mermaid 97

119 7 9
                                    

" mencintai memang indah, melepaskan adalah hal tersulit untuk dipertimbangkan dan di lakukan"

by. Dicky

di daratan, Zen dan Dicky masih berdebat hebat dengan presepsi masing-masing. tidak ingin ditinggal karena suatu hal yang mustahil menurut Dicky. perdebatan berujung dimana Rizan mendatangi kediaman mereka, dengan wajah lusuhnya. tanpa memperdulikan kedua kakak beradik itu sedang berdebat.

perhatian keduanya jatuh kepada Rizan yang tengah tampak gusar, berjalan mondar-mandir untuk memikirkan sesuatu, namun dia enggan menceritakanya kepada kedua kakak beradik itu yang tengah menatapnya dengan jengkel.

"ada apa denganmu?" tanya Dicky yang kini berada samping pemuda itu, "bukan apa-apa!" jawabnya singkat.

"aku akan keluar sebentar!" kata Zen dan berlalu dari sana.

ditengah jalan dia bertemu dengan seorang gadis yang tidak asing menurutnya, sepertinya gadis itu tampak sedang tidak baik-baik saja dimana ada beberapa orang tengah mengikutinya. dia ingin berniat membantu gadis itu, namun diurungkanya karena tidak ingin terlibat dalam masalah orang lain.

tetapi nuraninya berkata lain, segera Zen menggenggam tangan wanita itu dan membawanya lari. langkah kaki mereka menuju kesebuah pantai yang tidak jauh dari sana, pada awalnya Zen berniat akan pergi ketengah laut dimana sewaktu itu mereka melepaskan Sarina kelautan namun naas, duyung itu tertangkap dan berujung mereka melihat seorang gadis dan Rizan sedang membawa Sarina ke pantai.

dan sepertinya, setelah di pandang lebih dalam. ternyata wanita itu tengah melihatnya dengan sebuah alis yang dinaikan dia terlihat 'bingung'. " sudah puaskah kau melihat wajahku?" sindir gadis itu.

" tidak, sepertinya aku pernah melihatmu!" kata Zen mengamati gadis itu

gadis itu juga berfikir dimana kiranya mereka pernah bertemu, namun otaknya kini masih buntu dan malas berfikir karena pastinya anak buah ayahnya akan mengejar dan menemukan dirinya. tiba disana, ditengah laut. mereka melihat Sarina yang sedang mengarah ke mereka, keduanya tampak tersenyum.

" apa kabarmu?" tanya gadis itu sambil menatap kearah Sarina, disana tidak jauh dari mereka Bara tampak mengawasi mereka dari kejauhan.

" uhh, apakah dia kekasihmu? dia terlihat tampan " goda gadis itu kepada Sarina

" kabarku baik, bagaimana kabar kalian berdua?" tanya Sarina dengan sangat ramah

Zen masih kepikiran dengan apa yang ditanyakan oleh gadis itu namun, masih belum di jawab oleh Sarina, membuat Zen merasa sedikit cemburu akan hal itu.

"kalian tampak akrab, apakah sekarang kalian jadi sepasang kekasih?" tebak Sarina, namun segera di tepis oleh gadis itu "bukan, aku bahkan tidak tahu namanya dan dia membantuku tadi, kau tahu. aku lari dari rumah karena ayahku tidak mengizinkan aku tinggal bersama Ibuku" kata gadis itu bercerita

"Anita, kau tidak berubah selalu saja cerewet seperti sebelumnya" kata Sarina dengan nada menggoda Anita.

" Zen, mengapa kau sedari tadi diam saja? apa kau baik-baik saja? " tanya Sarina dengan raut wajah cemas yang terlihat

" apa kalian saling mengenal? aku sungguh cemburu dimana kau selalu di kelilingi oleh pria-pria tampan " kata Anita dengan memajukan bibirnya seperti bebek

" dia Zen, dan Zen dia adalah Anita! dia gadis yang menolongku dulu, kau ingat saat kejadian di pantai?" tanya Sarina kemudian Zen mengingat. gadis itulah yang di bopong oleh Rizan pada saat kaki gadis itu sedang sakit.

" oh, kini aku baru mengingatnya" batin Rizan

dan pria yang ada jauh disana, dia tidak tahu itu siapa namun wajahnya sangat familiar tapi hubungan antar mereka Zen tidak mengetahuinya.

Zen memutuskan untuk terdiam dan mengamati setiap gadis itu berbicara satu dengan yang lain, dan terkadang tersenyum atas tindakan Anita, karena terlalu cerewetnya wanita itu.

sementara dirumah Santoso

pria paruh baya itu sedang kesal, mengetahui bahwa anak buahnya gagal membawa Anita kembali kepadanya. Dia tidak ingin jika, mantan istrinya akan membawa putri sematawayangnya, sungguh Santoso harus menemukan putri kesayanganya itu kembali kepadanya.

" jangan pergi ke tempat ibumu, dia wanita ular. aku tidak ingin kau seperti dia! dia sungguh tidak menginginkanmu sejak dulu Anita" kata Santoso sambil melonggarkan dasi yang bertengger di lehernya.

" cari dia sampai ketemu dan bawa Anita di hadapanku" perintah Santoso kepada anak buahnya.

hari sudah mulai menjelang sore dimana Sarina harus kembali ke istana, jika tidak ia akan dicari oleh seluruh istana dan dia tahu jika kedua orang tuanya akan sangat cemas.

" kembalilah kedaratan, kemudian pulanglah mungkin ayahmu sudah sangat cemas mencarimu Anita, dan Zen bawa Anita dengan selamat kepada ayahnya.

"berhati-hatilah!" pesan Sarina melambaikan tangannya dan kemudian hilang dari permukaan air.

Kemudian mereka pulang,  atas pesan Sarina.  Akhirnya Anita pulang yang diantarkan oleh Zen, sampai di depan rumah Anita.  Mereka disambut wajah lega dari Santoso, dan kemudian memeluk hangat putri sematawayangnya itu.

Setelahnya Zen, berpamitan untuk pulang. Saat sudah sampai di rumah,  ternyata Dicky hanyalah sendiri
" dimana Rizan kak? " tanya Zen pemasaran

"katanya harus kembali karena ibunya, sakit!" jawab Dicky sambil menonton televisi,  yang menyiarkan Berita terkini.

Ternyata ada banyak bencana alam yang terjadi di Indonesia, banjir, kebakaran serta gempa bumi yang menelan korban jiwa.

Para bantuan sudah dikerahkan ke lokasi yang terkena dampak berat, tim Sar sudah mengevakuasi para korban tersebut.

" kasihan mereka yang terkena dampak, semoga mereka dapat terselamatkan dan segera pulih dalam keadaan mereka saat ini! " beo Zen, bersimpatik kepada semua korban dari beberapa daerah itu. 

Zen kembali ke kamarnya setelah satu harian ini membuatnya lelah, dia sangat penasaran dengan pria itu dan hubunganya dengan Sarina

batin Zen, bertanya-tanya "apakah dia dan Sarina tidak akan bersama lagi? atau duyung itu adalah kekasih Sarina!" . jika secara logika manusia dia tidak akan dapat bersama Sarina, dan tidak akan mungkin Sarina juga mencintainya.

kakaknya benar, manusia dan duyung tidak dapat di takdirkan bersama, biarlah cintanya hanyalah angin lalu yang selalu dirindukanya, mencintai itu begitu mudah namun memperjuangkan serta menggenggamnya akan sangat sulit jika tidak mengikatnya dengan kuat.

Zen, merenung dan dia berharap kelak jika Sarina sudah memiliki pasangan yang cocok dan serasi untuknya, semoga itu adalah Duyung yang cocok dan selalu ingin membahagiakanya.


hallo hai, para readers yang berbahagia, maaf mimin sangat jarang melanjutkan series-seriesnya.

mimin harap, kalian tetap selalu dalam lindungan sang maha kuasa ya, bagaimana dengan series ini, sepertinya biasa aja bukan? sangat sulit mendapatkan inspirasi dan berimajinasi dengan luas.

salam sayang buat semuanya, author harap kalian tidak bosan menunggu part-part selanjutnya ya

tetap sehat dan selalu bahagia =) 

by. author (yona sinaga).



l love mermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang