Pengakuan

2.1K 231 9
                                    

Bella tersenyum puas sembari menatap pantulan dirinya di cermin yang saat ini tengah memakai kebaya berwarna peach.

"You look perfect, honey." Ucap Yasmin dengan wajah haru saat melihat penampilan anak gadisnya saat itu.

Bella menghampiri Yasmin lalu memeluk ibunya dengan wajah bahagia
"Makasih ma." Ucap Bella dengan tulus.

Tak beberapa lama kemudian Reno membuka pintu kamarnya, senyum jahil yang sering kali ia tujukan kepada Bella berubah menjadi senyuman penuh bangga saat Reno melihat kakak perempuannya yang terlihat begitu cantik hari ini,

"Kak, Kevin udah dateng." Kata Reno kepada Bella.

Bella tersenyum lalu mengangguk.
"Ayo ma, kita samperin Kevin." Ucapnya kepada Yasmin, ia begitu merindukan Kevin saat ini.

Bella berdua dengan Yasmin melangkahkan kaki keluar dari kamar untuk menghampiri Kevin yang saat ini tengah menunggunya, beberapa tamu yang juga sudah datang nampak memuji penampilan Bella yang terlihat memukau.

Dari kejauhan Bella sudah bisa melihat Kevin yang saat itu tengah memunggunginya, pria itu terlihat memakai setelan tuksedo berwarna abu-abu yang terkesan sangat elegan dan maskulin.

Omong-omong tentang Kevin, Bella menyukai semua hal tentang pria itu; rambutnya, pundaknya yang lebar, aroma tubuhnya, dan cara pria itu tersenyum kepadanya tidak pernah gagal membuat dirinya terpesona

Bella melangkahkan kakinya menghampiri pria itu, tiap langkah tak lupa Bella panjatkan syukur, bahwa pria yang ada dihadapannya itu sebentar lagi akan menjadi suaminya, dan menjadi teman hidup selamanya.

Kini Bella sudah berada tepat berada dibelakang Kevin sembari menahan senyum, ternyata pria itu masih belum menyadari keberadaannya, Bella memutuskan memanggil nama Kevin  sembari menepuk pundaknya dengan lembut.

"Kevin." Panggil Bella.

Kevin langsung menoleh begitu mendengar suara Bella, ia lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah wanita itu, sepasang matanya yang berwarna biru cerah menatap Bella dengan penuh kasih sayang

"Bella.." panggil pria itu.

Bella lalu terdiam dengan ekspresi kaget, alih-alih Kevin, pria yang kini berada dihadapannya justru adalah David, seorang pria yang diam-diam tapi pasti mulai memasuki pikirannya.

*

Bella terbangun dari mimpinya dengan nafas tersengal-sengal
'Apa arti mimpi barusan?!' Tanya Bella kepada dirinya sendiri.

"Bella, are you okay?"

Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki menyebut namanya, suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya, suara yang terdengar sama dengan suara yang ada di dalam mimpinya barusan.

Bella mendapati David tengah menatapnya dengan tatapan khawatir, pria itu buru-buru datang menghampirinya sembari memberikan segelas air kepadanya.

"Minum dulu Bell." Perintahnya.

Bella menurut, ia langsung menghabiskan air di dalam gelas itu, rasa haus yang menderanya langsung hilang, dan perlahan tubuhnya kembali rileks.

Bella kemudian mengecek jam tangannya dan mendapati waktu sekarang sedang menunjukkan pukul 2 pagi, wanita itu mengarahkan pandangannya ke ranjang tidur rumah sakit yang saat ini tengah ditempati Noah, anak itu terlihat tengah tertidur dengan pulas.

"Bagaimana kondisi Noah?" Tanya Bella dengan suara yang parau.

"Noah baik-baik saja Bell, tidak ada yang perlu di khawatirkan." Jawab David dengan suara pelan

"Syukurlah.." timpal Bella sambil tersenyum lega.

David mengambil posisi duduk disebelah Bella, pria itu kemudian menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Did you have a bad dream?" Tanya pria itu kemudian.

Bella tersenyum pahit mendengar pertanyaan itu, ia kemudian mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya

"Tadi itu bukan sebuah mimpi buruk sebetulnya, melainkan mimpi yang.. aneh." Jawab Bella, ia sedikit bingung mengartikan mimpi yang ia alami barusan.

"Mimpi yang aneh?" Ulang David, wajahnya terlihat penasaran.

"Yup, saya baru saja memimpikan Kevin, mantan tunangan saya." Jawab Bella

'Dan dirimu yang tiba-tiba muncul.' Lanjut Bella dalam hati, ia tidak ingin mengatakan bagian itu kepada David, entah apa yang akan dipikirkan oleh pria itu jika dia tau dirinya juga berada di dalam mimpi itu.

"Ohh.. begitu." Sahut David, sempat terlihat sepintas oleh Bella ekspresi sedih diwajah David, namun pria itu kemudian segera menyembunyikan ekspresi itu dari wajahnya, menyisakan Bella yang kini bertanya-tanya apa maksud dari ekspresi yang disembunyikan oleh David barusan.

"Apakah kamu masih sangat mencintai pria itu?" Tanya David

Bella mengerang mendengar pertanyaan itu, harus ia akui bahwa semua kenangan manis tentang dirinya dan Kevin masih tersimpan dengan rapi di benak dan hatinya, membuatnya mustahil untuk melupakan pria itu, dan kenangan itu membuatnya terus berpikir bahwa ia dan Kevin akan selamanya saling mencintai,

Meskipun kenyataannya tidak begitu.

Nyatanya hanya dirinyalah yang mencintai Kevin, sedangkan Kevin.. nyatanya pria itu tidak mencintainya, pria itu dengan segala tipu dayanya berhasil menghancurkan perasaannya hingga hancur berkeping-keping.

"Saya tidak mau menjawab pertanyaan itu." Kata Bella sembari menggelengkan kepalanya.

Tidak peduli apapun jawabannya, ia dan Kevin tidak akan pernah bisa seperti dulu lagi.

"I'm sorry." Kata David dengan wajah menyesal.

"Tidak apa-apa David, lagipula memang seperti inilah takdir saya, yang mungkin selamanya tidak akan pernah dicintai oleh siapapun, saya tau saya tidak menarik seperti wanita-wanita lain diluar sana, saya gendut, jelek, rambut saya keriting seperti sarang lebah.."

"Cukup Bella!"

Bella tersentak kaget hingga langsung menghentikan ucapannya, sementara di hadapan wanita itu nampak David dengan wajah kecewa memegang pundak Bella dengan kedua tangannya.

"Jangan pernah mengatakan hal itu lagi.." ucap pria itu setengah berbisik sambil menatap wajah Bella lekat-lekat dengan sepasang mata birunya, saat ini wajah mereka begitu dekat, Bella bahkan bisa merasakan hembusan nafas David diwajahnya.

"Kenapa?" Tanya Bella, untuk sesaat ia nampak takut dengan respon David yang begitu tiba-tiba, sikap pria itu terlihat begitu dominan saat ini.

"Karena menurutku kamu begitu menarik." Ucap pria itu langsung, sama sekali tidak ada keraguan saat ia mengatakan hal itu.

"Menarik?" Ulang Bella dengan wajah kaget, sekaligus memastikan atas apa yang baru saja ia dengar barusan.

David mengangguk lalu tersenyum

"Ya, menurutku kamu menarik, sangat menarik.. aku menyukai rambutmu, aku menyukai wajahmu, aku menyukai ukuran tubuhmu, aku menyukai suara tawamu, aku menyukai senyumanmu, sial... aku harus bagaimana Bella? sepertinya aku menyukai segalanya tentangmu." Kata pria itu akhirnya.

***

The XL Girl Named Bella (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang