David Alexander Kurka

1.5K 186 9
                                    

Emily sejak 10 menit terakhir tengah memperhatikan sosok David yang saat ini dengan telaten menyuapkan sesendok demi sesendok menu makan malam kepada Noah yang sedang asik memainkan action figure Spiderman berukuran mini di tangannya.

'Nope, nothing has changed..' Emily membatin sembari tanpa sadar menggelengkan kepalanya.

Yup, meskipun terkadang sifat Kakaknya itu seringkali membuat Emily kesal, namun wanita itu mengakui bahwa dari segi fisik daya tarik yang dimiliki seorang David Alexander Kurka memanglah luar biasa, dan meskipun seiring waktu telah berlalu, daya tarik yang dimilikinya tetap tidak berubah, wajahnya masih sangat tampan, bahkan lebih tampan dari terakhir yang ia lihat beberapa minggu yang lalu, dan...pesona yang dimiliki pria itu masih terpancar dengan sangat kuat, sehingga terkadang keberadaannya bisa saja membuat orang lain menjadi tertekan.

Ada suatu kejadian dimana Emily dengan mata kepalanya sendiri melihat David didatangi oleh seorang wanita bernama Noela, yang ternyata adalaah salah satu orang paling penting dari sebuah majalah fashion bergengsi, Vogue.

David mendapat tawaran untuk tampil dalam majalah Vogue dan mempromosikan setelan trendy keluaran brand Fendi sebanyak 2 halaman penuh, padahal David sama sekali tidak memiliki background di bidang permodelan.

Usut punya usut ternyata Noela pernah melihat David tengah menemani Emily melakukan pemotretan, kebetulan hari itu mobil milik Emily tengah berada di bengkel, dan David berbaik hati mengantar sekaligus menemaninya melakukan pemotretan, siapa yang menyangka berkat kejadian itulah Noela akhirnya menemukan David lalu timbul ketertarikan untuk memasukkan foto David disalah-satu laman Vogue untuk edisi bulan depan.

Bagi seorang model, mendapatkan tawaran untuk tampil di majalah bergengsi seperti Vogue adalah suatu hal yang luar biasa, Emily bahkan belum pernah mendapatkan tawaran seperti itu, padahal ia sudah berkecimpung di dunia permodelan sejak bertahun-tahun yang lalu, dan David dengan seenaknya malah menolak tawaran itu mentah-mentah.

"Are you crazy?! It's Vogue!" Teriak Emily dengan histeris begitu mendengar penolakan dari David

"Memangnya kenapa?" Tanya David dengan wajah heran. Ia tidak mengerti dengan kondisi Emily yang nampak histeris.

"Aku bahkan belum pernah mendapat tawaran untuk muncul di majalah itu." Jawab Emily dengan wajah iri.

"Kamu.. belum pernah ditawari masuk majalah dengan nama yang aneh itu?" Ulang David dengan wajah penasaran

Emily mengangguk kecil, entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak, dan benar saja.. Emily dengan jelas melihat David tengah tersenyum jahil sembari menghubungi kembali Noela, sepertinya sebelum orang itu pulang, ia sempat memberikan kartu namanya kepada David.

"Hi Noela, I'm David. Setelah dipikir-pikir spertinya aku berubah pikiran, kapan pemotretannya dilakukan?" Ucap David tepat dihadapan Emily yang hanya bisa melongo. Yup, David menerima tawaran itu semata-mata hanya untuk menggoda Emily.

Begitu majalah Vogue edisi bulan oktober dirilis, orang-orang dari kalangan fashion banyak yang langsung tertarik dengan sosok David, foto-foto David pun banyak beredar dan menjadi buah bibir di berbagai industri model.

"Memangnya sebagus apa sih?" Ucap Emily dengan skeptis sembari membolak-balikkan tiap lembar majalah Vogue ditangannya hanya untuk menemukan foto David.

"Entahlah, menurutku biasa saja." Ucap David sembari mengangkat bahunya.

Emily kemudian berhasil menemukan foto David, lengkap dengan profilnya dan ulasan singkat berjudul "Powerful and Charismatic" yang intinya menceritakan tentang sosok David selaku CEO di perusahaan besar Rentokiel yang mengaku sangat menghargai dunia fashion dan berusaha memberikan penampilan  terbaik disetiap hari kerjanya.

"Biasa saja?" Emily mengulangi ucapan David sembari menaikkan sebelah alisnya, sementara kedua matanya menatap takjub foto hitam putih David yang saat ini terpampang nyata dihadapannya dan tengah menjadi bahan perbincangan para model profesional.

"Biasa saja?" Emily mengulangi ucapan David sembari menaikkan sebelah alisnya, sementara kedua matanya menatap takjub foto hitam putih David yang saat ini terpampang nyata dihadapannya dan tengah menjadi bahan perbincangan para model profesional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fu*k you, Dave

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fu*k you, Dave." Ucap Emily singkat sembari melemparkan majalah itu kearah David yang kini tertawa puas karena berhasil membuat kesal adiknya.

*

Setelah kemunculan David di majalah Vogue, berbagai tawaran pemotretan terus menerus berdatangan kepada David, namun pria itu dengan tegas menolak semua tawaran itu dengan alasan ia tidak berminat untuk menjadi seorang model, ia sudah nyaman dengan pekerjaannya sebagai CEO dengan segala pemikirannya yang dipenuhi dengan strategi bisnis dan profit.

Selain tawaran pemotretan, sosok David juga sukses mendapatkan perhatian kaum wanita yang terpana akan penampilannya, salah satunya adalah Rebecca yang tak lain adalah teman Emily sendiri dan juga berprofesi sebagai model.

Emily teringat akan kejadian beberapa bulan yang lalu,  saat-saat dimana ia berupaya menjadi mak comblang demi membantu Rebecca. Temannya itu dengan sekonyong-konyong datang meminta bantuan kepada dirinya agar dikenalkan kepada David.

"Em, you need to help me! I'm in love with your brother.." ratap Rebecca kepada Emily suatu hari.

"But he has kid." Balas Emily dengan wajah ragu.

" I don't care Em, I want him." Sahut Rebecca dengan tegas.

Namun Dewi Fortuna tidaklah memihak Rebecca saat itu, meskipun ia sangatlah cantik dan menjadi salah satu model dengan bayaran paling mahal, tapi David dengan penuh keyakinan mengatakan kepada Rebecca langsung bahwa ia tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengannya, dan hal itu ia katakan tepat di hari pertama mereka bertemu.

*

Emily terkekeh mengingat kejadian demi kejadian yang berkaitan dengan kakaknya itu, setelah segala kelebihan yang dimiliki oleh seorang David, mengetahui bahwa ada seorang wanita yang menolak cinta kakaknya itu cukup membuat Emily tercengang.

Emily menolehkan wajahnya kearah Bella yang saat itu tengah membereskan kotak pizza yang isinya sudah ludes karena dilahap oleh mereka bertiga (Noah ternyata dilarang dokter untuk makan pizza), secara seksama Emily memperhatikan penampilan Bella dari ujung kepala sampai ujung kaki. Wanita itu dengan mudah menemukan strechmarks di lipatan-lipatan betis Bella, gumpalan lemak di kaki, lengan dan perutnya, hingga selulit di hampir sekujur tubuh.

Rebecca sudah pasti 1000 kali lebih cantik dari Bella, tapi Emily meyakini kakaknya pasti memiliki alasan yang tepat sehingga bisa jatuh hati kepada Bella, alih-alih Rebecca.

Dan kini ia penasaran setengah mati dengan sosok wanita yang saat ini tengah ia pandangi itu.

'Who are you Bella? And what have you done?' Batin Emily.

***

The XL Girl Named Bella (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang