15

469 34 0
                                    

"Dari banyaknya MANUSIA, Kamu adalah MAGNET!"
-Revanda

-----------------------------

Jam pelajaran yang berakhir menuntun Ayara, Revan dan Gara ke parkiran. Kali ini mereka berencana ke rumah sakit untuk membesuk ibu Malik.

"Lo duluan aja Ga, biar gua sama Aya yang beli makanan buat ibu Malik." Jelas Revan singkat.

"Gapapa nih gua duluan?" ujar Gara memastikan.

"Gapapa lo duluan aja, ga enak sama Malik kelamaan nunggu." Tambah Revan sembari memasang helmnya.

"Yaudah, gua duluan ya, alamat rumah sakitnya udah gua kirim ke wa lo." Tambah Gara sembari menaiki motornya.

"Oke, hati-hati bro." Ujar Revan melambaikan tangan.

Ayara yang baru siap memasang helmnya kemudian segera naik ke motor Revan. Mereka pun segera meninggalkan sekolah dan berlalu menuju kedai buah-buahan.

----
Tepat di sebuah toko buah Revan berhenti, Ayara turun dan melirik sekeliling.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Pemilik toko itu dengan ramah.

"Iya pak, saya mau paket buah untuk membesuk." Jawab Revan singkat.

Ayara hanya diam dan memperhatikan Revan.

"Tunggu bentar ya." Ujar pemilik toko itu.

Revan yang sadar sedari tadi Ayara diam saja kemudian bertanya.

"Kenapa diem?" tanya Revan lantang.

"Hmm, bingung mau ngomong apa." Jawab Ayara singkat.

"Laper?" tanya Revan lagi.

"Nggak kok, masih kenyang." Jawab Ayara singkat.

"Ini nak buahnya." Ujar bapak itu memotong pembicaraan mereka.

"Berapa pak?" tanya Revan.

"50 rbu aja." Ujar pemilik toko itu.

Revan mengeluarkan uang pas dan segera menyerahkannya kepada pemilik toko buah. Mereka berterima kasih dan segera berlalu menuju rumah sakit. Baru beberapa menit melaju, Ayara teringat akan Malik yang pasti lelah di rumah sakit. Ia kemudian meminta Revan berhenti di dekat warung nasi.

"Berhenti Van." Sorak Ayara membuat Revan terkejut.

"Mau ngapain?" tanya Revan sembari berhenti sejenak.

"Tunggu bentar ya." Ujar Ayara berlalu pergi.

"Ayyy?" sorak Revan yang tak dihiraukan Ayara.

Revan yang bingung itu hanya menunggu. Ayara kemudian balik dan membawakan satu bungkus nasi untuk Malik.

"Buat Malik?" tanya Revan dingin.

"Iya, dia pasti capek dan laper" Ujar Ayara sembari menaiki motor Revan.

Revan yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan mulai melanjutkan perjalanan menuju Rumah sakit.

----
Perjalanan yang mereka lewati kini berakhir di parkiran RS Sejahtera. Mereka turun dan mencoba mencari kamar Ibu Malik.

"Mawar 5." Lirih Revan sembari melirik setiap pintu.

"Ini bukan?" ujar Ayara menunjuk salah satu kamar.

"Itu anggur Aya!" ujar Revan mendengus kesal.

"Ooh maaf." sahut Ayara hendak terkekeh.

Revan terus mencari hingga akhirnya melihat Gara dan Malik sedang bercengkrama di dekat pintu salah satu kamar.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang