28. Cherry yang imut

7 3 0
                                    

Pagi hari di Menara. Moren menatap keluar dari halaman pondok peri. Dia hanya bersama Katz dirumah itu, Hyereen pergi jalan-jalan bersama Bluebell dan Lily setelah sarapan. Di luar para peri berseliweran untuk urusan pagi mereka. Suara dering-dering terdengar dimana-mana dan tawa mereka memenuhi Menara.

Moren melihat seorang peri yang dikenalnya berjalan di taman di telundakan terbawah. Itu Gold. Seekor anjing kecil berwarna putih ada di pelukannya. Beberapa peri menghampirinya dan mengusap si anjing.

"Anak baik, kau tampan sekali," tawa mereka sambil mengusap-usap kepala si anjing. Si anjing melompat dari pelukan Gold, mendarat dengan kedua kaki belakangnya lalu berjalan dengan mendongak, puji-pujian itu membuatnya sombong. Para peri menertawakannya. Moren terbelalak. Itu bukan anjing, itu Cherry!

"Hei, Katz!" panggil Moren.
"Lihat Cherry!"

Katz bergabung dengan Moren dan mengawasi Cherry di bawah.

"Menurutmu berapa banyak serbuk peri sudah dituang ke atasnya?" tawa Moren.

Katz juga tertawa. "Para peri selalu murah hati pada binatang. Dia lucu sekali!" Katz tersenyum-senyum melihat gerakan Cherry di bawah sana.
"Moren," katanya, "menurutmu nama Cherry tidak cocok untuknya?"

"Apa?" Perasaan dingin yang aneh tiba-tiba terasa merayap dari kaki Moren sampai kepalanya karena mendengar pertanyaan itu.

"Menurutmu nama apa yang seharusnya cocok untuk 'hewan sebesar rumah'?" tanya Katz.

Moren menciut ditempatnya. "Katz..." suaranya kecil seperti tikus, "kau dengar pembicaraanku dengan Hyereen ya?"

"Kau sudah tahu pengelihatanku tajam di malam hari, tapi pendengaranku tajam sepanjang hari, Moren."

"Oh," Moren nyaris sesak nafas, ia ingat ia mengatai Katz aneh saat itu.
"Ya ampun, Katz, aku minta maaf kau mendengarnya. Aku tidak bermaksud mengatakan sesuatu yang buruk tentangmu."

"Menurutmu aku aneh, ya kan?"

Oh, tidak! Moren semakin merepet.
"Katz..." katanya terbata.

"Tidak apa-apa, Moren. Aku sudah pernah mendengar para manusia mengatai orang lain aneh hanya karena seseorang sedikit berbeda dari yang lain. Jadi menurutku kata aneh bukan sesuatu yang buruk."

Moren seketika merasa lega, tapi perasaannya tetap tidak enak.
"Aku benar-benar minta maaf, Katz, aku menyesal_ hanya saja... HEI! Jadi kau tahu Hyereen menyukaimu?"

Katz mengangguk. "Tenang saja, aku sudah mengatakan sesuatu yang akan membuatnya mundur."

Moren menghela nafasnya. "Dia bukan orang yang mudah menyerah, tahu tidak?"

Katz menyeringai. "Kau keberatan punya saudara ipar sepertiku?"

"Hei!" Moren menonjok bahu Katz dengan kesal.

Katz tertawa, dia senang menggoda manusia satu ini.
"Apa menurutmu nama Cherry harus diganti?" tanya Katz lagi.

"Entahlah. Dia lucu, imut dan menggemaskan, kurasa itu nama yang cocok." Mudah sekali mengatakan semua itu kalau melihat Cherry yang kecil.
"Sayangnya dia tidak suka padaku," keluh Moren.

"Kau hanya kurang berusaha, Moren. Ayo!" Katz berlari ke luar halaman, Moren mengikutinya.

Cherry melompat dalam pelukan Katz saat melihat majikannya itu mendekat. Dia langsung menggeram pada Moren.

Katz menggosok belakang kepala Cherry. "Hei, kau kan sudah mengijinkan dia ada dipunggungmu lama."

"Katz, Moren," Gold menyapa mereka.

Moren mengangguk pada Gold. Katz mengendus-endus Cherry.
"Gold, kau memandikannya!" serunya.

Gold tertawa. "Yang terbaik untuk yang termanis."

Gold melihat Cherry mendelik pada Moren. "Bagaimana bisa? Dia tidak menyukaimu?" Gold terheran-heran pada Moren.

"Ya, aku pernah melukainya. Tidak sengaja, tapi sepertinya dia masih mengingat-mengingatnya."

"Ini," Gold memberi Moren segenggam beri. "Bujuk dia!"

Moren memainkan berinya ditangan, Cherry menatap penuh harap.

"Sst, Cherry anak baik..." Moren menyodorkan berinya, setengah khawatir tangannya akan dicaplok utuh-utuh. Cherry menatap curiga beberapa saat sebelum mencicipi satu beri. Ah, beri asli! Ternyata dia orang baik. Cherry melahap sisanya dengan rakus.

"Usap kepalanya," suruh Gold.

Moren mengusap kepala Cherry dengan tangan yang lain.
"Bark!" Cherry menyalak.

"Aku rasa kalian sudah berbaikan sekarang," kata Katz puas.

"Bark!" Cherry menyalak sekali lagi pada Moren. Mana? Beri aku buah lagi!

Gold tertawa dan memberi segenggam beri lagi pada Moren. Cherry melahapnya dengan cepat dan setelah itu dia bahkan tidak keberatan digendong Moren.

"Moren, setelah ini aku mau ke tempat Sapphire. Kau mau ikut?" tanya Katz.

"Emm..." Moren berpikir sejenak. Sapphire dan Katz sepertinya sangat dekat, dia takut kehadirannya diantara mereka akan membuat suasana canggung.

"Atau kau bersamaku saja, aku akan mengajakmu keliling," kata Gold.

Nah, itu lebih baik.
"Aku ikut Gold saja. Ini!" Moren menyerahkan Cherry pada Katz.

Katz meletakkan Cherry kembali ke tanah. Cherry mendengking-dengking padanya.
"Tidak. Kau jalan sendiri, Cherry_ aku tidak akan menggendongmu. Aku pergi dulu!" pamit Katz dan berlalu, Cherry mengekor padanya.

Gold membawa Moren melihat-lihat tempat-tempat penting di Menara. Peri berambut kelabu itu membuat Moren mendaki hampir semua telundakan di sana. Melelahkan, tapi tempat-tempat di Menara rata-rata sangat indah, jadi seluruh rasa capek itu rasanya bukan apa-apa. Mereka berdua makan siang dengan sangat terlambat saat kembali ke pondok. Hyereen dan Katz belum kembali.
Setelah itu Gold dengan sangat berat hati mengatakan harus meninggalkan Moren, karena dia memiliki urusan sendiri yang menyangkut tugasnya di Menara. Gold berpamitan dengan sungkan.

"Tidak apa-apa, Gold. Pergilah," Moren melepas kepergiannya dengan senyum.

"Kita akan bertemu lagi nanti." Gold berjalan sedikit keluar pondok sebelum mengepakkan sayapnya dan pergi. Moren orangnya lumayan menyenangkan, seandainya tidak karena terpaksa harus pergi, Gold tidak keberatan menemaninya sampai malam.

Moren mengawasi Gold sampai peri itu terbang jauh dan tidak terlihat lagi.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang