25. Menara Jarum

8 2 0
                                    

Seorang peri berdiri di sebuah junjungan batu di puncak Menara. Tangannya melambai-lambai memberikan tanda pada para penerbang. Rain terbang rendah di atas kepalanya, sayapnya terbentang lalu ia meluncur menuju arah sesuai petunjuk dari sang peri. Rain mendarat dengan mantab di sebuah tanah lapang. Moren dan Gold turun dari punggungnya dan segera saja para peri keeper mendekati mereka, mengambil tali kekang Rain, kemudian menuntun hewan itu menjauh dari sana. Gold berlari menepi, Moren dan Lylo mengikutinya. Beberapa saat kemudian, Summer mendarat di tempat tadinya Rain berada.

Mereka semua berkumpul di tepi landasan. Para keeper menuntun Rain dan Summer ke sebuah lorong yang ternaung batu-batu karang. Disana mereka dilucuti pelana dan tali kekangnya kemudian dilepas terbang ke arah batu-batu karang tinggi di timur, dimana sejumlah Pterogorn lain hinggap dan berkaok-kaok menyambut kedatangan mereka.

Seorang peri lain menghampiri mereka, namanya Sapphire. Gold menyerahkan mereka semua pada Sapphire sebelum berpamitan untuk urusannya sendiri. "Aku sudah berjanji untuk mengurus si Manis berbulu di bawah sana. Kalian aku tinggal sementara, setelah ini kita akan bertemu kembali. Sapphire aku serahkan tamu-tamu ini padamu," pamitnya. Lalu ia melambaikan tangan dan berlalu.

Sapphire tidak kalah ramah dari Gold dalam memperlakukan mereka. Moren menanyakan padanya mengenai Lotus.

"Jangan khawatir, aku dengar kondisinya semakin membaik, meskipun aku belum melihatnya sendiri," jawabnya.

Kali ini Moren melihat seorang peri yang sama sekali tidak berkedip-kedip tubuhnya. Rupanya para peri merasa nyaman berada di tanahnya sendiri, sehingga mereka merasa tidak perlu bersembunyi kemana-mana meskipun ada orang asing diantara mereka.

Ini sudah kesekian kalinya untuk Katz dan Lylo berada di Menara, bahkan Katz sepertinya sangat akrab dengan Sapphire. Mereka berdua berjalan beriringan dengan lengan Katz yang melingkar di pundak Sapphire.

Sapphire membawa mereka menuruni telundakan yang berada di sisi utara landasan. Telundakan itu mengarah pada lorong yang terbentuk dari batu-batu karang, mereka seolah seperti sedang memasuki sebuah gua. Lorong itu pendek karena setelahnya mereka kembali berada di sebuah tempat terbuka.

Tempat itu adalah sebuah tanah datar yang tidak terlalu luas. Di sisi kirinya ada lorong lain yang tingginya 2/3 dari lorong landasan. Dikanannya adalah tebing curam tepian Menara, gunung-gunung dan hamparan hutan terlihat jelas dari sana.

"Pintu gerbang Menara Jarum." Sapphire menunjuk ke arah lorong.

Moren dan Hyereen mengira mereka harus melewati lorong itu sambil membungkuk-bungkuk, tapi berdiri di mukanya dua orang peri wanita dengan memegang cawan tertutup berwarna perak. Mereka berdua menyambut tamu-tamu itu dengan tawa yang merdu.

Mereka mengatakan sambutan untuk para tamu.
"Selamat datang teman-teman," kata peri itu pada Katz dan Lylo. "Selamat datang untuk para manusia," kata mereka pada Moren dan Hyereen.

Moren dan Hyereen mengangguk. Para peri melanjutkan, "Sungguh indah, pertemuan yang sudah lama diusahakan ini akhirnya terwujud. Senangnya bisa menerima kalian dalam kediaman kami. Tapi setiap orang ditanah peri tidak boleh melampaui sang Ratu dan kalian harus merelakan diri untuk itu. Seandainya tidak, kalian tidak akan nyaman berada di dalam sana." Peri itu tertawa.
"Bersediakah kalian?"

Moren dan Hyereen menatap Katz, apa maksudnya itu? Katz memberi kode agar mereka setuju.

"Ya," jawab Moren dan Hyereen meskipun kebingungan.

Salah satu peri lalu membuka cawannya dan mengambil serbuk berkilau keunguan dari dalamnya. Itu serbuk peri, serbuk yang sama seperti yang digunakan Lotus pada Hyereen. Peri itu menaburkan masing-masing sejumput ke atas kepala mereka.

"Untukmu harus lebih banyak, Katz," tawa salah satu peri, dia menambahkan sedikit serbuk untuk ditabur pada Katz.

Segera setelah kerlip-kerlip itu memandikan mereka, kini terlihat bagaimana benda itu bekerja. Tubuh Moren dan yang lainnya terus menyusut, baik tinggi maupun besarnya, mereka menyusut hingga ukuran mereka berkurang 1/3. Moren melihat ke arah Katz karena para peri menabur agak banyak padanya. Kini Katz tidak nampak tinggi dan sepertinya para peri itu menabur terlalu banyak karena sekarang bahkan Moren lebih tinggi sedikit darinya. Moren tersenyum dan mengangguk puas melihat Katz.

"Apa?" tanya Katz melihat Moren senyum-senyum sendiri.

"Tidak." Moren berpaling.

Kedua peri yang membawa cawan tertawa melihat tubuh-tubuh yang menyusut di depan mereka. Mereka mempersilahkan Sapphire membawa tamu-tamu memasuki lorong.

Lorong itu gelap diawal, tapi dari pintunya sudah terlihat titik-titik cahaya penerangan jika mereka masuk sedikit ke dalam. Hyereen memekik senang saat sudah berada diantara cahaya-cahaya itu. Para peri meletakkan berbagai bola lentera dalam berbagai ukuran dan warna di dalam lorong itu. Mereka berpendar redup dan lembut, membuat dinding gua semarak. Sepanjang jalan mereka mendengar Sapphire dan Katz tertawa-tawa melihat Hyereen berlari-lari untuk menyentuh bola-bola itu.

Gua itu tembus di sisi lain, dimana disana terdapat pemukiman para peri. Mereka menyibak sulur-sulur tanaman yang menutup pintu keluar gua dan disanalah Moren serta Hyereen menatap rumah-rumah peri dengan mulut terbuka. Tempat itu luas, hijau dan terkukung sempurna oleh tebing-tebing yang tinggi menjulur ke langit sebagai pembatasnya. Para peri membuat rumah dengan memahat dinding-dinding tebingnya. Mereka membuat lubang disana, memberinya pintu dan jendela dengan tingkap yang berukir serta membiarkan tanaman rambat tumbuh di dindingnya. Seperti itulah rumah-rumah mereka menempel dan bersusun-susun di sepanjang dinding tebing. Telundakan dan jalan-jalan miring dibangun berkelok untuk menghubungkan antara rumah-rumah dari yang paling bawah hingga yang paling atas.

Saat itu meskipun matahari belum terbenam sempurna di barat, tempat itu sudah gelap karena naungan dinding karang yang tinggi. Sama seperti di lorong, para peri meletakkan bola-bola lentera di rumah-rumah mereka, masing-masing memilih warna sinar sesuai selera. Dinding karang itu menyala temaram dalam berbagai gradasi warna yang indah.

Di salah satu bagian, terdapat bangunan megah yang dipahat mulai dari bawah hingga atas, telundakannya berukir dan air terjun kecil mengalir dari sisi kanan. Di sanalah istana Ratu Peri.

Sapphire membawa mereka melalui balairung besar menuju istana indah itu. Mereka menaiki telundakan melewati sap pertama yang berupa taman menuju sap kedua dimana terdapat bangunan-bangunan kecil disana. Para peri terlihat menjulurkan kepala dari balik dinding-dinding untuk melihat dan tertawa pada tamu mereka. Dan akhirnya sampailah mereka di depan sebuah pondok dengan pintu tingkap berukir yang berbentuk daun. Sapphire mempersilahkan tamu-tamu masuk ke dalam.

"Sementara ini kalian dapat beristirahat dan membersihkan diri, akan ada beberapa peri yang mengurus keperluan kalian. Nanti setelah makan malam beberapa dewan peri mungkin akan menjumpai kalian. Sampai disini tugasku, aku mohon diri, anggaplah tempat ini seperti rumah kalian sendiri!" Sapphire lalu pergi sambil tertawa.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang