16. Menyusup

4 3 0
                                    

Hyereen menatap lilinnya dengan hampa. Bordy baru saja mengantar makanan untuknya. Hyereen tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Ia menghitung sudah berapa kali makanannya dihantar untuk menentukan waktu. Menurut perkiraannya, ini adalah makanan kelima yang diantar setelah pertarungan Zeleron. Berarti ini sarapan. Mungkin ini adalah sarapan terakhirnya karena berarti hari ini merupakan penentuan, dimana sore nanti dia harus bertarung.

Hyereen tidak yakin apakah dia akan masih hidup setelah hari ini berlalu. Semua nampak tidak jelas. Kematian atau kehidupannya mungkin ditentukan hari ini, tapi semua nampak gelap. Apakah ada kemungkinan untuk hidup ataukah dia benar-benar akan mati? Hyereen ingin merasa putus asa, karena itu adalah perasaan terbaik untuk menghadapi kematian, namun ada sedikit bagian dari dirinya yang masih berharap lain.

Hyereen tidak menyentuh makanannya, nafsu makannya sudah hilang. Untuk beberapa saat, Hyereen hanya bermain-main dengan nyala lilinnya. Beberapa menit kemudian, dia mengambil nampannya dan melemparkannya ke dinding beserta seluruh isinya. Setelah sekian lama berada ditempat yang gelap dan minim suara, maka suara gaduh nampan yang menabrak dinding itu terdengar lumayan. Hyereen tersenyum karena sedikit terhibur, setelah itu ia kembali duduk tenang dan menatapi nyala lilinnya.

***

"Yang terbaik untuk menyelinap kedalam Sarang adalah saat tengah hari. Seperti yang sudah kita ketahui; saat siang para roh akan lebih senang bersembunyi dan Sarang akan lebih senyap," kata Lylo siang itu pada yang lain.

Lylo kembali semalam, menjelang pagi dan mereka lalu membicarakan banyak hal. Hyereen masih hidup, itu sangat menggembirakan Moren. Mereka menghabiskan waktu sepanjang pagi menyusun rencana menyelamatkannya. Kini dengan hati yang berdebar rencana itu mulai dikerjakan.

"Ini. Pakailah Moren," Lylo memberikan sebuah kerudung roh pada Moren.

Moren akan bersembunyi dibalik kerudung roh untuk menyelinap. Para roh menggunakan kerudung itu untuk berlindung dari sinar matahari, kini benda itu sekaligus yang terbaik untuk menyelinapkan seseorang karena membuat pemakainya tertutup sempurna.

Moren mencoba mengenakan kerudungnya. Jubah kerudung itu rasanya dingin dan menggelenyar di kulit, rasanya seperti memakai lumut basah. Moren mengernyit, agak aneh rasanya.

Mereka yang pergi ke Sarang hanya bertiga. Lylo akan berjalan sebagai penunjuk arah, Moren yang akan menemui adiknya dan terakhir Lotus akan membuat tubuhnya tidak nampak selama misi ini untuk menyelinap bersama mereka. Katz tidak diikut sertakan, dia akan menunggu di gua. Akan sulit menyembunyikan Katz jika dia harus diikutkan dalam rencana sekalipun menggunakan kerudung roh. Para roh biasanya bergerak dengan melayang sekitar 1,5 meter dari tanah, dengan begitu, orang setinggi Katz akan langsung ketahuan jika menyelinap dan berpura-pura menjadi salah satu dari mereka.

"Jaga langkahmu, Moren. Usahakan melangkah dengan lebar dan konsisten. Jangan sampai mereka curiga apakah kau melangkah dan bukannya melayang. Selama ini belum pernah ada yang menyelinap ke dalam Sarang seperti ini, jadi mereka tidak akan terlalu memperhatikan, tapi waspadalah! Lebih baik berhati-hati sejak awal." Lylo mengatakan petunjuk-petunjuk. "Nah, sekarang cobalah berjalan, Moren."

Lotus tertawa. Dia menarik tudung jubah Moren menutup seluruh kepala hingga wajahnya. Memang benar kerudung itu terbuat dari ingatan pohon-pohon akan cuaca yang mendung dan gelap. Moren langsung merasa muram saat kerudung itu menutup kepalanya. Ingatannya kini berada pada saat-saat dimana hujan deras turun, udara terasa lembab dan berat, dan dia pada saat-saat seperti itu hanya dapat menatap keluar dari jendela kamarnya. Semangat Moren langsung merosot.

Moren tidak berlama-lama, dia segera mengingatkan diri bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan adiknya, bersembunyi dalam kesuraman.

"Aku akan menunggu disini karena itu yang bisa aku lakukan," kata Katz.
"Apapun yang terjadi, kembalilah kesini."

"Ini, Moren." Lotus memberikan sebuah kantung sebesar kepalan tangan Moren.
"Ini yang akan membantumu mengeluarkan Hyereen dari selnya."

Moren menerimanya, namun menahan tangan Lotus dalam genggamannya.
"Apa kau tidak apa-apa, Lotus?"

Lotus secara jelas memperlihatkan kegelisahan sejak setelah mereka menyusun rencana. Sebelumnya, ia tidak pernah membayangkan akan melangkahkan kaki kedalam Sarang. Setelah menghabiskan waktu sekian lama berjalan mondar-mandir, akhirnya ia menjadi lebih tenang dan mantab untuk terlibat.

"Aku tidak apa-apa," jawab Lotus.

Kantung yang diberikannya pada Moren berisi serbuk peri terakhir yang dimilikinya, namun ia tidak mengatakan hal itu pada semua. Lotus berharap nantinya tidak akan ada kejadian yang membuatnya memerlukan serbuk itu. Lotus kembali gelisah karena memikirkan hal itu, maka ia berpaling dan menjauh dari yang lain untuk mengusap kepala Cherry. Semua menduga ia sedang berpamitan pada hewan itu, karena mereka akan berpisah sejenak. Meskipun Cherry adalah milik Katz, tapi sepeti kebanyakan binatang-binatang, mereka senang menjadi akrab dengan para peri.

Sebenarnya, Lotus mengusap kepala Cherry untuk menenangkan hatinya sendiri.

Menjelang tengah hari, mereka bertiga mengendap-endap menuruni bukit-bukit karang menuju pintu gerbang Sarang bagian timur. Dari gerbang itulah jalan terdekat menuju ruang tahanan.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang