mermaid 50

145 10 0
                                    

Peri Andini masih memantau keadaan dengan bersembunyi di balik daun yang dapat melindunginya

Ia melihat manusia menyelamatkan pria yang sekarat itu segera ia mengikuti kemana duyung yang sudah berubah menjadi manusia itu ke sebuah tempat yang ia duga sebagai rumah sakit

"setidaknya aku menyelamatkan para duyung dari kepunahan sekali lagi! " batin peri itu bersyukur

Ia masih terlihat penasaran dengan apa yang dilakukan manusia, dengan ukuran tubuhnya yang kecil membuat para manusia tidak dapat merubahnya dan ia juga leluasa terbang kesana kian kemari untuk memantau duyung itu memastikan jika duyung itu baik-baik saja

Kemudian Peri andini pergi meninggalkan tempat itu segera mungkin karena kerajaan akan gempar jika ia tidak segera pulang.

Danu pov

Saat aku terbangun, aku seakan mengenali tempat ini benar saja aku berada dirumah sakit

Ingatan terakhirku ketika aku masih diatas kapal bersama keluarga dan terakhir aku terjatuh benar saja. Aku terjatuh di gelombang laut yang sangat besar, mengombang ambingkan aku kemanapun sesukanya

Berulang kali aku terkena karang yang berada disekitar karena aku terseret ombak hingga dimana aku tidak dapat membuka mata bahkan tubuhku sudah sangat sakit

Rasanya aku seperti mati rasa setelah sadar di rumah sakit aku mendapati kalung ada dileherku

"heh kalung? " batinku sambil meraba kalung itu

Kalung itu berbentuk lingkaran, dengan bulan didalam lingkaran tersebut

' aneh! '

Ingin rasanya melepaskan kalung itu namun kepalaku berdengung dan suara yang berbisik

"jangan melepaskan kalung itu jika kamu ingin selamat?" kurang lebih seperti itu dikepalanya berbunyi

"seakan kalung ini adalah misteri hidupku? " batin Danu

Akhirnya akupun tertidur sekali lagi dengan nyenyak. Dan saat bangun aku sudah mendapati Salsa dengan raut wajah yang berbeda

"ada apa dengan wajahnya?  Mengapa matanya merah dan pipinya sembab gitu? " batinku sambil mencoba mencerna keadaan

"kakak!  Hiks... Hikss! " ucapnya sambil berlari memelukku erat

"eh... Anak manja kenapa nangis?  Dandi tinggalin kamu, kamu gak nangis kenapa lihat aku sekarang kau menangis? " godaku

"ihhh... Aku khawatir tau hisk...! " kata Salsa sambil menghapus air matanya seperti anak berusia tiga tahun saja membuatku semakin gemas akhirnya tanganku yang jahil mencubit kedua pipi gembulnya

"udah kakak kuat kok! " ucapku sambil menonjolkan otot ditanganku

"aku tau kak, syukurlah kakak selamat. Teman-temanku ikut membantu mencari kakak, menemukan kakak di tepi pantai di ujung sana, saat ditelephon sungguh aku tidak percaya kalau itu benar-benar kakak! " penjelasan Salsa yang panjang lebar

"langsung deh aku menuju ke sini! " lanjutnya

Melihat kondisiku yang banyak sekali perban dibalutkan disekitar perut dan bahuku sungguh sangat membuatnya meringis karena luka yang sangat banyak ditubuhku

Bibirku juga terlihat bercak darah yang sudah mengering karena bibirku yang terluka akibat benturan-benturan yang terjadi diair

Syukurlah kakiku baik-baik saja, tidak ada yang patah meskipun saat berjalan kakiku masih tertatih dan pincang

Namun raut wajah adikku kininsudah berubah kesedihanya sangat mendalam dan aku ingin bertanya kepadanya

"papa sama mami dimana? " tanyaku

Dia hanya sekilas melirikku dan kemudian menghembuskan nafas beratnya

"mami ada di rumah sakit, sekarang papa temanin mami disana" ucapnya jujur

"mami sakit apa? " tanyaku

"mami syok karna kakak kejebur kelaut ditambah ombaknya besar lagi! " jawabnya

"aku mau ke ruangan mami, anterin kakak ya? " tanyaku meminta persetujuan sambil bersiap untuk berdiri dan meninggalkan bansalku

Akhirnya kami berjalan ke ruangan mami yang terbilang tidak terlalu jauh dari ruanganku

Berusah berjalan sambil tertatih dan dipapah oleh adikku yang manja ini namun sekarang ia sudah banyak berubah dan mulai dewasa membuatku tersenyum memikirkanya

"berarti kakak sudah bisa meninggalkan kamu kan?  " gurauku kepadanya namun dia hanya menatapku horor

"gak bisa kakak, harus terus sama Salsa dan gak boleh tinggalin kita! " putusnya dengan penekanan disetiap katanya

"kakak sudah dewasa sa, mana bisa dekat kalian terus" elakku

"tetap saja gak boleh! " ucapnya telak
emosi  sudah berada di ubun-ubunnya

"pliss kak,  jangan pernah berfikir ninggalin kita! " pintanya dengan mata yang berkaca-kaca

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan senyuman yang meyakinkan aku tidak akan mengulanginya lagi

Sampailah kami didepan pintu ruangan VIP 232 aku menekan pintu pegangan pintu itu sampai terbuka, sekilas mami melihat pintu itu terbuka dengan tatapan kosongnya dan saat aku masuk dengan masih pinjang membuat matanya fokus menatapku. Benar saja beberap detik kemudian mami beranjak dan memelukku dengan sangat erat.

Mami sungguh sangat menderita bukan fisik melainkan batinnya

"mi Danu disini bersama mami,  jangan sedih lagi!" ucapku sambil membalas memeluk mami setelah itu menghapus air matanya dengan ibu jariku

Papaku?

Dia hanya menatapku penuh haru dan beberapa detik menatapku akhirnya kami semua berpelukan satu dengan yang lain

"syukurlah kau kembali nak! " kata papa kami semua terharu satu dengan yang lain.






l love mermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang