Dari sudut dinding sekolah, nampak Malik dan Gara tengah bercengkrama di meja mereka. Membicarakan perihal pulang cepat yang Ayara sampaikan kemarin.
"Oohh gitu, jadi nanti kita langsung nyusul Revan?" ujar Gara lagi.
"Iya, sekarang masih jammm....." Ujar Malik melirik jam di tangannya.
"8.00." Ujar Malik pasti.
"Jam 9 kita otewe." Tambah Gara sembari berjalan keluar kelas.
"Kemana Ga?" Sorak Malik.
"Ke toilet bentar." Ujar Gara tanpa menoleh.
Suasana kelas yang sedikit riuh karena tidak ada guru membuat Malik semakin bersemangat untuk masuk ke cerita teman-temannya yang lain.
Sementara Gara, ia nampak berjalan menyusuri koridor menuju toilet. Selang beberapa menit, Gara sampai ke toilet dan menunaikan hajatnya. Namun, baru saja hendak melangkah keluar toilet, langkah nya dihentikan oleh seseorang yang kini tepat berdiri di depannya.
"Mau apa lo?" tanya Gara sinis.
_____
Waktu kini sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB. Di atas ranjang itu, nampak Ayara tengah tertidur pulas. Kamarnya nampak berantakan sekali."Nonn?" sapa Bi Surti sembari mengetuk pintu.
"Si Non ga sekolah?" tanya Bi Surti lagi.
Tookkk..tokkk...
"Non..." Sorak Bi Surti.
Perlahan Ayara tersadar dengan posisi langsung memegang kepalanya yang berdenyut.
"Ahh, pusing banget." Lirih Ayara pelan.
Sementara, Bi Surti segera pergi ke bawah karena tak ada jawaban.
Ayara menoleh ke tangan kirinya yang tersundut rokok. Berdarah.
Ia kemudian melihat ke arah jam dinding dan mulai tersadar bahwa ia terlambat.
"Revan?" lirihnya sembari bangun dari tidurnya.
"Hp gua?" tanya Ayara bingung.
Ia kemudian teringat akan kejadian semalam. Ayara berjalan ke sudut kamar untuk mengambil ponselnya yang masih berada di lantai. Baru saja melangkah, kakinya dikagetkan oleh botol alkohol yang menggelinding.
"SHIIIITTT!!!" pekiknya sembari berjalan ke arah ponsel.
Botol alkohol itu memang Ayara minum semalam. Ia sukses meneguk 4 botol alkohol sehingga kepalanya terasa sakit.
"Yah, pecah. Ga idup lagi nih," ujarnya sembari mengambil ponsel itu.
Ia meletakkan ponsel itu di laci kamarnya. Lalu, Ayara membenahi botol Alkohol itu dan meletakkannya di bawah kasur.
"Uh, sakit banget kepala gua." Ujar Ayara meringis.
"Obat," ujarnya sembari merogoh laci dan meneguk obat itu dengan air.
"Ahhh..." ujar Ayara sembari bangun dari duduknya.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.30. Artinya 30 menit lagi lomba dimulai. Ia kemudian melupakan sakitnya dan bergegas mandi. Selesai mandi, Ayara menukar baju dan membalut luka di tangannya.
"Siap." Lirihnya pelan.
______
Kunci motor yang tidak ketemu mengharuskan Ayara menunggu taxi di depan rumah. Mau hubungi taxi online juga tidak bisa karena ponselnya rusak."Uh, ayolah." Ujar Ayara yang tengah tergesa itu.
"TAXIII!!?" sorak Ayara sembari melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYARA (TAMAT)
Teen FictionSemua dimulai sejak kejadian lima tahun lalu. Ibunda Mayara Zauni yang terkena kanker diselingkuhi oleh Ayahnya yang bernama Andi. Perselingkuhan itu, membuat Ayara harus berjuang sendirian demi kesembuhan Ibunya. Waktu membawa Ayara ke suatu titik...