7

620 49 3
                                    

"Van, nebeng." Ujar Malik yang tidak membawa motor itu.

"Sana sama Gara." Celetuk Revan menunjuk Gara.

"Eh, gua ada janji." Jelas Gara lagi.

"Aya gimana?" tanya Revan dengan raut khawatir.

"Van." Ujar Malik mengode Revan untuk membolehkan Gara pergi.

"Duluan." Singkat Gara sembari berlalu.

"Ga...Ga." Sorak Revan yang tak di hiraukan Gara.

Malik menatap Revan penuh arti.

"Yaudah, naik." Ujar Revan dengan raut malas.

Revan dan Malik mengendarai motor menuju ke taman pusaka di dekat rumah Gara. Hanya sekitar 15 menit menuju rumah Gara dari taman pusaka. Sekarang jam baru menunjukkan pukul 9.30.

Tak perlu waktu lama, kini Malik dan Revan pun tiba di taman pusaka.

"Turun ege!" bentak Revan kasar.

"Apaan sih sayang?" ujar Malik yang membuat beberapa orang menoleh geli.

Revan yang merasa geram meninggalkan sosok Malik di parkiran, ia berlalu mencari sosok Ayara.

"Tungguuu, Van." Sorak Malik mengejar langkah Revan.

Revan menatap sekeliling, mencoba menemukan sosok Ayara. Beberapa menit menatap, tepat di pinggir danau buatan itu, ia melihat sosok Ayara.

"Ay?" sapa Revan sembari berjalan menuju pinggir danau.

Ayara menoleh dan menemukan sosok Revan yang semakin mendekat.

"Lo gapapa?" tanya Revan cemas sembari memegang pipi Ayara.

"Ih, gapapa ege!" bentak Ayara sembari melepaskan tangan Revan dari pipinya.

"Revan..." Sorak Malik yang terengah dan segera terbaring di rumput.

"Lo kenapa?" tanya Ayara menoleh ke Malik.

"Revan ninggalin gua." Ujar Malik melihat Revan dengan sorot tajam.

"Udah, duduk dulu." Ucap Ayara singkat.

Ayara mencoba menatap sekeliling, tidak ada sosok Gara di sini.

"Em, Gara mana?" tanya Ayara menatap Malik.

"Biasa, lagi pdkt." Ujar Malik sembari mengacak isi tas Ayara.

"Pdkt? Sama siapa?" tanya Revan dan Ayara bersamaan.

"Kompak banget." Ujar Malik sembari terus mengacak tas Ayara.

"Dara." Ujar Malik lantang.

"Dara? Dara anak kelas 12 IPA 1 bukan?" tebak Ayara dengan nada menerka.

"Nah, bener Ay." Ujar Malik sembari mengeluarkan sebungkus rokok.

"Eh, jangan." Ujar Ayara sembari merebut tas dan rokoknya.

"Kapan sih Ay, lo bisa berhenti?" tanya Malik dengan nada miris.

Ayara hanya diam sembari menutup tasnya.

"Rokok itu ga bagus buat kesehatan lo Ay." Jelas Revan duduk di sebelah Ayara.

"Kita aja cowok ga ngerokok. Iya kan Van?" tanya Malik basa basi.

Revan hanya mengangguk miris. Sementara yang dituju, diam tak mengubris.

"Eh, kok kalian udah pulang?" tanya Ayara penasaran.

"Makanya kalo cabut bareng-bareng. Ibuk kan lagi ada rapat, so liburrrr sampe besok." Ujar Malik semangat.

"Seriusan lo?" tanya Ayara menatap Malik.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang