Tenggg...tengggg....
Bel masuk menuntun para siswa memasuki kelasnya masing-masing.
Namun, berbeda dengan Ayara. Ia harus berjalan di gandeng oleh guru BP bersamaan dengan para badboys lainnya.Disisi lain, Agi yang terengah hendak ke gerbang itu terpaksa berhenti di koridor depan, berhenti menatap Ayara jajaran temannya yang digiring oleh guru killer. Mirisnya lagi, ada Mayara di sana.
Gara yang mengejar Agi itu kemudian berhenti di dekat Agi.
"Kenapa Gi?" tanya Gara dengan nafas terengah.
Agi hanya diam, dia menatap lurus ke depan. Gara yang menyadari itu terkejut melihat sosok Ayara ada pada barisan itu..
"Kalian ini semuanya sama aja!!!" ketus Pak Satio sembari berjalan.
"Wihh, emang badgirl sejati," sindir siswi di sekolah itu yang tengah berpapasan menuju kelas dengan Ayara.
"Kalian jangan contoh ini ya," ujar Bu Prita sinis.
Ayara hanya diam, dia tidak ingin melawan saat ini. Mereka berjalan menuju kantor dan berpapasan dengan Agi dan Gara.
"A.." ujar Gara tersenggal dan memilih diam karena situasi yang tidak memungkinkan.
"Buk, Mayara kenapa dibawa Buk?" tanya Agi mengejar jajaran siswa yang tertangkap itu.
"Sama kayak temen kamu di belakang, ngerokok!!" tegas Bu Prita sembari berlalu.
"Buk, buk, tunggu," ujar Agi menghambat jalan Bu Prita.
"Ada apa lagi?" tanya Bu Prita.
"Saya kenal dia buk, temen saya ga kayak gitu, dia emang sering ke situ buk tapi cuman beli minum, suerr deh!!" jelas Agi semberi mengiringi jalannya Bu Prita itu.
Ayara yang melihat itu tak menyangka Agi akan melakukan hal ini. Padahal dia sama sekali tidak marah atas kejadian hari ini kepada Agi.
"Masuk," ujar Bu Prita kepada para siswa itu.
"Buk, ayolah buk." Ujar Agi memohon.
"Mmm, sebentar buk, saya mau ngomong sama temen saya bentar aja buk." Pinta Ayara kepada Bu Prita.
"Lima menit!" tegas Bu Prita lagi.
Gara yang melihat itu dari jauh hanya bisa terenyuh, kecewa sekali rasanya saat Ayara berjalan dalam gerombolan siswa yang dicap buruk.
"Ikut gua Gi," ajak Ayara.
Sementara, di depan kantor telah banyak siswa yang mengerubungi melihat sosok Ayara, karena cuman ia perempuan satu-satunya yang tertangkap.
Ayara menembus jajaran itu bersama Agi, karena Agi termasuk preman sekolah yang ditakuti, Ayara jadi dapat akses jalan untuk menembus kerumunan ini.
"Wih, gila, bisa-bisanya ya ketangkap." Ujar siswa itu.
"Yang cewek itu Mayara bukan sih?" tanya cewek yang lain.
Ayara tidak mengubris dan membawa Agi ke dekat bangku yang sedikit sepi.
"Mayara, gua bener-bener ga ada maksud buat lo ke tangkep, gua ga ada niatan, gu..." jelas Agi yang di senggal Ayara.
"Stop Gi, gua ga marah, gua cuman minta, lo ga usah terlibat." Lirih Ayara menatap Agi datar.
"Gua balik ke kantor dulu," ujar Ayara berlalu meninggalkan Agi.
Mayara menembus kerumunan itu dengan sedikit menunduk. Selang Ayara masuk ke dalam, Pak Satio membubarkan kerumunan itu hingga keadaan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...