57

477 21 0
                                    

Waktu berlalu, menyisakan sisa luka di hari itu. Hari dimana Ayara kehilangan dua kebahagiannya. Gara dan Ayahnya. Hari yang biasanya ia lalu dengan pertengkaran, kini hening.

Diam. Tak ada keributan.

Sepi yang benar-benar sepi.

Ayara saat ini, tengah duduk di kursi taman. Tepatnya di sekolahnya. Duka yang mulai reda, mengharuskan ia sekolah kembali.

Terlepas dari kembalinya Bryan ke Bandung untuk kuliah di hari itu, Ayara sekarang benar-benar sendiri.

Ia yang tengah duduk diam memainkan ponselnya, dikagetkan dengan Malik yang datang tiba-tiba.

"Heii... BENGONG AJA.. KEMASUKAN SERU TUH," Malik duduk di sebelah Ayara.

"PALA LU SERU!!" Ayara mengambil minum di tangan Malik.

"Aus atau apaa nih?" sindir Malik.

Ayara tertawa kecil. Ia kemudian meminum air itu. Lalu, mulai mencari sosok Revan.

"Eh, si Revan mana?" tanya Ayara.

"Ke toilet bentar, ga tau ngapain..." Malik lalu meminum boba yang ia beli.

Mata Ayara nampak mencari sosok Revan.

"Gaa usah di cari jugaa kali," sindir Malik.

"Kaga nyari, lagi liatin angin gua." Celetuk Ayara.

"Khawatir atau sayang?!!" Malik lalu tertawa.

Ayara sontak menampol kepala Malik.

"Apaan sih!!!" Ayara mulai minum kembali.

Malik yang merasa puas itu kemudian tertawa lepas.

"Hahaha... Kaliann tuh yaa," ujar Malik.

"Kayaa komedi puter tau gak,"

Ayara melirik Malik yang masih tertawa. Ia sesekali memainkan sedotan di tangannya.

"Seru, asik, tapi BIKIN PUSING, HAHAHA..." celetuk Malik.

Ayara hanya tertawa kecil dengan ucapan Malik.

"Apaan sih lo, gesrek!!" Ayara tertawa kecil sembari menampol Malik.

"Hahaha... kan iyaa..." ujar Malik.

Revan yang baru balik dari toilet itu lalu bergegas ke arah sahabatnya itu.

"APAAN NIH, HEBOT BANGET!!" Revan masuk ke tengah mereka untuk duduk.

"Ihh, ganggu gua ama Aya aja luu," ujar Malik.

"Ganggu apaan coba?!!" ujar Revan.

"Kita kan lagi nge date, makanya duduk deketan, iya kan Ay?!!" ujar Malik melirik Ayara.

"Lo aja kali, gua enggak," Ayara berlalu meninggalkan Revan dan Malik.

"Ehh, Ayy.. mau kemana?" tanya Revan.

"KELAS!!" sorak Ayara.

Malik dan Revan masih ada di bawah pohon itu. Berdua.

"Gua baru juga dateng, udah di tinggal aja," celetuk Revan.

"Makanya kalo ke toilet ga usah lama," ujar Malik.

"NGAPAINN LO? ANEH-ANEH YA!!??" Malik menyodorkan wajahnya ken Revan.

"Kaga, lo kali yang suka aneh-aneh di sekolah," Revan menjauhkan wajahnya dari Malik.

Namun, Malik malah menatap Revan semakin dekat, seolah menggoda sahabatnya itu.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang