33

338 27 0
                                    

"Ay, lo ga masalah ga bawa orang tua," tanya Malik khawatir.

"Tenang aja," jawab Ayara santai.

"Kalo ga bawa paling diri di lapangan." Tambah Ayara lagi.

"Ay," ujar Gara menatap Ayara dingin.

"Gapapa Ga, kapan sih gua lari dari masalah," ujar Ayara dengan tenang.

Hari masih menunjukkan pukul 07.30. Mereka sekelas sedang menunggu kedatangan guru yang akan mengajar mereka.

"Revan udah tau masalah lo?" tanya Gara hati-hati.

"Gua ga tau, tapi kalau Revan belom tau jangan kasih tau dia Ga." Tambah Ayara.

"Dia harus tau Ay, karena dia kan bagian dari sahabat kita," ujar Gara lagi.

"Gua ga mau ngerepotin dia Ga, kasian, dia besok kan lomba," ujar Ayara lagi.

Gara hanya bisa mengangguk paham. Ia juga tidak tahu harus membantu apa perihal masalah Ayara, tapi ia yakin Revan pasti tahu caranya.

"Untuk siswa yang namanya sudah tercatat dalam pelanggaran kemarin silahkan ke kantor!" ujar seseorang dengan toa itu.

"Sekali lagi, untuk siswa yang namanya sudah tercatat dalam pelanggaran kemarin silahkan ke kantor!" tambah nya lagi.

Mendengar itu, Ayara seketika memasukkan tasnya ke dalam laci. Gara dan Malik yang melihat itu sudah tahu bahwa Ayara harus pergi.

"Hati-hati, ya!" ujar Gara dengan sendu.

"Ayaaaaa!!!! Nanti kalo diri di lapangan kabarin gua," sorak Malik prihatin.

"Duluan," ujar Ayara berlalu pergi.

"Huh, punya sahabat cewek satu aja, bandelnya minta ampun," lirih Malik.

Gara hanya menatap Ayara datar. Ia berharap semoga hal buruk tidak bertambah buruk. Selang beberapa menit Ayara pergi, Bu Rani pun memasuki ruangan dan mereka pun memulai pelajaran.

***
"Siapa yang ga bawa orang tua?" tanya Bu Prita di depan semua murid yang melanggar itu.

"Saya buk." Jawab Ayara lantang.

"Kamu? kenapa ga bawa?" tanya Bu Prita.

"Orang tua saya lagi di Singapura Bu," jawab Ayara.

"Bisa-bisanya orang tua kamu keluar negeri pas anaknya lagi ada masalah!" bentak Bu Prita.

"Ga usah bawa-bawa Ayah saya Bu!" jawab Ayara kesal.

Agi dan kawan-kawan hanya diam menatap rekan mereka itu. Ayara memang benar-benar perempuan yang berbeda. Dia tidak pernah lari dari masalah.

"Permisi Buk, saya orang tua Agi." Ujar seorang Ibuk muda dengan anak kecilnya yang lucu.

"Silahkan Buk, ke ruangan saya." Ujar Bu Prita dengan manis.

Ayara yang melihat itu tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika Agi yang brandal punya keluarga kecil yang manis. Ibunya juga cantik sekali, seperti masih muda.

"Agi, sini." Ujar Bu Prita memanggil Agi.

Agi mengikuti arah panggilan itu, ia meninggalkan Ayara dengan beberapa murid lainnya yang juga terlibat masalah.

Ayara berdiri di pinggir dinding, menunggu Agi dan ibunya keluar. Namun, belum sempat Ayara melamun, Bu Prita kembali keluar dan menemui mereka.

"Ibuk akan proses kalian satu per satu, untuk orang tua yang sudah di tempat, tolong kalian suruh masuk dan duduk di dekat ruangan saya, di sana sudah ada kursi untuk orang tua kalian," ujar guru BK itu.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang