48

343 20 0
                                    

"Ayo pulang," ujarnya tanpa ekspresi.

Ayara menatap terkejut ke arah pria itu. Pria yang ternyata adalah Revandra. Iya, sahabatnya selain Gara dan Malik.

Bagaimana ia bisa ada di sini? Padahal Ayara tidak mengabarkannya sama sekali.

"Ayo, pulang," ujarnya menundukkan badan.

"Gua ga mau pulang Van!!" ketus Ayara sembari menolak uluran tangan Revan.

Tanpa senyum sedikitpun, Revan menarik paksa tangan Ayara.

"GUA GA MAU PULANG!!!"

Revan tetap menarik paksa gadis itu.

"Gua mau di sini, Van!!!" bentak Ayara melepas tangan Revan.

Revan kemudian memegang bahu Ayara dan mengajaknya berdiri. Suara hujan menghiasi pertemuan mereka berdua.

"VANN!!!"

"PLEASE, JANGAN PAKSA GUA!!!"

"GUA BILANG AYO PULANG!!" sorak Revan menarik Ayara menjauh dari makam Gara.

"STOP VANN!!" Ayara mendorong Revan hingga payungnya terjatuh.

Kini, baju Revan juga ikut dibasahi oleh hujan.

"Stop paksa gua!!!"

"GUA PENGEN NGABISIN WAKTU SAMA GARA!!"

"LO SADAR GA SIH?" tanya Revan.

"Lo yang GA SADAR!!!" ujar Ayara menunjuk Revan.

"LO YANG UDAH BUAT GUA KEHILANGAN WAKTU GUA SAMA GARA!!!" ujar Ayara menangis di tengah hujan itu.

Seluruh tubuh Revan kini telah basah seiring turunnya hujan.

"Maksud lo apa Ay?" Revan menyeka mukanya yang basah itu.

"Gara-gara lo Van, Karena lo selalu ada di deket gua, gua jadi jarang komunikasi sama Gara!!!"

"Bahkan sekarang,"

"Setelah Gara meninggal, lo masih tetep ngalangin gua untuk ngabisin waktu sama dia!!!" ujar Ayara menunjuk makam Gara.

"KARENA LO!!!!"

"GUA MAU TETAP DI SINI,"

"LO PULANG AJA!!!"

Ayara kembali ke makam itu, ia duduk dan membiarkan tubuhnya basah oleh air hujan.

Dengan sigap, Revan berlari ke arah Ayara, ia menarik paksa Ayara agar pulang. Hujan deras ini akan membuat Ayara sakit jika ia terus di sini.

"Ayo!!" ujar Revan menarik Ayara lagi.

"VANN!!!" sorak Ayara.

"GUA GA MAU LO SAKIT!!!!" bentak Revan yang membuat Ayara terdiam.

Sorot mata Revan saat itu benar-benar hitam legam. Ada kecemasan mendalam di dalam dirinya.

"Gua ga bermaksud gitu Ay, gua ga larang lo ke sini kalau hari panas, bahkan gua mau temenin lo, tapi sekarang, liat!!!"

"HUJAN!!"

Ayara menatap hujan yang semakin deras, ia membenarkan perkataan Revan. Melihat tubuh Revan basah, ia merasa bersalah. Merasa egois.

"Gua mohon sekali ini aja, dengerin gua, gua ga akan rampas waktu lo lagi, gua cuman ga mau lo sakit," ujar Revan menatap Ayara dalam.

"Gua ga mau kehilangan sahabat gua lagi Ay, CUKUP GARA!!" ujar Revan menarik Ayara ke pelukannya.

Hujan di senja itu, menjadi saksi betapa sayangnya Revan kepada manusia penting di hidupnya.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang