27

371 28 0
                                    

"Kisah RANDOM yang selalu jadi PIN dalam hidup, Welcome!"
-Be.Rvnda

"Makasi ya bg." Ucap Ayara sembari menaiki motornya dan segera berlalu usai membayar biaya tambal ban.

"Yuk." Ujar Ayara ke arah Revan yang sudah berdiri dengan motornya.

"Makasi bg." Ujar Revan berlalu mengikuti Ayara dengan motornya.

Tukang tambal itu kemudian mengangguk dengan senyuman sebagai tanda terima kasih kembali.

Kini, motor Ayara melaju menyusuri jalanan, diikuti laju motor Revan dari belakang. Sesaat Ayara melirik spion dan menghentikan laju motornya.
Melihat motor Ayara menepi, Revan pun melakukan hal yang sama.

"Lo ngapain sih, masih ikutin gua." Sindir Ayara menatap Revan malas.

"Yuk, minum teh es." Ujar Revan mengode Ayara dan menghidupkan kembali motornya.

Belum sempat Ayara menjawab, Revan telah berlalu pergi ke tongkrongan mereka seperti biasa.

"DASAR!!!" bentak Ayara sembari menatap kepergian Revan dari jauh.

----
"Nih, minum." Ujar Ayara menyerahkan teh es ke tangan Revan.

"Makasii putri." Celetuk Revan sembari tersenyum manis.

Melihat ulah Revan, Ayara hanya bergidik malas.

"3 tahun sahabatan, baru kali ini kita nongkinya cuman berdua." Lirih Revan sembari membuang pandangannya.

"Lo kesini cuman buat bahas gituan?" tanya Ayara menyindir.

"Lo tadi pagi nebeng sama Gara?" tanya Revan memotong pembicaraan.

Ayara hanya mengangguk pelan sembari terus meminun teh esnya.

"Lain ka..." ujar Revan hendak menyangkal.

"Gua salah ya nebeng sama Gara?" tanya Ayara dingin.

Perlahan Revan berjalan ke arah Ayara. Berdiri tepat di depan gadis manis itu. Menatap dalam matanya yang hitam legam.

"Dengerin gua," ujar Revan.

"Lain kali, kalo lo perlu bantuan kayak tadi, hubungin gua." Ujar Revan menatap Ayara.

"Gua salah ya nebeng sama Gara?" tanya Ayara lagi.

"Ay," lirih Revan sembari tersenyum.

"Vann, dia sahabat kita." Jawab Ayara.

"Sampe sekarang juga masih kan!" ketus Ayara memalingkan wajah.

"Gua ga mau lo disiram kayak tadi lagi!" bentak Revan atas kejadian hari ini.

"Van, gua ga pernah maksa Gara numpangin gua!" ujar Ayara kesal.

"Hidup emang ga adil, Ay." Celetuk Revan memalingkan wajahnya.

"Apa yang lo pikirin emang kadang ga sesuai sama ekspektasi." Ujar Revan menatap Ayara kembali.

"Tapi, Van," senggal Ayara.

"Lo harus paham Ay, kalo statusnya Gara sekarang udah beda, dia udah punya pacar." Jelas Revan lagi.

"Jadi, kita harus prioritaskan pacar dibanding sahabat?" tanya Ayara.

"Ay, masalahnya di sini beda, kita ga bisa ngatur hati orang Ay, untuk suka sama siapa." Ujar Revan.

"Apa ini artinya kita udah ga bisa sahabatan sama Gara lagi Van?" tanya Ayara sendu.

"Ga ada kata akhir dari persahabatan Ay." Lirih Revan.

Revan duduk di dekat Ayara dan membuang teh es nya yang sudah abis.

MAYARA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang