45

339 21 2
                                    

"Hari ini menjadi hari terpilu dalam perjalanan persahabatan kita."
-2MRG.

______

Hari ini, tepat di hari pertama seharusnya Ayara masuk sekolah lagi setelah score. Tapi, karena kejadian Gara. Ia meninggalkan kegiatan di sekolahnya itu dan langsung bergegas ikut ke pemakaman Gara.

Ayara berangkat dari rumahnya ke pemakaman bersama Revan dan Malik. Mereka memutuskan pergi bertiga pakai mobil Revan.

Mereka bertiga bolos karena Gara adalah sahabat dekatnya. Sedangkan teman di kelasnya yang lain juga akan melayat ke rumah Gara bersama Guru.

Revan mengendarai mobilnya menuju TPU Mekar Sari. Ia menyetir dalam pilu. Tidak menyangka hal ini akan benar-benar terjadi.

Mereka langsung ke TPU karena dari semalam mereka sudah di kediaman Gara. Baru subuh tadi mereka pulang untuk mengganti baju.

"Gara dikubur pagi ini ya Van?" tanya Malik.

"Iya, kita langsung ke TPU aja, karena jenazahnya mau dibawa ke situ." Jelas Revan.

"Gua ga nyangka Gara pergi secepet ini," ujar Malik.

"Rasanya kayak mimpi buruk." Ujar Revan.

Selang beberapa menit, mobil itu sampai di parkiran TPU. Mereka turun dan mulai mengikuti langkah beberapa orang yang membawa jenazah Gara.

Mereka menghampiri langkah orang itu. Mengikuti dari belakang sampai ke dekat liang lahat.

Sekilas ada sosok teman-teman sekelas Ayara yang ikut melayat. Ada beberapa juga yang masih di kediaman Gara bersama Talia dan adik Gara bernama Melan.

Disisi lain Talia tidak ke pemakaman karena kondisinya memburuk akibat strees.

"Kami, turut berduka ya Buk, atas kepergian Gara." Ujar Bu Nela yang jadi walikelas Gara di sekolah.

"Gara itu anak yang cerdas." Ujar Bu Nela kepada Talia.

"Makasi buk," ujar Talia.

"Kami doakan yang terbaik untuk Gara." Ujar Bu Nela.

Kembali ke pemakaman tadi, ada sosok Dara di sana. Ia berdiri dari kejauhan memandang sosok mantannya yang sudah tiada.

Sementara, Revan, Malik dan Ayara berdiri paling depan melihat proses pemakaman Gara. Tangis yang tak terbendung tumpah. Ayara menahan sesaknya sendirian.

"Gara...." lirihnya pelan.

Revan dan Malik yang ikut turun mengurus jenazah sahabatnya itu membuat mata beberapa orang tertuju pada mereka, khususnya Revan.

"Udah ganteng, baik lagi." Celetuk beberapa siswi yang ikut ke pemakaman.

"Punya gua tuh." Sahut yang satunya lagi.

Ayara menatap kosong ke bawah. Berharap ini adalah mimpi buruk. Setidaknya jika mimpi ia masih bisa bangun.

Usai semua proses selesai. Revan dan Malik beserta beberapa orang naik ke atas dan menyelesaikan proses pemakaman.

Mereka melakukan proses pemakaman sebaik mungkin hingga akhir. Selepas itu berdoa dan orang pergi satu per satu ke rumah mereka masing-masing.

"Yang sabar ya," ujar salah seorang teman Revan.

"Duluan Van," ujar yang satunya lagi.

"Malik, Ayara, Revan, kalian harus tabah," ujar Agi sembari memberikan pelukan kecil.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang