"Romeo?" ujar Ayara dengan nada lembut menatap Revan dalam.
Seketika, Revan menjadi diam dan terbawa suasana. Tatapan mata Ayara yang tulus seolah berbicara akan rasa yang ia pendam.
"Romeo?" sapa Ayara lagi yang tak di gubris Revan.
Revan yang hanya diam membuat Ayara bingung.
"Van!?" sorak Ayara tepat di telinga Revan.
"IYA JULIET?!!!" sorak Revan keras gelagapan.
"Hahahhaaha." Ujar Ayara tertawa geli dan menuju ke jendela kamar Revan.
Melihat tawa Ayara seperti itu, Revan seolah punya rasa bahagia sendiri. Ia seakan ingin menjadi alasan di balik semua itu.
"Kapan terakhir kali lo ketawa kayak gitu?" tanya Revan sembari berjalan ke pinggir ranjang.
"Hahh..." sahut Ayara menghentikan tawanya.
Tawa Ayara yang tadinya lepas seakan terhenti mendengar pertanyaan itu. Ia juga tidak sadar barusan ia tertawa seperti itu.
"Mmm, apaan sih lo!" ketus Ayara sembari membenahi duduknya di dekat jendela.
"Lucu aja, sejak pertama kenal lo, gua baru kali ini liat lo ketawa setulus itu." Ujar Revan penuh makna.
Mendengar pernyataan itu, Ayara seperti terenyuh. Ia perlahan berjalan mendekati Revan dan duduk di sampingnya.
"Mm, btw kapan terakir kali rumah lo rame?" tanya Ayara membalas pertanyaan Revan.
"Lo emang peduli atau sekedar nanya?" tanya Revan menyindir balik.
Ayara terdiam dan menatap Revan dalam. Ia mencoba mengorek kisah sedih apa dibalik sepinya rumah ini dari sorot mata Revan yang hitam legam itu.
"Lo bilang kita udah kayak sodara kan?" tanya Ayara menatap Revan lebih dalam.
Tatapan tulus itu membuat Revan masuk ke dunianya. Baru saja hendak menjawab, semua itu ditahan oleh dering telfon.
Ddrrrr....drrrrrr....
"Mm, hp lo bunyi." Ujar Revan memalingkan wajah.
Ayara merogoh tasnya yang ada di meja dan mencari telfon di sana. Baru saja mendapatkan telfon, sebungkus rokok terjatuh dari tasnya. Namun, Ayara tidak menyadari itu karena bersamaan dengan keluarnya hp dari dalam tas.
Ayara melihat hpnya dan membaca nama siapa yang tertera di sana.
Ayah Andi calling you.......
Ayara melirik nama itu dan membiarkan telfon itu berdering. Ia kemudian memalingkan wajah dan mencoba
memasukkan telfon itu ke tasnya."Kenapa ga diangkat?" tanya Revan menatap Ayara.
"Mm, gapapa kok." Ujar Ayara singkat dan memasukkan hp tadi ke tasnya.
Baru saja memasukkan hpnya, ia merasakan ada sesuatu yang hilang. Ayara perlahan merogoh tasnya dan memastikan bahwa benda itu benar hilang. Revan yang menyadari itu sudah tau apa yang Ayara cari.
"Lo nyari ini kan?" tanya Revan sembari mengeluarkan sebungkus rokok.
"Sini." bentak Ayara merebut rokok itu.
"Nggak." Ujar Revan sembari berlari mengelilingi Ayara.
Ayara yang melihat tingkah tengil Revan itu mencoba mengejarnya. Ia meletakkan tasnya di atas kasur Revan dan berlalu mengejar Revan di sekitar kamar.
"Van!! balikin deh!" Sorak Ayara sembari mengejar Revan.
"Nggak." Ujar Revan sedikit tertawa.
"Van!" ujar Ayara menghentikan langkah Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...