Her name is Bella

2K 213 6
                                    

Bella tau bahwa dia harus segera mengatakan sesuatu atas ucapan David kepadanya barusan, sesuatu yang pantas diucapkan oleh seorang wanita setelah mendengar pengakuan isi hati dari seorang pria.

Sungguh, Bella tau benar hal itu.

Tapi entah kenapa otaknya terasa membeku saat ini, sementara jantungnya berdetak sangat cepat, shock kah? Entahlah, mungkin itu yang dirasakan Bella saat ini, tanpa sadar wanita itu membuka-tutup mulutnya beberapa kali seolah ingin mengatakan sesuatu, meskipun begitu tidak ada satu katapun yang berhasil ia ucapkan, alhasil Bella saat ini persis terlihat seperti ikan yang sedang megap-megap karena kekurangan air.

Dan David kemudian tertawa.

"You don't have to say anything Bell, saya cuma ingin kamu tau itu." Kata David sambil tersenyum,

Pria itu lalu bangkit dari kursinya lalu berjalan ke arah pintu keluar.

"Ka-kamu mau kemana?" Tanya Bella dengan terbata-bata

Butuh beberapa saat bagi David untuk menjawab pertanyaan itu, ia nampaknya tengah mencari-cari alasan agar dapat menjawab pertanyaan dari Bella

"Mau ambil selimut tambahan." Ucap David kemudian, ia tersenyum lalu melanjutkan ucapannya kembali
"Tidurlah Bell, aku akan segera kembali."

Pria itu membuka pintu lalu pergi keluar, memberikan kesempatan kepada Bella, sekaligus dirinya sendiri untuk menenangkan diri.

"This is insane.." ucap David dengan suara pelan sembari menyandarkan tubuhnya di dinding,  mendengarkan detak jantungnya yang berdebar kencang hingga terasa sesak.

David tiba-tiba teringat akan sebuah pesan yang diucapkan ayahnya kepada dirinya dua tahun yang lalu, saat dimana ia merasakan bahwa semesta begitu membencinya sehingga ia harus kehilangan Shierra untuk selama-lamanya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

David tiba-tiba teringat akan sebuah pesan yang diucapkan ayahnya kepada dirinya dua tahun yang lalu, saat dimana ia merasakan bahwa semesta begitu membencinya sehingga ia harus kehilangan Shierra untuk selama-lamanya,

Dan saat dimana ia yakin ia tidak akan pernah merasakan jatuh cinta lagi.

flashback*

"Ohh Noah..my little pumpkin grandson, kakek dan nenek sangat kangen sekali." Sepasang pria dan wanita paruh baya datang menghampiri Noah lalu mengendong anak berumur dua tahun itu dengan gemas.

Mr. Marshall Kurka dan Mrs. Elizabeth Joanne Kurka, orangtua dari David datang jauh-jauh dari Kanada ke Bali untuk menemui cucu kesayangan mereka, Noah, yang hari ini genap berusia dua tahun, kedatangan kedua orang itu diikuti oleh sebuah mini truk yang mengangkut beberapa puluh kotak kado yang telah dihiasi dengan berbagai macam pernak-pernik

"Mom, dad..kalian tidak perlu membawa kado sebanyak itu." Keluh David sambil geleng-geleng kepala atas tingkah kedua orangtuanya itu.

"No no no... it's okay, kami melakukan hal itu karena kami sangat menyayangi Noah." Kata Elizabeth sambil mengecup pipi cucu laki-lakinya itu dengan lembut.

David tersenyum melihat pemandangan itu, ia sangat bersyukur bahwa Noah dilimpahi oleh banyak cinta dari kakek dan neneknya.

Marshall mendekati David lalu menepuk pelan pundak anaknya itu
"Mau sampai kapan kamu tinggal disini Dave? Dad tau pilihan kamu untuk menetap di Bali atas keinginan Shierra, tapi.. dia sudah tidak ada Dave, Shierra sudah meninggal satu tahun yang lalu, sudah saatnya kamu meninggalkan Bali dan kembali ke Kanada." Pinta Marshall kepada anak laki-lakinya itu.

David tersenyum pahit, pria itu kemudian menatap anaknya yang saat ini tengah digendong oleh neneknya.

"Tidak, aku tidak mau meninggalkan kota ini, lagi pula terlalu banyak kenangan yang aku alami bersama Shierra di rumah ini." Ucap David singkat, ia menghentikan ucapannya sejenak sembari mengalihkan pandangannya ke sekeliling rumahnya, kemudian ia kembali menatap Marshall

"Kamu tidak perlu khawatir dad, aku masih bisa merawat Noah seorang diri." Lanjutnya lagi.

Marshall yang mendengar itu hanya bisa tersenyum sedih
"Meskipun kamu bisa mengurusnya sendiri, tapi anak itu tetap membutuhkan kasih sayang penuh dari seorang ibu, tidak dapatkah kamu mengerti hal itu, Dave? pulanglah ke Kanada dan aku akan segera mencarikanmu wanita bermartabat yang cocok untuk menjadi istrimu sekaligus ibu dari Noah."

David terdiam sejenak setelah mendengar ucapan itu, ia lalu mengarahkan pandangannya ke arah Noah yang saat ini tengah tertawa sembari wajah mungilnya dihujani ciuman penuh cinta oleh neneknya.

"Noah akan mendapatkan cukup cinta dariku dad, ia tidak perlu sosok wanita lain sebagai pengganti ibunya." Ucapnya dengan suara pelan.

Marshall tanpa sadar menggelengkan kepalanya, ia tau tidak akan ada yang bisa mengubah pemikiran David kecuali diri pria itu sendiri.

"Baiklah jika itu keputusanmu Dave, aku tidak akan memaksa lagi." Ucap Marshall sembari menepuk pundak David lagi, ia menatap David dari sudut matanya sejenak,  kemudian menambahkan ucapannya kembali,

"Meskipun begitu, kadang kala perasaan cinta akan datang disaat yang tidak terduga Dave, dan saat itu terjadi, kamu akan tersadar bahwa ada seorang wanita yang bersedia memberikan cintanya kepada Noah sama besar dengan rasa cinta yang diberikan oleh Shierra."

*flashback ended*

David tersenyum ketika mengingat ucapan dari ayahnya itu, saat itu dia hanya berpikir Marshall hanya sekedar membual untuk memghiburnya, namun kini pria itu yakin bahwa apa yang dikatakan sang ayah 2 tahun lalu adalah suatu kebenaran,

Bahwa ada seorang wanita yang saat ini berhasil mencuri hatinya dengan segala ketulusan dan kasih sayang tanpa henti yang ia berikan untuk Noah,

Dan wanita itu bernama Bella.

"Dad, I think I've just found her..."

***

The XL Girl Named Bella (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang