"Gua ga tau lagi ini udah kali yang ke berapa kita ngingetin lo, Ay." Ujar Gara dengan raut kesal.
"Iya, setiap hari maunya disiram terus, nanti disiram pake air beneran mau lo?" tanya Malik dengan sedikit cengengesan.
"Nih, minum." Ujar Revan sembari menyodorkan sebotol teh botol ke hadapan Ayara.
Ayara hanya diam seperti tak mendengar, ia kemudian meminum teh botol pemberian Revan yang sudah ada di hadapannya.
Melihat tingkah santai gadis di hadapannya, Gara dan Malik semakin geram.
"Gua ga tau lo itu cewek model kayak apa." Celetuk Malik yang langsung disambut tawaan geli oleh Revan.
"Apaan sih lo, lo kira Aya alien?" balas Revan sembari duduk di sebelah Ayara.
"Asli bingung gua!" ketus Gara lagi dengan tatapan tajam.
Ayara tak mengubris, karena memang setiap ke kantin selalu begini. Ayara masih asik dengan minumannya sampai kaki Malik yang sedang berayun di bawah meja tak sengaja menyenggol lutut Ayara.
"Aww." Sorak Ayara dengan keras sehingga membuat penghuni kantin seketika diam menoleh ke arah mereka.
Mata ke empat sahabat itu pun dibuat menatap sekeliling dengan tatapan canggung, mengisyaratkan tidak terjadi apa-apa.
"Lo kenapa?" tanya Revan sigap hendak membungkuk untuk memastikan apa yang terjadi.
"Eh, gapapa, gua ke toilet bentar." Ujar Ayara sembari mengulurkan rok selututnya itu agar menutupi lukanya.
"Ayy?" sorak Revan dan Malik. Sementara Gara, masih kesal dengan kelakuan Ayara yang selalu berulang.
Dari ketiga teman Ayara, Gara adalah yang paling killer, super disiplin dan ga bisa ngebiarin kesalahan. Sedangkan Malik, ia adalah yang paling tengil, suka bercanda. Lain cerita dengan Revan yang coolboy, idaman para ciwi-ciwi sekolahan.
---
Ayara menutup pintu wc dan segera mengangkat roknya sedikit untuk melihat luka yang tadi. Darah kering dikelilingi lebam. Ayara perlahan mengambil air dan membersihkan darahnya. Ia menggigit bibir untuk menahan sakit.Suara bel masuk bersamaan dengan selesainya Ayara membersihkan lukanya. Sakitnya memang belum hilang, tapi dia bukan perempuan lembek. She is badgirl, tomboy oke.
Ayara berjalan ke arah kelasnya dan berpapasan dengan tiga sahabatnya tadi.
"Gapapa lo?" tanya Revan sembari merangkul Ayara.
Ayara hanya diam, mencoba menahan sakit dengan berjalan seperti biasa.
---
"Ibuk akhiri pembelajaran hari ini, jangan lupa minggu depan UH." Ujar Bu Gina sembari meninggalkan kelas. Semua murid menyaut paham dan berberes untuk pulang.Ayara segera keluar dari kelas mendahului temannya, karena ia harus mengambil motor dulu di kedai tadi.
"Ay, sama Ay." Sorak Malik dengan raut sok panik.
Mereka bertiga pun keluar kelas dan menuju parkiran, mengambil motor masing-masing dan keluar gerbang. Tepat di sisi kanan gerbang terlihat Ayara sedang memasukkan jaketnya ke jok motor di depan kedai.
Usai memasukkan jaket, Ayara melangkah ke dalam kedai. Namun, baru beberapa langkah, tangannya ditarik seseorang. Ayara sontak menoleh, dan mendapati sosok Gara di sana.
"Pulang." Ujar Gara datar.
Ayara yang melihat itu mencoba melawan dengan tenaga agar tangannya terlepas. Namun, nihil. Tenaga Gara saat sedang marah emang full banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...