11. Orang yang tepat

7 3 0
                                    

Khelam benar-benar luar biasa dalam hal menyesatkan dan mempersulit siapapun yang melangkah di areanya. Katz sudah sering berada di Khelam, tapi tetap saja kadang-kadang hutan itu menjadi sulit ditebak. Pohon-pohon tumbuhnya tidak karuan, beberapa tumbuh miring dan melintang, beberapa mempunyai akar gantung yang rapat dan kokoh. Tanahnya sama saja, beberapa begitu miring, beberala tempat begitu berbatu dan ketika ada tanah yang terlihat rata, tanah itu begitu licin saat dipijak. Dimanapun mereka melangkah itu harus dilakukan dengan hati-hati dan pelan-pelan. Kalau tidak, bisa saja tiba-tiba mereka terpeleset atau mungkin kepala mereka tersangkut akar gantung. Perjalanan itu melelahkan pikiran mereka melebihi lelah yang dialami tubuh mereka.

Setelah berjalan begitu lama secara sempoyongan, akhirnya Moren kini merasakan mereka berjalan dengan normal. Dan Katz memang mengatakan bahwa mereka sudah melewati area yang terburuk. Apapun itu halangannya, sebenarnya Moren akan lebih menyukai seandainya perjalanan itu dilakukan saat siang, tapi Katz yang lebih tahu jalur menuju Sarang adalah makhluk malam jadi Moren tidak akan mengajukan protes.

Malam semakin larut dan kini mereka menambah kecepatan. Angin malam yang dingin membelai-belai wajah Moren. Meskipun tengah diliputi rasa cemas, tapi perasaan itu tidak mengalahkan rasa letih yang dialaminya. Mata Moren mulai terasa berat, beberapa kali ia tersentak karena jatuh tertidur secara tidak sadar. Pada akhirnya, mata Moren benar-benar terpejam dan Lotus dengan terkejut memegangi bahunya ketika Moren nyaris saja terjungkal dari punggung Cherry. Peri itu tertawa.

"Maaf," kata Moren terjaga.

"Kita sudah berjalan lama, Moren, sebentar lagi Katz pasti akan mengajak beristirahat sebentar. Bertahanlah, jatuh dari sini pasti akan sakit sekalipun kau dalam keadaan tertidur."  Lotus terkekeh.

Mereka berhenti didekat sebuah pohon tumbang yang melintang. Tidak ada tempat yang benar-benar nyaman untuk duduk disana, tapi tojolan beberapa akar memberi konstribusi cukup untuk duduk dan bersandar. Lotus mengeluarkan bola lenteranya, Moren langsung merasa lebih baik dengan melihat cahaya.

"Terimakasih, kau tahu aku tidak bisa melihat saat gelap. Rasanya lebih baik saat bisa melihat yang ada disekelilingmu," kata Moren penuh syukur.

"Apa maksudmu?" tawa Lotus, "Lebih baik juga bagiku bisa melihat dimana aku meletakkan bokong."

Moren menatapnya heran.
"Katz bilang kau bisa melihat dalam gelap lebih baik dari burung hantu. Kau ingat? Saat pertama dia menemuiku di hutan perbatasan Galgalore."

Lotus tertawa. "Dia hanya menggertakmu, aku bahkan tidak sedang membidikmu dengan panah saat itu."

"Oh, sialan kau, Katz!" gerutu Moren.

Katz nyengir ke arahnya, "Ibuku selalu bilang 'jangan mudah percaya pada orang yang belum kau kenal'. Apa manusia tidak mengajarkan begitu pada anak-anaknya?" goda Katz.

Semua tertawa kecuali Moren, bahkan Cherry mengeluarkan suara mendengking senang.

Moren tidak ada niat untuk mendebat Katz. Cukup. Sekarang yang dia inginkan hanya satu; tidur. Sebentar kemudian, Moren sudah tidak mendengar suara ketiga partnernya itu bercakap-cakap.

"Kita bergerak lambat, Katz," kata Lylo.

"Yah, aku tahu, Lyl. Mengejar Wombark dan para roh, mustahil. Mereka bergerak sangat cepat. Seandainya Cherry yang mengejar sendiri kita tidak akan tertinggal jauh, tapi itu tidak mungkin kita lakukan."

"Jangan-jangan pengejaran ini sia-sia, mungkin kita sampai disana dan kita sudah terlambat." Lotus berkata dengan cemas.

"Mungkin akan terlambat, tapi aku rasa tidak akan sia-sia. Selama ini manusia tidak tahu apa-apa diluar wilayah mereka. Ada baiknya Moren melihat seperti apa para roh gelap, itu akan membuat kita lebih mudah menyakinkan manusia nantinya."

"Harusnya kita menangkap orang yang lebih dewasa ketika menginginkan hal itu. Moren masih terlalu muda, dia kelihatannya hanya anak yang sedang iseng berada dihutan malam itu. Aku kurang yakin kita bisa berbicara dengan manusia melalui perantaraannya. Harusnya kita menyergap salah satu pemimpin pasukan," kata Lylo.

Katz menggeleng, "Apa maksudmu, Lyl? Moren orang yang paling tepat diantara seluruh manusia itu."

Lylo memandang Katz dengan penuh tanya.

Katz mendesah, "Moren bukan orang biasa, aku kira. Kau lihat jubah yang dikenakannya? Kualitasnya bagus dan tidak dibuat dengan sembarangan. Dan lagi ada lambang istana Galgalore disulam dengan benang emas ditepinya. Pedang yang dibawanya juga serupa dengan pedang para prajurit Galgalore."

"Jadi maksudmu, Moren juga salah satu dari para prajurit itu? Tapi tetap saja dia terlalu muda, Katz. Mungkin posisinya sebagai prajurit juga tidak terlalu tinggi." Lylo bersikeras.

"Lylo!" Katz memandang Lylo dengan kesal. "Para prajurit itu menggunakan lambang istana warna perak sedangkan Moren memiliki lambang berwarna emas pada pakaiannya. Apa kau tidak bisa berpikir?"

Lylo dan Lotus terbelalak.

"Hanya anggota keluarga kerajaan tertinggi yang menggunakan warna emas. Moren adalah seorang pangeran," kata Katz akhirnya.

Lylo dan Lotus saling berpandangan, mereka tidak menyadari hal itu. Mereka kini mengerti dengan keputusan Katz.

"Kalau begitu yang sedang bersama roh gelap saat ini adalah seorang putri?"
Itu lebih kepada pernyataan dari pada pertanyaan dari Lotus.

"Itu gawat," celetuk Lylo.

"Gawat jika mereka menyadarinya, tapi kuharap mereka tidak menyadarinya, sama seperti kalian. Lebih gawat lagi seandainya mereka tahu kita sedang mengantar seorang pangeran tepat menuju kediaman mereka," kata Katz.

Setelah itu Katz memberi kode dengan mengangkat tangannya agar semua diam.
"Ada yang mendekat!"
"Sembunyi!" perintahnya.

Lotus melompat mendekati Moren dan mengguncang bahunya.
"Moren bangun!" Lotus buru-buru memasukkan lenteranya kedalam kantong.

Moren mengerjap-ngerjap dengan bingung. Dia bahkan masih setengah berbaring saat Cherry menyambar tubuhnya dan membawanya kearah semak-semak dibalik pohon tumbang, dimana Katz sudah lebih dulu merunduk disana. Lalu semua diam dan menunggu. Moren diam terbawa suasana, meskipun dia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Sebentar kemudian terdengar suara berdebum-debum mendekat. Sepertinya sesuatu yang berukuran besar sedang berlari kencang, bunyi berkerosak semak-semak yang diterjangnya semakin terdengar keras.

Seekor Wombark yang besar melintas, berlari dengan seorang penunggang bermata biru. Hanya Lylo dan Katz yang melihat dengan jelas dengan pandangan malam mereka.

Tiba-tiba Katz berdiri dan melompat keluar dari semak-semak berlari mengejar Wombark itu.

"Tidak tidak! Katz!" Lylo berusaha mencegahnya.

Katz tidak mendengarnya, dia melesat dengan cepat menuju arah Wombark itu berlalu. Lylo melayang untuk menyusulnya.

"Tunggu Lylo!" pekik Lotus.

"Lotus itu Auro!" kata Lylo sambil melesat.

"Apa?! Tidak! Cherry!" Lotus memanggil Cherry dan gumpalan bulu besar itu dengan cepat berdiri dalam posisi siap. Lotus dengan cepat naik ke punggungnya, setelah itu Moren melihatnya bergerak cepat menyusul Katz dan Lylo.

Semua terjadi begitu cepat. Moren menatap kedalam kegelapan Khelam. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.

"Bagus, mereka meninggalkan aku," gumamnya dengan kesal.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang