"Minggu ke minggu yang ku lalui, terasa tak bermakna tanpa hadirmu."
-Be.MyraWaktu terus bergerak, membawa Ayara pada pergantian hari yang banyak merubah hidupnya. Pagi ini dunia terasa seperti abu-abu. Tak ada nuansa indah di dalamnya. Hari berlalu, kesepian di rumah yang Ayara harapkan ternyata menjadi bumerang sepi yang membunuhnya secara perlahan.
"Ga sarapan dulu, Non?" tanya Bi Surti sembari merapikan makanan di meja.
"Bi, ayah kapan pulang?" tanya Ayara spontan.
"Ciee, si Non kangen ya sama Bapak?" celetuk Bi Surti.
Mendengar itu Ayara segera berlalu tanpa menjawab lagi pertanyaan Bi Surti.
"Eh, Non, Ayaaa...." panggil Bi Surti dengan jahil.
"Udah lama banget si Non ga nanya bapak, bahkan bapak udah pergi sebulan, baru di tanya." Celetuk Bi Surti lagi.
Bi Surti kemudian kembali fokus pada piring dan meja yang sedang ia rapikan. Di rumah Ayara memang begitu, walaupun tak setiap hari kursi dan meja itu tersentuh, tapi isinya setiap hari bisa dipastikan penuh.
Ayara berlalu menuju bagasi. Bermaksud ingin ke sekolah hari ini. Sedikit tak bersemangat karena beberapa hal yang masih samar.
Hubungannya dengan Gara masih sama saja, belum menemukan titik terang karena Ayara memang sudah beberapa hari ini selalu bolos sekolah. Ia bahkan belum punya kesempatan untuk memberikan Gara waktu bicara.
Revan juga sudah beberapa hari ini tidak pernah menghubungi dan berpapasan dengan Ayara lagi baik di sekolah atau di luar. Dunia rasanya semakin abu-abu.
Ayara memarkir motornya di parkiran, tanpa meletakkan tasnya terlebih dahulu, ia kemudian mengunjungi kedai Mbok Iyem untuk bergabung dengan para cogan kelas menengah, xixi.
Ayara membakar rokoknya sembari melihat sekeliling. Ada banyak para penghancur sekolah di sini.
"Mintak api dikit, Ay." Ujar Agi menyodorkan rokoknya.
Ayara hanya diam dan memberikan sedikit api agar rokok Agi bisa dihisap. Usai meminta api, Agi kemudian duduk di kursi depan Ayara dengan posisi membelakangi.
"Bang jago, gua ada info." Ujar Oji sedikit berbisik.
"Apaan?" tanya Agi dengan raut datar.
"Eh, bang, tau ga sih, katanya markas ini mau di sergap." Ujar Oji dengan lantang.
"Maksud lo?" tanya Agi tak mengerti.
Ayara yang melihat mereka berdua itu hanya diam tak mengubris. Ia terus menghisap rokoknya tanpa permisi.
"Bang, masak lo ga tau, gua denger-denger nih ya, ketos kita lagi ngadain RADAR," jelas Oji yang terkenal dekat dengan Alexio itu.
"Radar? apaan tuh?" tanya pria lain.
"RAZIA DADAKAN REMAJA." Ujar Oji serius.
Ayara tidak begitu menghiraukan ucapan Oji, ia kemudian berlalu menuju kelasnya dan tidak mendengarkan dengan jelas percakapan itu.
"Kapan?" tanya Agi ke Oji.
"Hari ini bang jago, jam kedua." Ujar Oji serius.
"Jam kedua? abis keluar main dong?" tanya Agi memastikan.
"Bener bang," jawab Oji.
"Oke, nanti jam kedua kita ga usah kesini." Ujar Agi.
"Makasi ya infonya, Eh, Ay....?" tanya Agi sembari membalik badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...