39

305 19 10
                                    

[Back]
Sementara Gara, ia nampak berjalan menyusuri koridor menuju toilet. Selang beberapa menit, Gara sampai ke toilet dan menunaikan hajatnya. Namun, baru saja hendak melangkah keluar toilet, langkah nya dihentikan oleh seseorang yang kini tepat berdiri di depannya.

"Mau apa lo?" tanya Gara sinis.

"Hah," ujar pria itu menyombongkan diri.

Dia kemudian berjalan mengelilingi Gara, seolah meremehkan keadaannya saat ini dengan status jomblo. xixi.

"Gua ga mau apa-apa dari lo," ujar pria itu menjauh dari Gara.

"Terus? ngapain lo ngalangin jalan gua?" tanya Gara sinis.

"Gua pengen jalin silaturahmi sama lo, secara lo kan mantannya pacar gua," jelas pria itu.

"Dara." tambahnya lagi.

Gara mengepal tangannya dan mulai membuang muka. Ia benar-benar emosi saat ini.

"Gua ga butuh ikatan persaudaraan atau silaturahmi dari manusia kayak lo, MINGGIR!!!!" bentak Gara berlalu.

Dengan sigap pria bernama Zybran itu menahan tangan Gara dan melepaskannya.

"GUA LAGI GA MAU CARI GARA-GARA!" bentak Gara.

"Sabar, gua cuman mau ngajak lo main kok," jelas Zybran.

"Main?" tanya Gara lagi.

"Iya, main satu lawan satu di depan orang banyak," jelas Zybran menatap Gara.

"GUA GA BUTUH PERMAINAN ITU!" ketus Gara berlalu pergi meninggalkan Zybran.

Zybran Dawry. Pemuda pembuat onar dari kelas sebelah itu hanya bisa menatap kepergian Gara. Ia perlahan tersenyum licik dan mulai berlalu.

"Besok, lo pasti akan mau bersilahturahmi sama gua GARA!!!" bentaknya pelan.

__
[Right NOW]
"Mas, sepertinya kita harus kembali ke Singapura hari ini juga, peresmian perusahaan baru kamu akan dimulai besok." Jelas Meta merayu suaminya itu.

"Aku ga bisa ninggalin Mayara di sini sendirian lagi kayak kemarin, atau dia ikut aja sama kita ke Singapura." Ujar Andi.

"Jangan, dia kan masih sekolah di sini, lagian masa score nya juga akan berakhir 3 hari lagi." Ujar Meta menolak.

"Tapi, dia pasti akan buat onar lagi." Jelas Andi menahan sesak di dadanya.

"Mas, ayolah, selesai peresmian itu kita balik lagi." Rayu Meta kepada suaminya itu.

Pak Andi menarik nafas dalam dan mulai berfikir akan ucapan Meta. Apakah ia harus meninggalkan putrinya lagi? Tapi, bagaimana dengan nanti?

"Aku mau coba telfon Mayara lagi, siapa tau nomernya udah aktif." Jelas Andi berjalan keluar rumah.

Selang beberapa menit, tak ada jawaban. Nomernya masih tidak aktif.

"Gimana? di angkat?" tanya Meta menyusul Andi.

Andi hanya menggeleng pasrah.

"Yaudah lah, kita berangkat dulu malem ini, toh peresmiannya cuman satu hari kan, jadi nanti kamu bisa ketemu Mayara lagi," jelas Meta mulai memesan tiket.

"Kita ga bisa pergi gitu aja tanpa kasih tau Aya, bahkan keberadaannya untuk tiga hari ini aja kita ga tau," jelas Andi.

"Itu kan dia yang kabur sendiri!" ketus Meta.

"Tutup mulut kamu ya!" balas Pak Andi menatap Meta tajam.

"Ini yang aku benci kalau kita kembali ke rumah Mas,kamu dan aku pasti berantem lagi ngurusin masalah Mayara," jelas Meta kesal.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang