mermaid 87

96 7 0
                                    

Happy reading

Malampun tiba, Sarina masih duduk termenung dikamar itu. Sesekali Dicky datang mengunjunginya hanya sekedar bertanya.

Malam ini adalah dimana malam terakhir Sarina dirumah ini, ada rasa tidak enak dihatinya

"kau akan pulang Sarina, besok! Kenapa kau seakan sedih begini? Besok kau akan bertemu ibunda Salendrina dan ayahanda! Apa yang kau cemaskan ada sahabatmu disana, ada Bara juga! " kata Sarina menyemangati dirinya sendiri.

"huftt... Ayolah bersemangat! " kata Sarina

Sarina melirik kearah samping,dan melihat pisau yang diletakkan oleh Dicky.

Dia mengambilnya dan mengamatinya dan menyentuh bibir pisau yang tajam, tidak sengaja jempolnya tergores dan mengeluarkan darah

"aduh! Ternyata pisaunya sangat tajam! " kata Sarina meletakkan kembali pisau itu dilantai dengan darahnya yang tertinggal disana

Segera Sarina mencelupkan tangannya keair, dan tidak lama darahnya berhenti mengalir

Tidak lama kemudian Dicky, masuk kedalam kamar Sarina, yang sedang duduk sambil merendam tanganya
"kenapa? Apa ada yang terjadi? " tanya Dicky melirik pisau yang diletakkan tadi dan melihat ada bekas darah disana

"tidak terjadi apa-apa! " kata Sarina berdusta

"jangan menipuku! Apa yang terluka? " kata Dicky to the point

"emmm... Itu! Jariku terluka! " kata Sarina akhirnya menunjukkan jarinya yang terluka

Dicky pergi dan meninggalkanya dikamar itu, Sarina bingung dan terdiam
"apa dia marah?! " tanya Sarina tidak enak hati

Dan tidak lama kemudian, Dicky kembali dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang tidak beraturan

"apa yang terjadi? Apa ada yang mengintai kita?! " kata Sarina panik

"tidak, aku hanya ingin mengobati tanganmu! " kata Dicky mengeluarkan kotak P3K yang diambilnya tadi

"berikan tanganmu! " kata Dicky Sarina mengulurkan tanganya dan sambil mengobati tangan Sarina

"apa kau berlari hanya untuk mengambil kotak itu?!" tanya Sarina

"iya! Aku tidak suka kau terluka, mengapa kau terlalu ceroboh begini? " kata Dicky masih fokus membersihkan tangan Sarina

Sarina menatap Dicky dan memperhatikan pria itu yang masih tidak teralih dari apa yang dilakukanya.

"apa kabar adikmu Zen?! " kata Sarina memulai pembicaraan

"dia baik, dia juga sudah mulai meresponku!" jawab Dicky sambil mempelester tangan Sarina

"oke tanganmu sudah selesai ku bersihkan dan aku sudah menutupnya dengan handiplash! " kata Dicky takjub akan hasil karyanya

Sarina melihat jempolnya yang sudah ditutupi dengan handiplashpun tersenyum hangat

"apa kau tidak berminat mengambil darahku lagi? Untuk mengobati adikmu yang sakit! Bukankah itu tujuanmu menangkapku? " tanya Sarina

"tidak, aku saja tidak bisa melihatmu terluka!dan aku tidak akan sanggup menyakitimu" kata Dicky jujur

"apa kau tahu! " kata Sarina tergantung

"enggak! " jawabnya singkat

"waktu itu kalau kau memaksa melukaiku, dan mengambil darahku dengan paksa! Adikmu akan mati" kata Sarina mengungkapkan fakta

"benarkah? " kata Dicky tidak percaya

"ehmm... Darahku itu ada dua fungsi bisa menyembuhkan dan bisa juga sebagai racun! Tapi jika aku banyak kehilangan darah maka aku akan mati sama dengan yang lainya! " kata Sarina menjelaskan

l love mermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang