?" tanya Malik penasaran.

"Kaga!" ketus Ayara sembari melirik Revan dari sudut matanya. Ada ekspresi tidak suka disorot mata itu.

Entah kenapa, melihat sorot mata Revan berubah seperti itu membuat Ayara merasa bersalah dan tidak terima.

"Ini kak." Ujar pelayan kantin menaruh 2 mangkok bakso dan mie ayam.

"Makasi mbak." Ujar Malik senyum.

"Dia suka lo, Ay!" tambah Gara.

Revan hanya diam mendengar pernyataan itu dan segera memakan bakso yang sudah sampai di meja mereka.

"Tapi, kalo gua ga suka sama dia gimana?" tanya Ayara lagi.

"Bagus." ujar Revan singkat.

Hal ini sontak membuat mata ketiga sahabatnya itu menyorot Revan yang tengah menyantap mie ayam itu tanpa dosa.

"Katakan lebih keras!" celetuk Malik dengan girang.

"Ya, bagus aja!" jelas Revan seadanya.

"Bener." tambah Gara lagi.

"Jangan mau sama Alex, Ay. Sama gua aja." Ujar Malik percaya diri.

Ayara hanya menggeleng dan terus menyantap makanannya. Sementara, dari sudut sana, ada Alex yang tidak terima atas perlakuan Ayara yang menolak tadi.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang