Kevin melangkahkan kakinya dengan gontai, sementara tatapannya terlihat kosong, ia terus melangkahkan kakinya tanpa arah hingga akhirnya nyaris tersenggol kendaraan yang berlalu lalang.
"Eh lu! kalo mau mati, mati aja sendiri, gausah nyusahin orang!" Terdengar suara makian dari seorang pria pengemudi mobil yang kesal karena hampir menabrak tubuh Kevin yang tiba-tiba berjalan ke tengah jalan raya, setelah mengatakan makian itu, si pengemudi mobil dengan wajah kesalnya memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan pergi meninggalkan Kevin yang saat itu masih terdiam.
Kevin tersenyum pahit mendengar ucapan itu, ia kemudian menadahkan wajahnya menatap langit yang terlihat mendung, hatinya terasa sangat hampa saat ini, sungguh. Ucapan terakhir yang dilontarkan oleh Bella terus terngiang-ngiang di telinganya, meninggalkan luka yang dalam dan teramat pedih, rasa penyesalan yang akhirnya datang kepadanya seakan menambah derita yang tengah pria itu alami.
Should I give up right now?' Tanya Kevin kepada dirinya sendiri dalam hati.
***
Bella merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur yang empuk sembari langsung memejamkan mata, saat itulah Bella merasakan betapa jiwa dan raganya terasa sangat lelah saat ini.
Meskipun Bella telah memejamkan matanya, namun ia masih dapat melihat wajah Kevin dengan jelas di dalam pikirannya, ekspresi sedih pria itu saat Bella akhirnya menyatakan bahwa ia tidak lagi mencintainya terus berputar-putar di benak wanita itu.
Lega
Itulah yang ia rasakan sekarang setelah pertemuannya dengan Kevin.
Lega karena akhirnya ia bisa mengungkapkan kekesalannya kepada Kevin, dan lega karena pada akhirnya pria itu tau bahwa ia tidak selemah itu.
Bella tau bahwa ia terdengar tidak begitu tulus saat mengatakan kepada Kevin bahwa ia telah memaafkan kesalahan pria itu, namun itulah yang benar-benar Bella rasakan sekarang, bahwa ia benar-benar telah memaafkan Kevin dan akhirnya ia bisa merasakan damai dihatinya, namun meskipun begitu..Bella tau bahwa ia tidak bodoh,
ia tidak sebodoh itu untuk kembali menerima cinta Kevin, ia tidak akan masuk ke perangkap yang sama sebanyak 2 kali.
'Yea, I'm not that stupid.' Batin Bella kepada dirinya sendiri, sebelum akhirnya wanita itu tertidur dengan nyenyak untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama.***
"Dad, Noah mau pulang." Ucap Noah dengan murung untuk yang ke 125 kalinya kepada David yang duduk disebelahnya.
David mengecup kening Noah lalu mengusap lembut kepala anaknya itu, tau benar bahwa saat ini anaknya tengah merasa bosan.
"Dad mau jalan-jalan ke taman yang ada di depan rumah sakit, Noah mau ikut?" Tanya David
Mendengar tawaran itu, seketika Noah menganggukkan kepalanya dengan cepat
"Iya, Noah mau ikut." Jawab Noah dengan antusias, mengetahui bahwa ia ternyata tidak akan seharian tinggal di kamar rumah sakit membuat anak itu terlihat girang.*
Taman di rumah sakit terlihat cukup lengang, beberapa orang yang juga memakai pakaian pasien seperti Noah terlihat menikmati suasana taman yang saat itu memang terlihat indah dan tengah ditumbuhi berbagai macam bunga yang sedang bermekaran.
"Do you like this place?" Tanya David kepada Noah.
Noah tersenyum lalu menganggukkan kepalanya
"Yes dad, tempat ini bagus, tapi Noah tetap lebih suka ke pantai." Jawab Noah dengan lugas, sesekali tangannya yang mungil menyentuh bunga-bunga beraneka ragam yang tumbuh disekitarnya.Dalam hati David senang mendengar jawaban anaknya itu, karena secara tidak langsung Noah sudah memberitahukannya bahwa anak itu tidak trauma untuk kembali bermain ke pantai setelah kejadian malang yang menimpanya kemarin.
"Kalau Noah sudah sembuh, dad akan mengajak Noah ke pantai lagi, bersama Bella juga." Kata David sambil tersenyum.
Dan tiba-tiba saja David merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya saat menyebut nama itu barusan.
'Damn Bella.. I miss you already.' Batin David tanpa sadar.
Tiba-tiba pria itu merasakan perasaan rindu saat ia menyebut nama wanita itu, dan itu terasa konyol karena baru tiga jam berlalu sejak terakhir kali ia bertatapan muka dengan Bella.
David mengusap wajahnya dengan frustasi, ia akhirnya menyadari betapa besar ia menaruh perasaannya kepada wanita yang bahkan belum lama ia kenal itu.
Noah diam-diam memandangi wajah ayahnya yang saat ini nampak tengah sibuk dengan pikirannya sendiri.
"What are you thinking about, Dad?" Tanya anak itu pada akhirnya, dengan wajah penasaran.
Seakan tersadar dengan apa yang tengah ia lakukan, David yang sejenak sempat melupakan keberadaan Noah di dekatnya langsung buru-buru kembali menaruh perhatian penuh kepada anak semata wayangnya itu.
"Tidak ada, dad tidak sedang memikirkan apapun." Jawab David dengan cepat sambil tersenyum.
Noah terdiam sejenak sembari menatap ayahnya itu, dan akhirnya memutuskan untuk menanyakan sesuatu yang sedari tadi membuatnya penasaran.
"Dad, do you like Bella?"
***
*flashback*
Noah perlahan membuka matanya yang terasa berat, akibat sempat tenggelam dan menelan banyak air pantai, hidung dan tenggorokannya terasa sangat perih saat ini.
Rasa kantuk masih menguasai anak itu, matanya perlahan kembali menutup setelah sebelumnya anak itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar rumah sakit yang bercat putih, dan menemukan ayahnya tengah duduk di kursi pengunjung bersama Bella.
Setelah merasa lega bahwa ayahnya dan Bella masih menemaninya dan ia tidak sendirian di kamar, Noah langsung menutup matanya kembali sembari membiarkan rasa kantuk menenggelamkannya lagi ke dunia mimpi, dan samar-samar sebelum tertidur anak itu sempat mendengar sepotong kalimat yang diucapkan oleh ayahnya waktu itu kepada Bella.
"....aku harus bagaimana Bella? sepertinya aku menyukai segalanya tentangmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The XL Girl Named Bella (COMPLETED)
عاطفيةBrakk! Bella sudah tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibunya Kevin, tanpa sadar ia menjatuhkan ponselnya hingga ponsel itu membentur lantai dengan keras. "Kenapa kak?! Ada apa??" Tanya Reno dengan panik kepada kakaknya itu, orang-orang yang se...