Kepala Sarina sudah mulai baikan,tapi bayangan itu selalu berputar dikepalanya bayangan ketika dia kehilangan seseorang yang sangat berarti dihidupnya.
Bayangan menyedihkan hatinya itu selalu terputar, dan bagai benang kusut, bayangan-bayangannya tidak begitu jelas
Kemudian dia melihat tangannya yang dia lukai sendiri, balutan perban yang membalut telapak tangannya sangat rapi.
Saat Sarina sudah mulai baikan Dicky berpamitan untuk menyiapkan segala sesuatu dalam kepulangan Sarina kedalam habitatnya dan kini Zen dan Sarina tinggal berdua dirumah itu
Sarina maupun Zen tidak begitu dekat, mereka hanya terdiam disatu ruangan tepatnya di kamar Sarina
"ini aku bawakan makanan untukmu, kakakku yang menyiapkanya! Dia berpesan agar kau memakannya" kata Zen sangat kaku
"b-baik! " kata Sarina menerima makanan yang dibawa Zen kepadanya
Zen duduk ditepi kasur menatap kearah jendela yang sedikit terbuka dan sesekali melihat Sarina makan dengan sangat lahap
"apa kau tidak makan? " tanya Sarina kepadanya
"tidak! Aku belum terasa lapar" jawab Zen dan mereka kembali terdiam
"apa hidup dilautan sangat enak?! " kata Zen tiba-tiba
"maksudmu? " tanya Sarina kembali
"maksudku apa hidup dilautan menyenangkan? Sejak kecil aku sudah mengimpikan akan kepantai namun. Disaat aku masih kecil kecelakaan terjadi dan aku tidak bisa kesana lagi " kata Zen sambil bercerita
"dilautan menyenangkan! Disana banyak sekali ikan yang indah dan masih sangat damai" kata Sarina disela-sela makannya
"mengapa kau memasuki kamarku setiap pagi?! " kata Zen tiba-tiba
"apa aku?! Memasuki kamarmu? Gak mungkin! " tolak Sarina dengan tegas
"kau tidak perlu mengelak! " kata Zen penasaran
"itu bukan aku! Ragaku sedang dipinjam oleh seseorang" kata Sarina dengan ketidak tahuannya
"siapa yang meminjamnya?! " tanya Zen penasaran
"aku juga tidak tahu" kata Sarina bingung
"sudahlah, jangan difikirkan! Lanjutkan makanmu aku akan keluar sebentar" kata Zen beranjak dari sana dan kemudian meninggalkan Sarina sendirian
Malamnya sudah tiba Zen dan Dicky bersiap-siap untuk memulangkan Sarina kelautan mereka menggunakan kursi roda milik Zen dan memakaikan duyung itu sehelai baju dan mengikat rambutnya bentuk kuciran ekor kuda bagai seorang yang sedang sakit
Ekornya ditutupi oleh selimut agar setiap yang melihatnya tidak curiga dengan mereka.
Mereka mendorong kursi roda kearah pantai dan menaiki perahu yang telah disewa oleh Dicky tadi.
Kemudian mereka berangkat ke tengah laut tanpa mereka sadari ada sebuah boot yang sedang mengintai mereka
Mesin perahu dimatikan ketika sudah jauh dari daratan dan keperkirakan sudah ditengah lautan akhirnya mereka saling berpamitan satu dengan yang lain
"aku pasti akan merindukanmu!" kata Dicky sambil memeluk Sarina dengan sangat tulus
Sarina mengusap tangannya kepunggung Dicky menandakan jika dia juga pasti merindukan pria itu
Kemudian beralih ke Zen! Entah apa yang difikirkan lelaki sebayanya itu dia sering kali terdiam dan termenung Sarina tidak bisa menebak fikiran pria itu

KAMU SEDANG MEMBACA
l love mermaid
Teen Fictionkenyataan hidupnya sangatlah pahit . sarina dewi sekar seorang anak manusia yang dipilih oleh ratu neptuna Kerajaan yang amat disegani oleh kerajaan-kerajaan yang berada dilautan Kisahnya yang bermula saat ia genap berusia 16 tahun. Disaat ulang t...