33. Ke Galgalore

7 2 0
                                    

Besoknya, matahari baru saja terbenam, tapi semua yang ada di Menara sudah makan malam. Rombongan Hyereen akan berangkat mendahului Moren, mereka kini berada di landasan Pterogorn untuk mengatur keberangkatan. Moren menenangkan Hyereen yang tiba-tiba menjadi gugup sebelum berangkat.

"Bagaimana kalau orang-orang Galgalore tidak mendengarkan aku, Moren? Mereka bisa saja mengira kita sudah mati dan mereka akan berpikir aku adalah monster yang menyamar," kata Hyereen cemas.

"Memang sepertinya akan begitu." Moren tidak berusaha mengurangi kecemasan adiknya. Hyereen melotot padanya.

Moren tersenyum meskipun hatinya sendiri cemas.
"Tenanglah," katanya. "Ada Sapphire, ada Katz bersamamu, seorangpun dari Galgalore tidak akan bisa menyakitimu. Lagipula kau sudah diculik dan disekap oleh Roh Gelap dan masih tetap hidup, ini tidak akan lebih buruk. Oke?"

Pundak Hyereen melorot.
"Tidak bisakah kita pergi bersama-sama?" katanya setengah merengek.

"Kau tahu aku juga tidak menginginkan begini, Reen." Moren memeluknya.
"Aku janji kita akan segera bertemu kembali."

Hyereen balas memeluk Moren dengan erat sebelum kemudian melepasnya, lalu berjalan menghampiri Katz.

"Kau sudah siap?" tanya Katz.

Hyereen mengangguk.

Mereka yang ada di landasan Pterogorn dalam ukuran normal. Cherry mengendus-endus paruh Pterogorn yang akan membawa mereka turun. Winter, seekor Pterogorn dengan warna biru metalik diam terpaku, mengawasi Cherry dengan matanya yang hitam mendelik. Mungkin waspada seandainya Cherry menjilat untuk mencicipinya, dia akan cepat-cepat membuka paruh dan mencaplok si bulu itu duluan sebelum dirinya sendiri digigit. Syukurlah bukan itu yang terjadi kemudian.

Gold muncul dengan tawa yang berderai-derai, Cherry langsung teralihkan dari Winter. Winter melemaskan lehernya karena lega. Gold menuang seember serbuk peri keatas kepala Cherry. Cherry kembali menyusut menjadi mungil, dia dengan semangat berlarian diantara kaki Katz dan Hyereen. Berusaha mencari perhatian agar digendong. Bark! Bark!

Hyereen memungut Cherry dan menggendongnya. Mengherankan sekali, mendadak perasaannya membaik ketika mengusap bulu Cherry. Cherry meringkuk nyaman di lengan Hyereen. Dia suka sekali digendong dan dia tahu sebentar lagi kesempatan seperti itu akan berlalu saat tubuhnya kembali normal. Katz menertawakan tingkahnya.

"Nah, kita harus cepat sebelum efek serbuknya hilang dan si bulu itu mematahkan lenganmu karena ukurannya." Sapphire memberi kode pada Katz dan Hyereen agar segera menaiki Winter.

"Bye, Moren!" Hyereen melambaikan tangan pada saudaranya. Moren mengangguk pada mereka.

Semua yang dilandasan melangkah mundur dari Winter saat burung raksasa itu mulai melebarkan sayapnya kemudian meluncur membawa Hyereen, Katz dan Cherry menjauh.

"Kami tidak memerlukan Pterogorn hanya untuk turun, jadi kami ucapkan selamat tinggal. Semoga kita segera berjumpa kembali!" Sapphire, Lylo dan Ludeon bersiap menyusul Winter.

Saat itu disana hadir seluruh anggota dewan peri, Lotus, Lily dan Bluebell untuk mengantar kepergian mereka.

"Hati-hati, semoga kalian berhasil! Sampai jumpa!" Coral mengucapkan perpisahan untuk mereka.

Sapphire mengangguk pada semua, lalu segera setelah tubuhnya tegak ia melebarkan sayapnya. Dengan sebuah lompatan ia sudah melesat tinggi, membelok melalui ujung-ujung tebing dan menghilang setelahnya. Lylo dan Ludeon tepat di belakangnya.

Lylo akan menyertai rombongan sedangkan Ludeon akan ke utara; memberitahu siapa saja peri maupun Incanio yang dapat dijumpainya mengenai kesepakatan dengan manusia. Dia akan terus menuju kediaman para Roh Murni dan ke Wind Crasher di barat untuk menyampaikan berita itu.

Moren masih menatap ke arah perginya Winter saat peri-peri pengantar mulai beranjak pergi.

"Moren," Lotus meraih tangannya untuk mengajak pergi dari sana.
"Kau tidak apa-apa?" tanyanya karena tangan Moren gemetar.

Moren tersenyum dan menggenggam tangan Lotus.
"Ya, aku tidak apa-apa. Ayo kita masuk!"

Mereka berdua adalah yang terakhir dari rombongan pengantar yang meninggalkan landasan. Para keeper melihat mereka berjalan meninggalkan tempat itu sambil bergandengan tangan.

The Galgalore's TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang