"Melati bilang dia suka banget sama lo." Jelas Ayara sembari meneguk air.
"Gua udah denger semuanya," ujar Revan sembari menyantap baksonya.
Ayara mengangguk paham dan mulai melahap bakso yang telah Revan pesan tadi.
Udara yang mulai dingin membuat Revan berinisiatif untuk mengambil sesuatu di mobilnya.
"Bentar," ujar Revan sembari meletakkan mangkok baksonya dan berlari menuju mobil.
Ayara diam menatap tingkah Revan dan melahap baksonya hingga abis.
"Huahh, enak juga." Ujarnya sembari mengambil minum.
Ia meneguk air itu sampai habis.
"Nah," ujar Revan meletakkan jaketnya di pundak Ayara.
Ayara seketika tertegun. Ia menatap Revan dalam. Mata mereka bertemu sebentar. Ayara kemudian meletakkan minumnya dan membenarkan jaket itu.
"Makasi." Ujar Ayara pelan.
"Biar ga dingin, udah jam 8 lewat soalnya." Jelas Revan meneguk air.
Ayara mengiyakan dan mulai menenangkan perutnya yang kenyang.
"Mau nambah ga?" tanya Revan.
"Udah ah, kenyang." Ujar Ayara sembari memberikan mangkoknya ke Revan.
"Mas,," ujar Revan memanggil tukang bakso itu dan membayarnya.
"Makasi ya Mas," ujar Revan sembari tersenyum.
Ayara yang sibuk dengan jaketnya itu membuat Revan tergerak untuk membantunya.
"Gini nih yang bener." Ujar Revan mengaitkan sleting jaket itu.
Ayara terdiam dan merasakan degup jantungnya meningkat cepat.
"Ehemm," ujar Ayara.
"Udah yuk, balik." Ajak Ayara langsung berdiri dan berlari ke mobil Revan.
"Eh, Ay..." sorak Revan mengejar Ayara yang sudah tiba di parkiran mobil itu.
"Buruan," ujar Ayara mengode Revan membuka kunci mobilnya.
Usai dibuka Revan. Ayara langsung masuk tanpa bicara. Ia kemudian duduk diam menatap lurus ke depan.
"Kenapa buru-buru?" tanya Revan sembari men-start mobilnya.
"Dingin." Ujar Ayara.
Revan mengendarai mobilnya meninggalkan taman itu. Mereka berdua berlalu menyusuri jalanan yang ramai.
"Mm, Van?" sapa Ayara kepada Revan yang fokus nyetir itu.
"Kok lo bisa baik banget sih sama gua?" tanya Ayara setelah teringat ucapan Melati tadi.
"Kenapa? lo inget Melati ya?" tebak Revan dengan tepat.
"Hmm, penasaran aja." Jawab Ayara cepat.
"Gausah ngelak kali! kata-kata Melati tadi gausah di masukin hati," jelas Revan.
"Tapi, kenapa lo bisa baik banget ke gua?" tanya Ayara lagi.
"Karena lo sahabat gua." Jawab Revan singkat.
Mendengar itu entah mengapa hati Ayara rasanya tidak terima. Sahabat? bukannya bagus kalau Revan menganggapnya sahabat?
"Gua ga mungkin perlakuin bagian dari keluarga gua dengan buruk kan?" ujar Revan melirik Ayara.
"Iya, gua seneng bisa kenal lo, Malik dan Gara." Tambah Ayara.
Sembari Ayara memikirkan perkataan Revan. Mobil terus melaju hingga mengantarkan mereka ke apartemen. Ayara kemudian turun dari mobil karena sudah sampai baseman apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...