9

560 44 10
                                    

Motor yang terus bergerak membawa Ayara dan Revan ke Gang Batu, tempat nongkrong mereka seperti biasa. Dari jauh, telah terlihat sosok Malik dan Gara yang tengah menunggu.

Baru saja motor Revan berhenti, suara ocehan Malik langsung terdengar.

"Kebiasaan kalo di tunggu suka nyiksa orang." Sindir Malik sembari meminum teh esnya.

"Santai aja kali." Ujar Revan tos ke Gara.

Ayara turun dari motor dengan keadaan biasa-biasa saja. Menyembunyikan semua agar tidak ada yang tahu selain Revan.

Baru saja Ayara hendak bertanya sosok Dara, namun orang yang akan ditanya langsung ada di hadapannya. Menyerahkan Boba drink ke tangan Gara.

"Ini, Ga." Ujarnya kepada Gara.

Revan yang berada di dekat Gara seketika mundur mendekati Ayara. Ayara yang melihat itu hanya diam.

"Cie minum Boba nih sekarang." Sindir Malik dengan raut bercanda.

"Makasi ya, ini buat lo Ay." Ujar Gara menyerahkan minuman itu ke Ayara.

Ayara yang melihat itu tersentak, sementara Dara nampak kesal.

"Maaf, itu bukan buat lo. Buat pacar gua." Jelas Dara dengan nada songong.

"Gu..." Ujar Ayara hendak menjawab.

"Aya juga ga suka Boba kok, dia sukanya teh seribuan." Ujar Revan menyindir balik.

Gara yang melihat itu hanya diam, sementara Malik mencoba memesan teh es untuk Ayara.

"Bagus lah." Balas Dara singit.

"Nih Ay." Ujar Malik menyerahkan teh es yang baru ia pesan.

"Makasi." Ujar Ayara sembari duduk di motor Revan.

"Eh, jadi kalian udah pacaran nih?" tanya Malik membuyarkan ketegangan.

"Udah dong." Ujar Dara cepat dengan menatap Revan.

Tatapan mata Dara sangat sinis. Revan tidak tahu makna tatapan itu, yang jelas Ia dan Ayara nampak kaget dengan kelakuan Dara yang sombong.

"Selamat ya Ga." Ujar Revan kepada Gara tanpa menatap Dara.

Revan dan Gara adalah sahabat sejak kecil. Ibu mereka kenal dekat. Sedangkan, Malik adalah teman SMA mereka berdua.

"Eh, panas banget." Ujar Dara mengusap keningnya yang berkeringat.

"Siang kan ada matahari." Celetuk Malik yang membuat Gara cengengesan.

Dara yang merasa diremehkan itu mengajak Gara pergi.

"Sayang, aku ga tahan deh nongkrong di tempat kaya gini. Apalagi temen-temen kamu." Jelas Dara dengan raut malas.

"Kita kenapa?" tanya Malik serius.

Baru kali ini Revan dan yang lain melihat Malik serius.

"Gua ga.." Ujar Dara hendak berbicara.

"Mungkin maksud Dara, karena ini pertemuan pertama jadi dia ga nyangka aja kita baik." Ujar Gara menjelaskan.

Malik, Revan dan Ayara hanya menyengit tak percaya akan hal yang Gara jelaskan.

"Yaudah, gimana kalo kita ngerayain hari jadian lo Ga." Usul Malik sumringah.

"Ayukk." Ujar Gara semangat.

"Kemana?" tanya Ayara.

"Ke tempat yang lo suka Ay." Ujar Gara.

Revan yang malas dengan keadaan hanya diam. Ia cuman ingin membuktikan bahwa ia tidak iri kepada Dara dan Gara.

"Sayang, kita naik mobil aku aja ya." Ujar Dara manja.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang