7. Khelam

7 2 0
                                    

Memang terdengar suara orang mendekat sambil bercakap-cakap. Tiga orang pria muncul dari antara pepohonan, mereka tinggi, berambut panjang dan bermata merah.

"Bris!" Katz tersenyum pada mereka. "Dome, Flare," Katz menyapa dua yang berjalan dibelakang.

"Yo!" Salah satu diantara mereka yang berambut merah menjawab, yang lain hanya mengangguk.

"Katz! Tadi aku bertemu Lylo, dia bilang kalian ada disini." Yang paling depan diantara mereka saling menyambar tangan dengan Katz.

"Ya, Bris." Katz mengendik kearah Moren.

"Manusia!" Bris menunjuk Moren dengan jari-jarinya yang bercakar.
Moren berusaha tersenyum pada mereka semua.

Katz mengenalkan Moren pada ketiga pria itu. Mereka adalah para Incanio yang berasal dari satu kelompok dengan Katz. Para incanio di Wind Crasher tinggal dengan membentuk kelompok-kelompok dengan total terdapat 9 kelompok, masing-masing memiliki pemimpin sendiri. Mereka kini yang ada didepan Moren berasal dari kelompok Ceberon.

Ketiga Incanio itu memandang Moren melalui hidungnya. Menurut Moren, Katz sudah tinggi sekali dan mereka bertiga 20-30cm lebih tinggi dari Katz. Yang tertinggi adalah Bris. Sulit sekali tetap berdiri dengan percaya diri dibawah tatapan mereka, Moren merasa canggung.

"Aku dengar cerita yang agak aneh dari Lylo," kata Bris pada Katz, tapi matanya tetap pada Moren.

"Ya, ya, agak diluar rencana memang. Aku ingin bicara sebentar dengan kalian." Katz mendorong pundak Bris untuk menjauh. Ketiga Incanio itu menurut berjalan menjauh dari Moren bersama Katz.

Moren melihat mereka berempat berdiri agak jauh dan berbicara diantara satu dengan yang lain. Moren tidak bisa mendengar pembicaraan mereka. Dia memilih melipat tangannya didada dan berjalan mondar-mandir. Lotus sepertinya tidak menyadari kedatangan para incanio itu, dia nampak masih terlelap.

Moren menurunkan tangannya saat para incanio itu selesai bicara dan sedang berjalan kembali pada Moren.

"Kau yakin akan ke Sarang, manusia?" Ada nada meragukan dalam suara Bris saat ia menanyakan itu.

"Ya, aku harus mencari adikku."

"Yah," kata Bris. "Kami agak kewalahan menjaga Khelam kemarin, kurasa beberapa roh itu lolos dan akhirnya mereka berhasil sampai hutan Galgalore dan membawa adikmu. Salah kami juga, kalau begitu seandainya hal itu terjadi. Aku tidak ingin menghalangi, tapi Sarang bukan tempat yang menyenangkan, kurasa Katz sudah mengatakannya padamu. Aku juga sebenarnya tidak rela jika salah satu dari kami sampai mengalami sesuatu yang buruk karena perjalanan ini, jadi..."

"Ini keputusanku sendiri, Bris, bukan Moren yang menginginkan aku ikut," potong Katz.

"Baiklah, baiklah." Bris memutar bola matanya. "Tidak ada gunanya kan, aku melarang-larang? Kalau begitu aku akan mendoakan keselamatan dan keberuntungan berpihak pada kalian.

"Aku akan mencoba mengirim sinyal pada yang lain, tetaplah pada jalan sebelah timur, kami usahakan kalian akan aman sampai Sarang."

"Terimakasih, Bris," kata Katz.
Bris memandangnya dengan berat.

"Ini aku bawakan barang-barang yang mungkin bisa membantu kalian," Bris menyerahkan sebuah bungkusan yang nampak gemuk dan berat pada Katz.

"Semoga berhasil, semoga beruntung, Katz." Ketiga incanio itu merangkul dan menepuk punggung Katz sebelum berpamitan.

"Sampaikan salam kami untuk Lotus," Bris melihat Lotus yang masih terlelap.

"Semoga berhasil, Moren," katanya menepuk pundak Moren. Nyaris saja Moren tersungkur karena tepukan Bris. Mereka kuat sekali.

"Terimakasih," jawab Moren.

Moren dan Katz mengawasi kepergian ketiga incanio itu sampai mereka menghilang dibalik pepohonan dan suara mereka sudah tidak terdengar lagi.

"Nah," Katz memindah isi bungkusan dari Bris kedalam kantong perjalanannya. Isinya berupa perbekalan.

"Katz, Bris bilang tentang bagaimana Hyereen bisa dibawa pergi para roh itu ada hubungannya dengan mereka, apa maksudnya?"

Katz hanya melirik sekilas pada Moren lalu kembali sibuk dengan kantongnya.
"Khelam adalah perbatasan antara wilayah Sarang dan hutan-hutan tepian Galgalore, Moren. Kami bangsa Incanio, peri dengan bantuan beberapa roh murni menjaga perbatasan ini agar para roh gelap tidak mendekati manusia. Kami sudah berusaha sebaik mungkin, tapi kadang-kadang beberapa dari mereka tetap berhasil menerobos Khelam. Aku rasa malam saat mereka mengambil Hyereen adalah saat dimana akhirnya para roh gelap menemukan celah. Yang seperti itu beberapa kali terjadi dan mungkin akan lebih sering terjadi karena kini kekuatan mereka semakin berkembang."

Moren memperhatikan Katz yang masih sibuk dengan kantongnya, kini ia memikirkan sesuatu. Galgalore sudah membuat pasukan khusus yang berjaga dalam hutan-hutan mereka. Pasukan itu kadang-kadang melawan satu atau dua monster atau bahkan sampai beberapa anggotanya menghilang (kini Moren tahu kemana perginya mereka yang menghilang), semua dilakukan untuk memastikan pemukiman aman dari teror. Sebenarnya ternyata semua rasa aman yang mereka alami pertama-tama bukan karena ketangguhan dari pasukan-pasukan mereka tapi karena kegigihan para Incanio, peri dan Roh Murni yang ada di Khelam. Moren merasa mendadak berhutang banyak pada mereka dan kini perasaannya menjadi semakin berat menyadari bahwa Katz dan yang lainnya sudah secara sukarela pergi ke tempat musuh bersamanya.

"Katz, aku tidak tahu mengenai hal ini sebelumnya, rasanya aku ingin menyampaikan terimakasih mewakili Galgalore. Aku merasa sangat tidak enak karena ada yang sudah meneriakimu 'monster," kata Moren.

Katz berhenti mengepak dan menghela nafas.
"Inilah mengapa mereka membentuk kelompokku. Satu perwakilan dari masing-masing satu bangsa. Kami ditugasi untuk menjalin komunikasi dengan kalian, tapi sejauh ini kami sudah gagal. Kalian meneriakiku 'monster' dan mengatai Lylo 'hantu' dan Lotus belum berhasil membuat dirinya terlihat setiap kali bertemu dengan manusia."
Katz tersenyum pada Moren. "Ayo kita selesaikan perjalanan ini, aku tidak tahu akhirnya seperti apa, tapi aku juga tidak merasakan keraguan disini. Kalau begitu mungkin ini akan berakhir dengan sesuatu yang bagus."

"Terimakasih, Katz. Hyereen dan aku berhutang banyak pada kalian."

"Moren," Katz berhenti sejenak, dia tidak enak untuk bertanya.
"Bagaimana jika saudaramu sudah mati?"

Moren menggeleng, "Aku belum memikirkannya, sebenarnya aku berusaha untuk tidak memikirkannya. Tapi..." Moren tidak meneruskan, dia berhenti sebentar untuk menguasai dirinya. "Aku merasa dia masih hidup," katanya yakin.
"Kami kembar, ikatan perasaan kami lebih kuat dari persaudaraan manapun, aku akan tahu seandainya sesuatu yang buruk terjadi padanya."

"Para Incanio sering melahirkan anak kembar, tapi tidak ada ikatan seperti yang kau katakan. Bahkan mereka memilih kelompok yang berbeda saat dewasa."

"Benarkah? Yah, kita memang berbeda, kan?"

"Betul. Lihat saja, kalian lebih senang menetap di lembah dan kami lebih suka tinggal di gunung-gunung. Itu saja sudah terlihat kalau kita ini memang berbeda."

Moren tertawa sedikit, topik mereka tidak ada hubungannya dengan pilihan tempat tinggal sebenarnya.
"Kemana Lylo pergi?" Tanya Moren.

"Kurasa dia pergi tidur disuatu tempat. Kami Incanio dan roh memang biasanya lebih suka bangun saat malam tiba dan beristirahat saat siang. Lylo akan kembali jika hari sudah sore, tidak usah cemaskan dia." Katz mengatakan itu sambil menguap lebar.

"Kalau begitu, aku pikir kau juga butuh istirahat sekarang ini Katz."

" Ya, tapi..."

"Aku akan tetap bangun dan berjaga," Moren meyakinkan.
"Aku satu-satunya yang tidak mengeluarkan tenaga banyak dalam perjalanan, kan? Aku tidak lelah sama sekali, lagipula manusia tidur saat malam."

"Baiklah kalau begitu, bangunkan aku kalau terjadi sesuatu!" Katz berjalan kearah pohon besar didekat Cherry berbaring, dia menyandarkan punggungnya dan tak lama kemudian, Moren mendengar dengkurannya yang halus.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang