26

360 27 2
                                    

"Berlayarlah sejauh yang kau mau, tapi jangan lupa kembali ke pelabuhan."
-Be.Rvnda

________________

"Minum dulu." Ujar Revan menyerahkan teh hangat ke tangan Ayara.

Ayara meneguk teh itu sembari duduk di pinggir ranjang UKS. Mereka saat ini sedang berada di ruangan UKS, karena selain tenang, di sana juga ada seragam ganti yang bisa dipinjam.

Dari sudut pintu nampak Malik yang tengah menjemur baju seragam Ayara tadi. Usai menjemur. Malik kemudian kembali ke arah mereka dengan tangan kosong.

"Udah mendingan?" tanya Revan menatap Ayara yang masih meminum teh itu.

Belum sempat melihat anggukan Ayara, terdengar langkah seseorang dari pintu yang mendekat.

"Gara?" sapa Malik pelan.

Tepat di belakang Gara, terlihat langkah kecil gadis yang tadi menyiram Ayara. Gadis itu adalah Dara.

Seketika Revan memalingkan wajah saat melihat sosok Dara. Begitupun, Malik. Ia hanya bisa membuang muka karena segan dengan Gara.

"Huhh, gu.." Ujar Gara hendak menjelaskan.

"Gua minta maaf," potong Dara dengan cepat.

"Gua minta maaf karena udah emosi dan nyiram lo di depan umum." Ujar Dara sembari memalingkan wajah.

"Dar..." lirih Gara mengode pacarnya itu.

"Iya," ujar Dara dengan kesal sembari mengulurkan tangan.

"Maaf Ay, gua bener-bener ga bisa kendaliin emosi gua." Jelas Dara sembari tersenyum kecil.

Melihat senyum itu, ingin rasanya Ayara menampar wajah Dara dengan keras. Meluapkan semua emosi tanpa segan bahwa ia adalah pacarnya Gara.

Selang beberapa menit, Ayara tak mengubris uluran tangan tersebut. Hal ini membuat Dara menarik kembali tangannya.

"Bentar ya." Ujar Gara mengajak Dara keluar.

Selang beberapa menit, Gara kembali dengan keadaan tanpa Dara. Ia masuk dan duduk di samping Ayara.

"Ay?" sapa Gara pelan.

"Lo pembohong Ga!" bentak Ayara sembari bangun dari duduknya.

Revan dan Malik yang mendengar itu hanya diam. Ia membiarkan dua sahabatnya itu bercengkrama dalam emosi.

"Ay, dengerin gua dulu." Ujar Gara memohon.

"Gua pikir lo masih Gara yang dulu," jawab Ayara menatap Gara.

"Ternyata lo udah jauh berubah, Ga." Tambah Ayara lagi.

"Gua kecewa sama lo!" ketus Ayara berlari keluar UKS.

"Ay, tunggu dulu." Ujar Gara hendak berlari mengejak Ayara.

"Ga," ujar Revan menahan tangan Gara.

"Kasih dia waktu sendiri," ujar Revan melepas tangan Gara.

"Van, gua ga bermaksud bohong ke dia Van." Jelas Gara sembari mengelap mukanya dengan tangan.

"Maksud lo?" tanya Revan dan Malik bersamaan.

"Jadi, tadi gua ada janji buat jemput Dara pagi-pagi. Tapi, pas perjalanan menuju rumah Dara, gua liat Ayara di pinggir jalan sendiri, makanya gua tebengin, karena dia sahabat gua," jelas Gara pasti.

"Nah, karena gua nebengin dia, gua cancle jemput Dara." Ujar Gara menatap dua sahabatnya tadi.

"Jadi, maksud lo, lo nyesel udah numpangin Aya?" sindir Revan lagi.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang