Tidak pernah.
Tidak pernah sedikitpun Bella menyangka nasibnya selama liburan di Bali akan seperti ini
Wanita itu baru saja turun dari mobil sedan hitam mewah yang tadi dikemudikan David, sementara David sendiri sudah lebih dulu turun dari mobil. Pria itu kini tengah menggunakan lengannya yang kekar untuk menurunkan kedua koper Bella yang maha berat dari bagasi mobil, ia melakukannya dengan santai seolah kedua koper itu bukanlah apa-apa.
Bella diam-diam melirik David dengan gugup, siapa yang menyangka di Bali ia akan tinggal serumah dengan pria itu, pria yang dulu sempat menuduhnya sebagai 'Penculik Anak'.
'Haish, mimpi aja enggak '. Batin Bella Sambil memijit keningnya yang mulai terasa pusing
"Yuk masuk Bell." Ajak David sambil menarik koper Bella menuju ke dalam rumah.
Rumah yang di tempati David merupakan rumah mewah berlantai tiga dengan tiang-tiang raksasa yang kokoh dan megah menopang rumah itu, cat rumah itu di dominasi dengan warna putih gading dan sedikit aksen berwarna emas, tipekal rumah yang bisa ditemui di sinetron-sinetron Indonesia yang menjadi tontonan kesukaan para ibu-ibu.
Jika tampak luarnya saja berhasil bikin Bella terpana, maka tampak dalamnya hampir berhasil membuat Bella pingsan.
Bukan,
Bukan karena isi rumah itu semewah tampilan luarnya,
Namun karena isi rumah itu begitu berantakan sehingga membuat Bella menyangka bahwa baru saja terjadi gempa di rumah itu.
Berbagai jenis sampah bisa ditemukan disana,
kotak pizza di sofa yang isinya baru dimakan separuh dan mulai mengeluarkan bau menyengat, kaos kaki kotor yang tergeletak mengenaskan di lantai, beberapa botol dan kaleng bir kosong di bawah meja ruang tamu yang antik, kulit pisang yang secara ajaib bertengger di atas televisi berukuran besar, dan berbagai sampah lainnya yang tidak mampu lagi Bella sebutkan."Eh maaf.. agak berantakan." Kata David dengan suara pelan, sementara telinganya memerah. Nampaknya pria itu malu dengan kondisi rumahnya.
"Its okay." Kata Bella sambil nyengir. Sebenarnya agak kurang tepat jika David menyebut situasi rumahnya ini dengan kalimat "agak berantakan", akan lebih masuk akal jika David mengganti ucapannya menjadi 'eh maaf, banteng peliharaan kami senang bermain di dalam rumah'.
menyadari apa yang baru saja ia pikirkan, Bella buru-buru menggelengkan kepalanya dengan kuat, biar bagaimanapun ia tetap harus bersyukur karena bisa bertemu dengan David di situasi naas seperti ini dan bisa tinggal dirumah pria itu untuk sementara waktu.
Tiba-tiba saja Bella merasakan tangannya ditarik.
Wanita itu menunduk dan mendapati Noah tengah menarik tangannya
"Let me show you your room." Ucap anak berumur 4 tahun itu dengan semangat yang ditandai dengan pupil di mata birunya yang membesar.Bella melirik David sekilas, pria itu tengah sibuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan, yang dimana Bella yakin butuh waktu ber jam-jam untuk melakukan hal itu.
"Okay, show me." Kata Bella sambil tersenyum ke arah Noah
Bella dan Noah berjalan menaiki tangga yang menuju ke lantai 2, setelah tiba di atas, Noah langsung mengarahkan Bella ke sebuah pintu kamar yang terletak tak jauh dari tangga.
"Kamar ini!" Ucap Noah sambil tersenyum lebar.
Bella tanpa sadar menelan ludahnya, bersiap menerima kemungkinan terburuk akan kondisi kamar itu. Jika kondisi lantai satu saja sudah sedemikian berantakan, maka bisa dipastikan kamar yang ada di hadapannya ini sama berantakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
RomanceBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...